Program MBG Tingkatkan Kualitas SDM dan Cegah Stunting
Jakarta – Pemerintah terus mengakselerasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan menurunkan angka stunting di Indonesia. Program ini menyasar lebih dari 82 juta penerima manfaat, termasuk peserta didik dari jenjang PAUD hingga SMA, santri, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menekankan bahwa sekitar 60% anak-anak dari keluarga miskin dan rentan belum memiliki akses terhadap makanan bergizi seimbang.
“Mereka yang saat ini berada dalam kandungan, TK, SD, hingga SMA akan menjadi tenaga kerja produktif pada 2045. Jika tidak diintervensi sejak dini, mereka berisiko tumbuh dengan kualitas rendah akibat pertumbuhan otak dan fisik yang tidak optimal,” ujarnya.
Ditambahkannya, MBG ditujukan untuk memberikan akses makanan bergizi kepada pelajar, ibu hamil, balita, serta kelompok masyarakat rentan yang selama ini menghadapi kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan gizi harian.
“Inisiatif ini selaras dengan agenda besar menuju Indonesia Emas 2045, di mana generasi produktif yang sehat dan cerdas menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional,” imbuhnya.
Anggota Komisi IX DPR RI, Heru Tjahjono, menambahkan bahwa manfaat MBG dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas SDM. Pemberian asupan bergizi rutin pada anak usia dini menjadi solusi untuk menurunkan kasus kekurangan gizi di Jawa Timur.
“Program ini juga mendorong pemanfaatan pangan lokal dan melibatkan UMKM serta koperasi sebagai penyedia bahan makanan, sehingga memberikan dampak ekonomi positif di tingkat daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Pemantauan dan Pengawasan Badan Gizi Nasional (BGN), Meida Octarina, menjelaskan bahwa Program MBG juga dirancang untuk memberikan efek jangka panjang terhadap peningkatan daya saing bangsa. Dengan gizi yang cukup, pelajar akan lebih siap secara fisik dan mental dalam menerima pelajaran dan membentuk karakter yang tangguh.
“Gizi yang cukup juga berkorelasi dengan peningkatan konsentrasi belajar, daya tahan tubuh, dan penurunan angka penyakit pada usia sekolah,” ungkap Meida.
Diketahui, Kualitas SDM sangat ditentukan sejak usia dini, terutama pada masa 1.000 hari pertama kehidupan yang dianggap krusial dalam menentukan tumbuh kembang anak. Rendahnya asupan gizi pada periode ini berkontribusi signifikan terhadap terjadinya stunting suatu kondisi gagal tumbuh pada anak yang menghambat perkembangan fisik dan intelektual mereka. Melalui Program MBG, pemerintah menargetkan penurunan angka stunting secara signifikan sekaligus memastikan setiap anak mendapatkan makanan yang cukup, bergizi, dan aman untuk dikonsumsi setiap harinya.
Ke depan, tantangan yang perlu diantisipasi adalah konsistensi pelaksanaan, pengawasan mutu makanan, serta edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya gizi. Namun dengan komitmen kuat dari semua pihak, Program MBG diharapkan menjadi investasi jangka panjang untuk pembangunan manusia Indonesia yang unggul, sehat, dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang.