Apresiasi Langkah Cepat Penanganan Aksi Teror KST Papua
Oleh : Timotius Gobay
Dalam menangani teror KST yang semakin sering, TNI AD melakukan langkah penanganan cepat. Jumlah prajurit ditambah agar mereka bisa membantu Tim Satgas Damai Cartenz dalam memberantas KST. Langkah TNI dipuji masyarakat Papua karena aparat benar-benar jadi sahabat rakyat dan memikirkan keselamatan warga di Bumi Cendrawasih.
Papua adalah daerah yang cukup bergejolak karena adanya permaslahan KST disana. Kelompok separatis ini ingin memerdekakan diri dari Indonesia dan tidak mengakui pemerintahan pusat di Jakarta.
Berbagai teror dilakukan, mulai dari propaganda, pengancaman, sampai penembakan. KST sangat arogan sampai meremehkan kekuatan dari aparat yang menjaga di Papua.
Pemberantasan KST menjadi fokus dari para prajurit TNI. Penyebabnya karena mereka sudah mengganggu kedaulatan negara. NKRI harga mati, sehingga ketika ada kelompok yang ingin memerdekakan diri dari Indonesia, wajib diberantas hingga ke akarnya.
Apalagi ketika KST pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot serta penumpangnya. Prajurit TNI langsung dikerahkan untuk membantu Tim Satgas Damai Cartenz dalam misi penyelamatan agar korban bisa kembali dalam keadaan selamat. Jumlah prajurit juga ditambah agar Papua makin aman dan KST bisa ditumpas oleh aparat keamanan.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurrahman menyatakan bahwa pihaknya memberangkatkan pasukan ke Papua untuk menangani aksi teror KST melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Beliau langsung datang ke sana untuk memberikan dukungan moril.
Jenderal TNI Dudung Abdurrahman menambahkan, pasukan TNI diberangkatkan untuk menangani KST di Distrik Paro, Kabupaten Nduga (yang menjadi lokasi pembakaran pesawat dan penculikan). Targetnya adalah menemukan KST dan membebaskan para sandera.
Masyarakat mengapresiasi langkah KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman yang sangat perhatian dalam misi pembebasan para sandera yang diculik oleh KST. TNI berkomitmen untuk membebaskan mereka dalam keadaan selamat. Warga Papua yang masih berkerabat dengan para korban tentu harap-harap cemas menanti beritanya, dan mereka optimis korban akan cepat dibebaskan berkat jasa prajurit TNI.
Apalagi di antara korban penculikan ada seorang bayi, dan ia paling dikhawatirkan kondisinya. Diharap dengan datangnya pasukan tambahan dari TNI AD akan memudahkan Tim Satgas Damai Cartenz dalam misi penyelamatan sandera sekaligus pemberantasan KST.
Sementara itu, Deputi V KSP (Kantor Staf Presiden) bidang Hukum, Keamanan, dan HAM Jaleswari Pamodhowardani menjelaskan bahwa KST sangat brutal, oleh karena itu aparat harus bertindak dan melakukan penegakan hukum secara tuntas pada KST.
Jaleswari menambahkan, KST pantas ditangkap karena mereka mengganggu masyarakat sipil. Mereka juga merusak fasilitas umum dan fasilitas kesehatan. Bahkan terakhir, KST tega menyerang para tenaga medis di Kiwirok dan menimbulkan korban jiwa, padahal saat itu sedang bertugas untuk memeriksa kondisi kesehatan rakyat di sana. Oleh karena itu penangkapan KST oleh aparat didukung penuh.
Kehadiran aparat memang selalu siaga di Papua, bukan untuk ‘menyulapnya’ jadi daerah operasi militer, tetapi untuk menjaga keamanan masyarakat di Bumi Cendrawasih. Selain aparat yang biasanya bertugas, mereka sangat terbantu oleh Satgas Damai Cartenz yang memang khusus diterjunkan untuk memburu anggota KST. Para anggota Satgas adalah putra terbaik bangsa yang rela blusukan ke hutan demi membela negaranya.
Satgas Damai Cartenz memang turun langsung untuk mencari markas KST, karena mereka bergerilya sampai tengah hutan belantara dan pegunungan. Kondisi geografis Papua yang masih hijau menguntungkan mereka untuk bersembunyi. Sehingga KST harus sangat teliti untuk menemukan markas KST, apalagi markasnya tidak hanya 1 tetapi banyak dan berpencar-pencar.
Dalam siaran pers Humas Satgas Damai Cartenz disebutkan bahwa tim gabungan TNI dan Polri berhasil memetakan tempat-tempat persembunyian anggota KST. Lokasinya tidak hanya di Intan Jaya, tetapi juga di Distrik Iwika, Mimika, dan daerah-daerah lain. Dengan pemetaan ini maka penangkapan akan lebih terstruktur dan diprediksi akan berhasil.
Aparat gabungan TNI dan Polri memang ditugaskan untuk membantu Satgas Damai Cartenz dalam penangkapan KST. Tujuannya agar keamanan warga benar-benar terjaga. Jangan sampai KST lolos dan menembaki warga sipil dan terjadi tragedi lagi karena banyaknya korban.
Dengan penambahan jumlah prajurit TNI di Kabupaten Nduga maka sangat bagus karena menambah kekuatan Tim Satgas Damai Cartenz. Mereka bisa mengatur strategi untuk mengatur agar KST mudah ditemukan lalu dilakukan tindakan tegas teratur. Dengan banyaknya prajurit yang turun dalam menangani KST, diharap para korban penyanderaan akan segera dibebaskan, karena KST menyerah kalah.
Masyarakat Papua mengapresiasi KASAD Jenderal TNI Dudung Abdurrachman yang dengan sigap mengirim pasukan ke Kabupaten Nduga, dalam misi penyelamatan korban yang disandera oleh KST. Mereka akan membantu Tim Satgas Damai Cartenz dan memberantas KST bersama-sama. Seluruh warga Papua berdoa semoga para korban selamat, dan prajurit TNI menjalankan tugasnya dengan baik.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo