Penganugerahan Gelar Pahlawan terhadap Soeharto Banjir Apresiasi dan Dukungan
Jakarta – Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan sepuluh tokoh bangsa yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia tahun 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Salah satu tokoh yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Presiden ke-2 RI, Soeharto.
Dalam acara penganugerahan di Istana Negara, Jakarta Pusat, gelar tersebut diserahkan langsung kepada ahli warisnya, Bambang Trihatmodjo dan Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto).
Berdasarkan pemaparan, Soeharto dikategorikan sebagai pahlawan bidang perjuangan karena kontribusinya yang menonjol sejak masa kemerdekaan dan perannya dalam menjaga stabilitas nasional.
Partai Demokrat menyatakan apresiasi dan dukungan penuh terhadap keputusan pemerintah. Menko Infrastruktur sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyebut langkah tersebut sebagai keputusan penting dalam menyatukan sejarah dan menghormati kontribusi besar para pemimpin bangsa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pendahulunya. Gus Dur dan Pak Harto, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, telah memberikan sumbangsih luar biasa bagi Indonesia semasa hidupnya,” ujar AHY.
Menurut AHY, keputusan pemerintah menjadi momentum untuk mempererat silaturahmi di tengah dinamika politik.
Ia menilai semangat rekonsiliasi dan penghargaan terhadap pemimpin terdahulu dapat memperkokoh kebangsaan dan memperkuat optimisme menuju masa depan yang lebih baik.
“Setiap era memiliki tantangan dan konteksnya sendiri. Tugas kita hari ini adalah melanjutkan perjuangan mereka, memperkuat persatuan, menegakkan keadilan, dan memastikan rakyat hidup sejahtera,” lanjut AHY.
Ia juga mengingatkan bahwa Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pernah melakukan hal serupa pada tahun 2012 dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden pertama RI, Sukarno.
“Tentu ada pro dan kontra, tetapi Bapak SBY ketika itu melihatnya secara komprehensif melalui mekanisme yang berlaku. Sebagai manusia biasa, Bung Karno pasti ada kekurangan juga, tetapi kontribusinya kepada negara tidak mungkin dilupakan,” imbuhnya.
Dukungan serupa disampaikan oleh Wakil Ketua Umum PAN, Saleh Partaonan Daulay. Ia menyebut pemberian gelar kepada Soeharto, BJ Habibie, dan Abdurrahman Wahid merupakan penghargaan tertinggi negara atas jasa dan perjuangan mereka.
“Ada prosedur dan tahapan seleksi. Semua dilakukan secara terbuka. Semua orang boleh memberikan masukan dan pandangan. Pada akhirnya tentu ada ketetapan dan putusan siapa saja yang akan dianugerahi gelar pahlawan,” ungkap Saleh.
Menurutnya, penetapan tersebut tidak perlu diperdebatkan karena seluruh proses telah melalui penilaian obyektif dan terbuka oleh Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).


