Bank Emas Perkuat Rupiah dan Kurangi Ketergantungan pada Dolar
Oleh: Arifin Julian
Pemerintah terus mengambil langkah strategis dalam memperkuat ekonomi nasional, salah satunya dengan mendirikan Bank Emas. Kehadiran Bank Emas ini diharapkan dapat memperkuat nilai tukar rupiah sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat. Dengan cadangan emas nasional yang besar, Bank Emas menjadi solusi konkret dalam mengoptimalkan sumber daya yang selama ini kurang terkelola secara maksimal. Melalui kebijakan ini, Indonesia berupaya untuk membangun sistem keuangan yang lebih stabil dan mandiri, dengan memanfaatkan kekayaan alamnya secara lebih produktif.
Pengamat perbankan dari Binus University, Doddy Ariefianto, menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam industri emas, mengingat negara ini merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia dengan cadangan mencapai 2.600 ton. Namun, selama ini sebagian besar produksi emas Indonesia diekspor tanpa adanya pengolahan lebih lanjut di dalam negeri. Hal ini menyebabkan Indonesia tidak sepenuhnya mendapatkan manfaat ekonomi dari emas yang dimilikinya.
Dengan hadirnya Bank Emas, pengelolaan emas domestik diharapkan menjadi lebih optimal, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor emas dan meningkatkan cadangan nasional. Pemanfaatan emas yang lebih terarah juga akan membantu dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional dari tekanan eksternal.
Doddy juga menyoroti potensi bisnis lain yang bisa berkembang melalui adanya Bank Emas. Menurutnya, perdagangan emas, simpan-pinjam emas, serta layanan penitipan emas akan membuka peluang besar bagi industri keuangan nasional. Bahkan, berdasarkan perkiraan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai tambah yang dihasilkan dari industri emas ini dapat mencapai Rp30 triliun hingga Rp50 triliun.
Selain sebagai alat investasi, emas juga digunakan dalam berbagai sektor industri seperti elektronik, instrumen kesehatan, dan perhiasan, sehingga pemanfaatan yang lebih luas akan memberikan dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan. Dengan potensi ini, Bank Emas tidak hanya akan menjadi institusi penyimpanan, tetapi juga dapat menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi sektor riil.
Senada dengan pendapat Doddy, Head of Research Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Trioksa Siahaan, menilai bahwa prospek Bank Emas sangat besar di masa depan. Hal ini karena emas telah lama menjadi salah satu alternatif investasi yang diminati masyarakat. Dalam jangka panjang, nilai emas cenderung meningkat, menjadikannya sebagai instrumen keuangan yang lebih stabil dibandingkan mata uang yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi global.
Oleh karena itu, Bank Emas dapat menjadi instrumen penting dalam memperkuat sistem keuangan nasional dan menambah kepercayaan masyarakat dalam menyimpan kekayaannya di dalam negeri. Keberadaan Bank Emas juga diyakini dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam investasi berbasis emas, sehingga memperkuat struktur perekonomian berbasis aset riil.
Trioksa juga menekankan bahwa perbankan atau lembaga keuangan yang ditunjuk sebagai bullion bank harus memperhatikan sistem keamanan dalam penyimpanan emas. Kepercayaan masyarakat terhadap jaminan keaslian emas yang mereka simpan akan menjadi faktor utama dalam kesuksesan Bank Emas. Oleh sebab itu, penguatan regulasi dan pengawasan yang ketat dari pemerintah serta OJK diperlukan untuk memastikan kelangsungan operasional Bank Emas berjalan dengan baik dan aman. l dan memberikan manfaat maksimal bagi perekonomian nasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Keuangan OJK, Agusman, menegaskan bahwa usaha bulion akan memiliki efek berganda bagi perekonomian nasional jika dikelola dengan baik. Salah satu keuntungan utama dari sistem ini adalah pengumpulan emas dalam bentuk dana pihak ketiga, yang kemudian dapat diintermediasikan ke sektor riil sebagai instrumen kredit dengan skema bunga dalam bentuk emas. Dengan demikian, emas tidak hanya menjadi aset pasif, tetapi juga berperan sebagai alat penggerak ekonomi. Sistem ini memungkinkan emas yang tersimpan di bank untuk memberikan manfaat langsung kepada dunia usaha, sekaligus meningkatkan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Selama ini, aktivitas ekonomi di sektor emas lebih banyak berkutat pada gadai, jual beli, dan penitipan emas yang belum memberikan dampak luas terhadap sektor lain. Namun, dengan intermediasi yang dilakukan oleh Bank Emas, emas dapat digunakan sebagai jaminan bagi kredit produktif yang akan mendorong pertumbuhan sektor riil. Efek berganda dari kebijakan ini diperkirakan akan semakin meningkatkan stabilitas ekonomi nasional. Jika dikelola dengan optimal, Bank Emas dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan ekonomi yang selama ini dihadapi, termasuk defisit transaksi berjalan dan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Ke depan, Bank Emas diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi pilar utama dalam memperkuat stabilitas ekonomi Indonesia. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, regulasi yang jelas dari OJK, serta kepercayaan masyarakat, Bank Emas akan membawa dampak positif yang signifikan dalam memperkuat nilai rupiah dan mengurangi ketergantungan terhadap dolar. Langkah ini tidak hanya menjadi pencapaian penting dalam sektor keuangan, tetapi juga sebagai bukti bahwa Indonesia mampu mandiri dalam mengelola kekayaan sumber daya alamnya secara optimal. Dengan strategi yang tepat, Bank Emas dapat menjadi instrumen utama dalam menciptakan sistem keuangan yang lebih stabil, mandiri, dan berdaya saing di tingkat global.
)* Pengamat Ilmu Ekonomi