Hilirisasi Gerakkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

-

Hilirisasi Gerakkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Jakarta – Pemerintah terus mendorong strategi hilirisasi sebagai pilar utama dalam transformasi ekonomi nasional. Kebijakan ini terbukti menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan nilai tambah komoditas, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan daya saing kawasan.

Hilirisasi mendorong terbentuknya ekosistem industri berbasis kawasan yang mendukung aktivitas manufaktur lokal. Pemerintah pusat dan daerah terus mengintegrasikan perencanaan pembangunan dengan penyediaan infrastruktur pendukung seperti kawasan industri terpadu, jalan produksi, pelabuhan logistik, dan fasilitas energi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar mengatakan bahwa program hilirisasi industri terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah hingga dua digit. Sejumlah provinsi yang tersentuh program industrialisasi mengalami lonjakan pertumbuhan ekonomi dalam waktu singkat.

“Ada beberapa provinsi yang disentuh oleh industrialisasi seperti hilirisasi, dan ekonominya bisa tumbuh dua digit dalam waktu yang tidak terlalu lama. Karena nyatanya, ekonomi provinsi yang struktur industrinya kuat dan tangguh bisa berkontribusi terhadap ketahanan ekonomi wilayah tersebut” ujar Amalia

Di banyak wilayah, manfaat hilirisasi mulai terlihat nyata. Menurut Amalia, pemerataan reindustrialisasi di berbagai wilayah merupakan kunci akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Ia juga menilai, kebijakan hilirisasi selaras dengan target pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8%. Karena itu, kolaborasi antara pemerintah, kalangan insinyur, dan pelaku industri menjadi sangat penting.

Sementara itu, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/ BKPM, Todotua Pasaribu mengatakan pemerintah mempunyai target pertumbuhan ekonomi menuju kepada langkah 8%.

“Kalau dalam 10 tahun pemerintahan sebelumnya, itu pencapaian angka realisasi investasi di angka kurang lebih sekitar Rp 9.900 triliun, maka dalam 5 tahun ke depan untuk kita menuju kepada angka 8% ini, kita membutuhkan angka realisasi investasi di angka Rp 13.000 triliun,” papar Todotua.

Dalam jangka panjang, hilirisasi diproyeksikan mampu menciptakan transformasi struktural ekonomi daerah, dari yang semula berbasis ekstraksi sumber daya mentah menjadi ekonomi berbasis nilai tambah. Proses ini akan menciptakan ketahanan ekonomi daerah yang lebih kuat terhadap guncangan eksternal serta memperluas basis penerimaan daerah melalui pajak dan retribusi dari sektor industri dan jasa.

***

Related Stories