Hilirisasi Berkelanjutan, Pemerintah dan Industri Dorong Lapangan Kerja dan Kemandirian Ekonomi

-

Hilirisasi Berkelanjutan, Pemerintah dan Industri Dorong Lapangan Kerja dan Kemandirian Ekonomi

Jakarta — Upaya memperkuat hilirisasi di berbagai sektor kembali mendapat dukungan nyata melalui kemitraan strategis antara Himpunan Kawasan Industri (HKI), Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), serta Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek).

 

Ketua Umum HKI, Akhmad Ma’ruf Maulana menegaskan, kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan Astacita guna mendorong kemandirian ekonomi nasional, keberlanjutan, dan percepatan inovasi teknologi sebagai pilar pertumbuhan.

 

“Melalui kolaborasi ini, HKI berperan aktif sebagai jembatan antara sektor industri dan institusi pendidikan serta pemerintah, untuk menciptakan daya saing baru yang berbasis pengetahuan dan inovasi,” ujarnya.

 

Kerja sama tersebut mencakup penyelarasan kurikulum industri dengan kebutuhan dunia usaha, kolaborasi riset dan inovasi untuk mempercepat hilirisasi nasional, serta peningkatan daya saing investasi melalui penciptaan SDM unggul.

 

HKI optimistis dapat mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam lima tahun ke depan, dengan catatan percepatan perizinan investasi dilakukan secara optimal.

 

“Asalkan seluruh investasi yang masuk, baik melalui kawasan industri, PSN maupun Kawasan Ekonomi Khusus dapat didorong dan dipercepat proses perizinannya,” kata Ma’ruf.

 

Staf Khusus Menteri Investasi dan Hilirisasi, Sona Maesana, menjelaskan bahwa hilirisasi bukan hanya soal industri berat atau larangan ekspor bahan mentah, melainkan tentang nilai tambah, kemandirian ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan arah masa depan bangsa.

 

“Hilirisasi yang berkelanjutan hanya bisa terjadi bila ada ekosistem investasi yang sehat dan keberpihakan pada pengusaha lokal. Pertanyaannya: siapa yang memiliki nilai tambahnya? Apakah hanya perusahaan asing yang menikmati margin tinggi, atau ada partisipasi aktif anak bangsa?” ucapnya.

 

Menurut Sona, hilirisasi harus membuka lapangan kerja lokal, melibatkan UKM dalam rantai pasok, dan mendorong pengusaha Indonesia naik kelas melalui kemitraan.

 

“Investasi yang kita kejar bukan yang cepat, tapi yang tumbuh bersama ekosistem lokal,” tegasnya.

Sona juga melihat perlunya integrasi pelaku lokal dan asing, insentif bagi investor yang membina industri lokal, dan regulasi transparan untuk meminimalkan tumpang tindih perizinan.

 

“Kecepatan dan kepastian perizinan jauh lebih penting daripada sekadar angka komitmen investasi,” imbuhnya.

 

Ia menambahkan bahwa hilirisasi harus merambah sektor digital, pertanian, farmasi, hingga kreatif.

 

“Itulah hilirisasi yang berkelanjutan. Kita butuh kolaborasi lintas sektor, keberanian membangun, dan konsistensi menjaga arah,” pungkasnya.

 

Dengan sinergi kebijakan pemerintah, dukungan industri, dan pelibatan generasi muda, hilirisasi diproyeksikan menjadi jalan panjang menuju kemandirian ekonomi dan pemerataan manfaat pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

[]

Related Stories