Pemerintah Optimal Cegah Kenaikan Harga Pangan Jelang Nataru
*Jakarta* – Pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga pangan menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, dengan menerapkan serangkaian kebijakan dan langkah antisipasi guna mencegah lonjakan harga yang dapat membebani masyarakat. Pemerintah melalui sejumlah instansi terkait telah menyusun rencana yang terstruktur untuk memastikan pasokan pangan tetap tersedia dan harga tetap terjangkau selama periode liburan yang sering kali diiringi dengan peningkatan konsumsi masyarakat.
Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengatakan pemerintah terus memantau secara intensif pergerakan harga kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, daging, ayam, telur, serta sayur-sayuran dan buah-buahan. Stabilitas harga pangan merupakan prioritas utama untuk memastikan masyarakat dapat merayakan liburan tanpa harus khawatir dengan lonjakan harga yang tidak terkendali.
“Untuk menjaga kestabilan harga, kami melakukan pemantauan harga secara berkala di seluruh pasar tradisional dan modern, serta memperkuat pengawasan distribusi barang. Kami juga akan memperluas program operasi pasar dan distribusi pangan melalui Badan Urusan Logistik (Bulog),” ujar Budi.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan selalu memastikan ketersediaan pangan pokok strategis menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 bagi masyarakat, serta menjaga harga pangan tetap dari lonjakan.
“Jelang Natal dan Tahun Baru nanti, stok pangan pokok strategis kita pastikan mencukupi. Terkait harga, Pemerintah tentunya selalu menjaga tingkat harga agar tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi,” kata Arief.
Arif juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus menjaga kestabilan agar kalangan petani tidak mengalami keterpurukan.
“Keseimbangan harga bagi produsen dan konsumen ini yang menjadi fokus Badan Pangan Nasional,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi Indonesia berbeda dengan negara lain yang tidak memiliki petani dan peternak, sehingga kewajaran harga harus senantiasa diwujudkan. Untuk itu perlu ada keseimbangan harga antar lini.
“Jadi stok tidak perlu dikhawatirkan. Justru malah kita harus jaga beberapa komoditas supaya harganya tidak jatuh di tingkat petani. Itu challenge kita di Indonesia yang berbeda dengan negara lain yang tidak memiliki petani dan peternak,” bebernya.
Arief juga menyatakan bahwa kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bahwa petani, peternak hingga nelayan tidak boleh menderita, akibat produknya tidak terserap.
“Kemudian harga di tingkat konsumen juga harus dijaga. Semua harus di tahapan wajar, sehingga ada keseimbangan antara harga di tingkat petani sampai ke masyarakat,” jelasnya.
Di lain tempat, Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyiapkan berbagai langkah untuk menjaga harga dan inflasi tetap stabil jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Hal ini akan menjadi perhatian khusus TPID Denpasar yang akan mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi. Untuk itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Denpasar terus menggencarkan monitoring harga bahan pokok.
Staf Ahli Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Denpasar, I Nyoman Artayasa mengatakan bahwa strategi yang dilakukan adalah mengoptimalkan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
“Berbagai strategi pemulihan perekonomian sudah dilaksanakan dalam upaya mendorong perekonomian Kota Denpasar agar terus tumbuh positif, terlebih di akhir tahun dan hari besar Natal dan tahun baru 2025,” ucap Artayasa.
Untuk diketahui, stok gula konsumsi di akhir 2024 dihitung masih ada di angka 1,478 juta ton. Untuk daging ayam ras sampai akhir 2024 diestimasi masih ada hingga 283 ribu ton. Lalu telur ayam ras stok akhir 2024 masih ada 177 ribu ton. Daging sapi dan kerbau hingga akhir tahun ini diperkirakan masih terdapat 68 ribu ton.
Estimasi stok hingga akhir 2024 untuk cabai besar dan cabai rawit masing-masing masih terdapat stok 53 ribu ton dan 26 ribu ton. Untuk bawang merah 22,9 ribu ton dan bawang putih 22,4 ribu ton. Sementara minyak goreng di 336 ribu liter dan kedelai 372 ribu ton.
Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berupaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi masyarakat untuk merayakan Natal dan Tahun Baru dengan penuh kebahagiaan tanpa adanya beban harga pangan yang memberatkan.