Cek Kesehatan Gratis Papua Sebagai Pilar Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Oleh : Loa Murib
Papua- Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Papua menjadi salah satu wujud nyata perhatian pemerintah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat. Melalui pelaksanaan yang menjangkau berbagai lapisan, mulai dari Aparatur Sipil Negara (ASN), anak sekolah, hingga masyarakat umum, program ini bukan sekadar layanan medis, melainkan sebuah langkah strategis membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan sebagai fondasi kesejahteraan.
Di Papua Barat Daya, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana mengawali kegiatan CKG bagi ratusan ASN di lingkup Pemerintah Provinsi. Kegiatan ini dikemas dengan pendekatan yang menyenangkan melalui senam bersama, sarapan sehat, dan pemeriksaan kesehatan gratis yang meliputi pengecekan tekanan darah, gula darah, kolesterol, berat badan, hingga konsultasi medis. Penjabat Sekretaris Daerah Papua Barat Daya, Yakob Kareth, menegaskan bahwa ASN adalah motor penggerak birokrasi dan harus menjadi teladan dalam menerapkan pola hidup sehat. Baginya, menjaga kesehatan adalah investasi jangka panjang yang mendukung kinerja dan pelayanan publik yang optimal.
Kepala Dinkes PPKB Papua Barat Daya, Naomi Netty Howay, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas nasional yang bertujuan mendeteksi dini penyakit sebelum berkembang menjadi kondisi kronis. Pemeriksaan rutin menjadi penting karena banyak penyakit seperti hipertensi dan diabetes tidak menampakkan gejala pada tahap awal. Dengan deteksi sejak dini, potensi beban biaya pengobatan dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat tetap terjaga.
Tidak hanya menyasar ASN, program ini juga diperluas ke masyarakat umum di berbagai daerah Papua. Di Kabupaten Biak Numfor, CKG difokuskan pada generasi muda melalui pemeriksaan kesehatan bagi siswa di semua satuan pendidikan. Plt Kepala Dinas Kesehatan Biak Numfor, Jubelina Marandof, menjelaskan bahwa layanan diberikan melalui 21 puskesmas di 19 distrik dengan target 46 ribu siswa. Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan jenjang pendidikan, mulai dari status gizi, kesehatan mata, gigi, telinga, hingga pemeriksaan kesehatan reproduksi dan imunisasi HPV bagi siswa putri kelas 9 SMP.
Pendekatan ini memperlihatkan komitmen pemerintah menanamkan perilaku hidup sehat sejak usia dini. Dengan memeriksa dan mengedukasi siswa, kebiasaan baik diharapkan terbentuk dan menjadi bekal penting dalam mencegah penyakit di kemudian hari. Generasi muda yang sehat tidak hanya menjadi aset keluarga, tetapi juga penopang pembangunan daerah.
Di Kabupaten Merauke, Kepala Dinas Kesehatan dr. Nevile Muskita menyampaikan bahwa program CKG yang dimulai pada Agustus ini menargetkan lebih dari 50 ribu anak sekolah, mencakup SD, SMP, dan SMA. Tahun pertama pelaksanaan diarahkan untuk menjangkau 30–40 persen dari total sasaran 180 ribu penduduk. Meskipun target belum sepenuhnya tercapai, capaian sementara yang sudah memeriksa lebih dari 34 ribu orang menjadi awal yang positif. Nevile optimistis bahwa cakupan program akan meningkat di tahun-tahun berikutnya seiring meningkatnya kesadaran masyarakat.
Pelaksanaan CKG di berbagai kabupaten di Papua menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan skema yang terencana, masyarakat di wilayah terpencil tetap mendapatkan akses yang sama terhadap layanan kesehatan berkualitas. Ini sejalan dengan amanat pembangunan nasional yang menempatkan kesehatan sebagai salah satu prioritas utama.
Program ini juga memiliki dimensi strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Kesehatan yang terjaga mempengaruhi produktivitas kerja, prestasi belajar, dan kemampuan berkontribusi dalam kehidupan sosial. Di daerah seperti Papua, yang memiliki tantangan geografis dan aksesibilitas, pemeriksaan kesehatan gratis menjadi jembatan untuk mengurangi ketimpangan layanan medis.
Selain itu, deteksi dini yang menjadi fokus CKG memberikan keuntungan jangka panjang. Penyakit yang ditemukan lebih awal dapat ditangani dengan biaya dan risiko yang lebih rendah dibanding jika sudah memasuki tahap kronis. Dengan demikian, program ini berkontribusi pada penghematan anggaran kesehatan daerah dan nasional.
Lebih jauh, CKG di Papua membawa pesan penting bahwa kesejahteraan masyarakat tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari kualitas hidup yang ditopang oleh kesehatan yang baik. Program ini mengintegrasikan aspek preventif dan promotif dalam pelayanan kesehatan, yang selama ini sering terabaikan.
Keberhasilan CKG bukan hanya terlihat dari jumlah peserta yang mengikuti pemeriksaan, tetapi juga dari perubahan perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan. Edukasi yang diberikan dalam setiap pemeriksaan harus mampu membentuk pola pikir bahwa menjaga kesehatan adalah tanggung jawab pribadi yang memberi manfaat bagi keluarga dan komunitas.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat melalui kebijakan strategis Presiden Prabowo Subianto, program ini memiliki potensi menjadi salah satu pilar peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua. Infrastruktur kesehatan yang semakin baik, tenaga medis yang kompeten, dan fasilitas pemeriksaan yang memadai menjadi fondasi untuk menjadikan Papua sebagai daerah yang sehat, produktif, dan berdaya saing.
Pada akhirnya, Cek Kesehatan Gratis di Papua bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan investasi besar bagi masa depan. Melalui kesehatan yang terjaga, masyarakat dapat beraktivitas dengan optimal, anak-anak dapat belajar dengan baik, dan generasi mendatang dapat tumbuh menjadi SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Inilah pondasi yang akan menggerakkan Papua menuju kesejahteraan yang lebih merata dan berkelanjutan.
*Penulis adalah Mahasiswa Papua di Surabaya