Bangun Ekonomi Rakyat hingga Buka Akses Pangan Murah, Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Angkat Manfaat Koperasi Merah Putih

-

Bangun Ekonomi Rakyat hingga Buka Akses Pangan Murah, Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Angkat Manfaat Koperasi Merah Putih

 

 

 

 

Oleh : Fahmi Purba S.

 

 

 

 

Pidato Kenegaraan Presiden Prabowo Subianto pada momentum bersejarah ini menjadi penegasan nyata komitmen pemerintah dalam membangun kekuatan ekonomi rakyat dari akar rumput. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah pendirian 80 ribu Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih yang tersebar di seluruh Indonesia. Program ini dirancang bukan sekadar sebagai wadah usaha, tetapi sebagai instrumen pemerataan ekonomi dan penguatan kemandirian masyarakat. Dengan memanfaatkan potensi lokal, koperasi ini diharapkan mampu mendorong distribusi barang dan jasa yang lebih merata, termasuk menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau. Langkah ini mencerminkan visi ekonomi yang inklusif, berkeadilan, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Presiden Prabowo menegaskan bahwa koperasi-koperasi ini akan menjadi solusi strategis untuk menekan biaya hidup masyarakat. Lini usaha yang dikembangkan mencakup penyediaan sembako seperti beras dan minyak goreng murah, distribusi LPG 3 kg, hingga pupuk bersubsidi untuk petani. Selain itu, koperasi juga akan memiliki unit usaha simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek desa, hingga sistem pergudangan dan logistik yang mampu memotong rantai distribusi panjang yang selama ini membuat harga barang melonjak. Tidak berhenti di situ, koperasi ini juga akan membuka akses protein murah seperti ikan dan daging, sehingga gizi masyarakat terjamin dengan harga yang lebih ramah di kantong. Dengan demikian, koperasi Merah Putih akan berperan sebagai penyeimbang pasar sekaligus penggerak ekonomi rakyat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Langkah ini juga diharapkan mampu memutus ketergantungan masyarakat pada tengkulak yang seringkali menentukan harga secara sepihak. Anggota Komisi IV DPR RI, Ajbar Abdul Kadir, menyampaikan bahwa Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) adalah motor penggerak pembangunan ekonomi berbasis komunitas. Dengan memanfaatkan potensi desa, koperasi ini akan menciptakan lapangan kerja baru, memberdayakan sumber daya lokal, dan menggerakkan roda perekonomian dari bawah. Ajbar menekankan, sebagaimana komitmen Presiden Prabowo, koperasi ini adalah momentum lahirnya peradaban baru ekonomi Indonesia yang mengedepankan gotong royong, rasa memiliki, dan kemandirian. Keberadaannya diharapkan membuat masyarakat aktif terlibat, sehingga pembangunan desa tidak lagi bergantung pada bantuan eksternal semata.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah memahami bahwa pembangunan ekonomi tidak bisa bersifat parsial. Karena itu, koperasi Merah Putih hadir dengan konsep ekonomi holistik yang menghubungkan potensi hulu hingga hilir. Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Bidang Ekonomi, Fithra Faisal, menjelaskan bahwa koperasi ini tidak hanya berfokus pada satu sektor atau satu wilayah, tetapi menghubungkan desa ke kota, dari daerah terpencil hingga pusat pertumbuhan ekonomi. Artinya, pemerataan pembangunan menjadi nyata, karena semua pihak dapat terlibat dan merasakan manfaatnya. Pendekatan ini sekaligus menjawab tantangan disparitas ekonomi yang selama ini menjadi hambatan kemajuan Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari perspektif makroekonomi, keberadaan koperasi Merah Putih akan memperkuat daya beli masyarakat sekaligus memperluas basis produksi nasional. Distribusi kebutuhan pokok yang lebih murah akan menurunkan tekanan inflasi, khususnya di sektor pangan. Pada saat yang sama, unit usaha simpan pinjam akan memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha kecil di pedesaan. Hal ini menciptakan efek ganda: mendorong produktivitas dan menumbuhkan pasar internal yang lebih kuat. Dengan keterlibatan masyarakat sebagai pemilik sekaligus pengelola, koperasi ini akan menjaga sirkulasi modal di tingkat lokal, sehingga keuntungan tidak keluar dari desa, tetapi kembali menghidupi komunitasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Secara sosial, koperasi Merah Putih akan menjadi ruang kolaborasi antarwarga, memulihkan semangat gotong royong yang menjadi jati diri bangsa. Di tengah tantangan global, kemandirian ekonomi berbasis komunitas adalah benteng terbaik untuk menjaga ketahanan sosial. Ketika harga pangan dunia melonjak atau rantai pasok global terganggu, koperasi desa dapat menjadi penyangga dengan stok dan distribusi lokal yang lebih terjamin. Dengan begitu, masyarakat tidak mudah terjebak dalam spekulasi harga yang merugikan. Peran ini sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi antarwilayah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pembangunan koperasi ini juga akan membawa dampak positif pada ketahanan pangan nasional. Dengan terhubungnya petani, nelayan, dan peternak melalui jalur distribusi yang dikelola koperasi, biaya transportasi dan logistik dapat ditekan. Akibatnya, harga produk segar seperti sayur, buah, ikan, dan daging bisa lebih kompetitif, bahkan di daerah yang selama ini sulit dijangkau. Pendekatan ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk memastikan setiap keluarga di Indonesia memiliki akses pada makanan bergizi dengan harga terjangkau. Dalam jangka panjang, kualitas kesehatan masyarakat akan meningkat, dan beban biaya kesehatan dapat ditekan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keberhasilan koperasi Merah Putih akan sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat. Pemerintah telah menyiapkan skema pelatihan dan pendampingan untuk memastikan pengelolaan koperasi berjalan profesional. Transparansi, akuntabilitas, dan manajemen yang baik akan menjadi kunci agar koperasi tidak hanya bertahan, tetapi berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam hal ini, sinergi antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat menjadi faktor penentu. Jika semua pihak bersatu, maka cita-cita membangun kemandirian ekonomi dari desa akan menjadi kenyataan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pada akhirnya, Koperasi Merah Putih bukan hanya simbol komitmen pemerataan ekonomi, tetapi juga instrumen nyata yang akan mengubah wajah perekonomian Indonesia dari pinggiran ke pusat. Dengan konsep ekonomi inklusif dan gotong royong, program ini akan membuka jalan bagi lahirnya generasi baru pelaku ekonomi yang mandiri, kreatif, dan berdaya saing tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

*) Penulis merupakan Pengamat Kebijakan Publik.

Related Stories