Digitalisasi Koperasi Desa Merah Putih, Pemerintah Libatkan BUMN
Jakarta – Melanjutkan komitmennya sebagai mitra strategis pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi desa, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kembali mengambil langkah nyata dalam mendukung keberlanjutan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP).
Pada fase lanjutan ini, BRI memperkuat pendekatan digital dan inklusif melalui perluasan layanan keuangan berbasis AgenBRILink, serta penguatan literasi dan kapabilitas keuangan bagi para pengurus koperasi.
Sebagai tindak lanjut dari sosialisasi di Sidoarjo, BRI meluncurkan Program Pendampingan Intensif KDKMP yang akan digelar serentak di lima provinsi prioritas—Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat—mulai pertengahan September hingga akhir Oktober 2025.
Program ini mencakup pelatihan lanjutan penyusunan proposal bisnis, simulasi pengajuan ke bank Himbara, serta strategi operasional koperasi berbasis digital. BRI juga mendorong pemanfaatan aplikasi BRISPOT untuk memantau pengajuan pembiayaan secara real-time dan transparan.
“Kami ingin memastikan koperasi desa tidak hanya mampu membuat proposal bisnis yang baik, tetapi juga siap secara manajerial dan operasional dalam mengelola pembiayaan secara sehat dan berkelanjutan,” ungkap Alexander Dippo Paris, Direktur Commercial Banking BRI.
Dalam kolaborasinya bersama Kementerian BUMN, Satgas KDKMP, serta pemerintah daerah, BRI juga akan memperluas integrasi sistem koperasi dengan layanan perbankan digital. Salah satu inisiatif strategis adalah pengembangan Dashboard Monitoring KDKMP, yang memungkinkan pemantauan kinerja koperasi secara nasional oleh para pemangku kepentingan.
Inisiatif ini sejalan dengan arahan Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo, yang menekankan pentingnya digitalisasi sebagai kunci utama transparansi, akuntabilitas, dan daya saing koperasi di era modern.
“Kita ingin koperasi menjadi entitas profesional yang mampu tumbuh secara sehat dan berdaya saing. Pencatatan digital akan membuka jalan bagi koperasi untuk dipercaya oleh lembaga keuangan dan mitra usaha,” ujar Kartiko.
Keberadaan 1,2 juta AgenBRILink yang tersebar di lebih dari 67.000 desa terus menjadi tulang punggung inklusi keuangan BRI di wilayah perdesaan. Dalam konteks KDKMP, AgenBRILink bukan hanya berfungsi sebagai perpanjangan tangan bank, tetapi juga menjadi mitra koperasi dalam menghadirkan layanan keuangan yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
BRI mencatat peningkatan signifikan dalam aktivitas transaksi koperasi yang memanfaatkan AgenBRILink, mulai dari pembayaran, penyaluran pinjaman mikro, hingga distribusi produk UMKM lokal.
“AgenBRILink menjadi simpul penting dalam ekosistem koperasi desa. Kami akan terus memperkuat peran mereka melalui pelatihan dan pemanfaatan teknologi agar koperasi semakin terintegrasi dalam sistem ekonomi digital nasional,” jelas Agus Noorsanto, Wakil Direktur Utama BRI.
Hingga saat ini, sebanyak 80.081 KDKMP telah terbentuk dan siap beroperasi di berbagai pelosok tanah air. Dengan dukungan dari BRI dan sinergi BUMN lainnya, koperasi diharapkan mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal yang berbasis potensi daerah serta nilai gotong royong.
“Koperasi bukan sekadar wadah usaha, tetapi juga simbol kemandirian dan kekuatan ekonomi rakyat. Kami optimistis sinergi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat akan melahirkan lompatan besar bagi ekonomi desa,” tutup Agus.
Melalui berbagai inisiatif ini, BRI menegaskan perannya tidak hanya sebagai institusi keuangan, tetapi juga sebagai agen pembangunan nasional yang berkomitmen menggerakkan ekonomi dari akar rumput. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mewujudkan desa yang mandiri, maju, dan sejahtera.