Distribusi Logistik Diperkuat Jamin Pasokan Pangan Saat Ramadan
Oleh: Dina Maulida
Memasuki Ramadan 2025, pemerintah semakin memperkuat distribusi logistik guna memastikan pasokan pangan tetap terjaga dan harga tetap stabil. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan masyarakat akan bahan pokok selama bulan suci, yang berpotensi menyebabkan lonjakan harga jika tidak diantisipasi dengan baik. Oleh karena itu, berbagai strategi telah disiapkan untuk memastikan kelancaran distribusi dan kestabilan harga di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu langkah utama yang dilakukan pemerintah adalah penyelenggaraan operasi pasar yang berlangsung sejak 24 Februari 2025 hingga 29 Maret 2025. Operasi pasar ini bertujuan untuk menstabilkan harga pangan dengan menyediakan bahan pokok utama dalam jumlah besar di berbagai titik strategis. Pemerintah menegaskan bahwa dalam operasi pasar kali ini, harga bahan pokok tidak boleh melebihi harga eceran tertinggi (HET), sesuai dengan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Dengan adanya regulasi ketat ini, diharapkan lonjakan harga yang berlebihan dapat dicegah sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa keberhasilan operasi pasar sangat bergantung pada kerja sama antara pemerintah, produsen, distributor, dan importir. Oleh karena itu, ia mengimbau semua pihak yang terlibat dalam rantai distribusi pangan untuk memastikan bahwa harga jual bahan pokok tidak melampaui batas yang telah ditetapkan. Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga stabilitas harga tetapi juga untuk mencegah adanya praktik spekulasi yang dapat merugikan masyarakat.
Operasi pasar kali ini dikemas dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM), sebuah program yang telah dirancang untuk menjangkau berbagai daerah, termasuk wilayah yang memiliki keterbatasan akses terhadap bahan pangan murah. Sejak tahap awal pelaksanaannya, GPM telah berhasil menjangkau 325 titik distribusi di berbagai provinsi. Fokus utama pendistribusian berada di Pulau Jawa, mengingat tingginya jumlah penduduk dan permintaan di wilayah ini. Namun, pemerintah juga memastikan bahwa pasokan pangan sampai ke daerah di luar Jawa dengan alokasi yang proporsional.
Mulai 1 Maret 2025, cakupan operasi pasar ini diperluas ke seluruh wilayah Indonesia dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk PT Pos Indonesia, BUMN pangan, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian. Dengan adanya kerja sama ini, distribusi logistik diharapkan dapat berjalan lebih lancar dan merata sehingga tidak ada daerah yang mengalami kelangkaan bahan pokok. Pemerintah juga terus mengoptimalkan jalur distribusi agar bahan pangan sampai ke masyarakat dengan harga yang tetap terjangkau.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menuturkan bahwa beberapa komoditas utama menjadi prioritas dalam distribusi tahun ini. Di antaranya adalah MinyaKita, gula konsumsi, bawang putih, daging kerbau beku, dan beras SPHP, yang merupakan bahan pangan strategis dengan permintaan tinggi selama Ramadan. Untuk memastikan ketersediaan pangan, total 189.000 ton bahan pokok serta 70.000 kiloliter minyak goreng telah dialokasikan dan siap didistribusikan ke berbagai daerah. Dengan langkah ini, pemerintah berharap kelangkaan bahan pokok dapat dihindari, dan masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pangan dengan harga yang stabil.
Selain memastikan distribusi berjalan lancar, pemerintah juga menekankan pentingnya pengawasan harga guna mencegah praktik spekulasi dan penimbunan barang. Untuk itu, koordinasi erat dilakukan dengan Satgas Pangan Polri yang bertugas mengawasi agar harga tetap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa pengawasan ketat akan dilakukan, tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga di daerah, untuk memastikan kebijakan pangan benar-benar berpihak kepada masyarakat.
Di tingkat daerah, berbagai langkah juga telah dilakukan untuk mendukung distribusi pangan yang lebih merata. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, misalnya, telah menggelar Gerakan Pangan Murah yang berlangsung selama Ramadan hingga Idulfitri. Program ini bertujuan untuk menjaga stabilitas pasokan dan memastikan harga tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Plt Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda DKI Jakarta, Suharini Eliawati, menyampaikan bahwa program ini bersifat fleksibel dan terbuka terhadap usulan lokasi tambahan, termasuk dari sektor swasta yang ingin berpartisipasi dalam penyediaan pangan murah bagi masyarakat.
Untuk meningkatkan jangkauan distribusi, Pemprov DKI Jakarta menerapkan sistem distribusi yang lebih dinamis. Food truck digunakan sebagai sarana utama untuk meningkatkan mobilitas dan jangkauan pendistribusian bahan pangan. Jika terdapat lokasi yang sulit dijangkau oleh kendaraan besar, tim dari BUMD Pangan akan menyesuaikan dan mendekati lokasi secara fleksibel. Dengan strategi ini, diharapkan program pangan murah dapat menjangkau lebih banyak titik, termasuk wilayah-wilayah yang selama ini sulit mendapatkan akses terhadap bahan pangan murah.
Selain memastikan ketersediaan pangan, pemerintah juga berupaya agar harga bahan pangan yang dijual dalam Gerakan Pangan Murah tetap lebih murah dibandingkan harga pasar. Beberapa produk bahkan ditawarkan dalam bentuk paket bundling, seperti beras, minyak goreng, dan sirup yang dijual dengan harga lebih kompetitif. Pemerintah juga memperkenalkan inovasi berupa beras kemasan 2,5 kilogram, yang dirancang untuk memudahkan masyarakat dalam membayar zakat sesuai dengan standar takaran zakat fitrah.
Pemerintah terus memantau perkembangan harga di pasaran untuk memastikan bahwa kebijakan stabilisasi yang diterapkan dapat memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat. Dengan berbagai langkah strategis yang telah dirancang dan diterapkan, pemerintah optimistis bahwa pasokan pangan akan tetap terjaga selama Ramadan dan Idul Fitri.
)* Pengamat Kebijakan Publik