Keputusan Pemerintah Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Tuai Apresiasi Publik

-

Keputusan Pemerintah Beri Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto Tuai Apresiasi Publik

 

 

 

 

Jakarta — Gelombang apresiasi mengalir dari berbagai kalangan atas keputusan pemerintah yang menetapkan Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional. Keputusan yang diumumkan oleh Istana ini dinilai sebagai langkah tepat dalam menghormati jasa besar pemimpin terdahulu yang telah meletakkan fondasi bagi pembangunan bangsa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dukungan dan penghormatan terhadap kebijakan tersebut tidak hanya datang dari pejabat negara, tetapi juga dari tokoh agama dan masyarakat lintas daerah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan pemerintah memberikan penghargaan ini sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusi Soeharto bagi Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada mantan Presiden Soeharto untuk menghormati tokoh pendahulu yang telah mengabdikan hidupnya bagi bangsa dan negara,” kata Prasetyo.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ia menilai, penghargaan ini bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga refleksi atas komitmen pemerintah dalam menjaga kontinuitas penghormatan terhadap pemimpin yang telah berjasa besar bagi negara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Soeharto memiliki peran strategis dalam menata stabilitas nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi selama masa kepemimpinannya,” imbuhnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dukungan juga datang dari kalangan pesantren. Tokoh Muda Nahdliyin Jawa Timur, KH Achmad Syamsul Askandar (Gus Aan), mengapresiasi langkah pemerintah yang dinilainya penuh kebijaksanaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Sebagai manusia biasa tentu beliau dalam memimpin negeri ini tidak akan bisa luput dari salah dan khilaf. Bahkan Presiden Gus Dur pun pernah mengatakan di dalam suatu acara televisi bahwa Presiden Soeharto adalah orang yang memiliki jasa sangat besar bagi bangsa ini, walaupun dosanya juga besar,” ujar Gus Aan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menurutnya, penetapan gelar tersebut menunjukkan kematangan bangsa dalam melihat sejarah secara menyeluruh. Ia menambahkan bahwa pengakuan terhadap jasa Soeharto bukan berarti menafikan kekurangan masa lalu, melainkan upaya untuk menempatkan sejarah pada porsinya dengan adil dan objektif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pandangan senada disampaikan cucu Pahlawan Nasional asal Nusa Tenggara Barat (NTB) sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Wathan (PBNW), Dr. TGKH. Muhammad Zainuddin Atsani.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Soeharto dikenal karena perannya dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, yang sangat penting dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari Belanda,” ungkap Zainuddin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ia menilai, pemberian gelar ini tidak hanya layak, tetapi juga menjadi pengingat bagi generasi muda tentang arti pengorbanan dan pengabdian terhadap bangsa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sementara itu, Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin turut menyampaikan dukungan penuh atas keputusan pemerintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Selama 32 tahun dari kepemimpinan beliau sebagai presiden, saya tahu pasti beliau adalah seorang pemimpin yang mempunyai komitmen untuk membangun bangsa dan negara,” tegas Din.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Din menilai penghargaan ini memperlihatkan sikap kenegarawanan yang kuat dan patut diapresiasi oleh seluruh elemen masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto menjadi simbol penghormatan atas dedikasi, kerja keras, dan pengabdian tanpa pamrih dalam membangun Indonesia,” tuturnya.

Related Stories