Hilirisasi Pertanian Jadi Strategi Besar Pemerintah Bangun Ekonomi Rakyat

-

Hilirisasi Pertanian Jadi Strategi Besar Pemerintah Bangun Ekonomi Rakyat

Oleh: Juanda Syah

Pemerintah terus memperkuat arah pembangunan ekonomi nasional melalui strategi besar hilirisasi di sektor pertanian yang bertujuan meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri. Konsep ini diyakini akan membuka peluang kerja baru, dan mendorong kemandirian ekonomi rakyat. Dengan total rencana investasi sebesar Rp371 triliun yang mencakup sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan hortikultura, program ambisius ini diharapkan mampu menciptakan sekitar delapan juta lapangan kerja baru di berbagai daerah. Besarnya investasi tersebut mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menggerakkan sektor riil yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

 

 

 

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa hilirisasi menjadi kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan memperkuat daya saing produk nasional. Fokus utama program diarahkan pada komoditas unggulan seperti tebu, kakao, mete, dan kelapa. Menurutnya, ketika produk-produk tersebut diolah di dalam negeri, nilai jualnya meningkat tajam dan memberikan manfaat langsung bagi petani. Sebagai contoh, harga kelapa yang sebelumnya hanya Rp600 per butir kini naik menjadi Rp3.500 setelah diolah menjadi produk turunan seperti minyak kelapa, santan kemasan, dan serabut kelapa. Lonjakan harga ini menjadi bukti nyata keberhasilan hilirisasi dalam menciptakan nilai tambah yang signifikan.

 

 

 

Menurut Andi Amran, pemerintah menargetkan peningkatan skala industri pengolahan agar nilai tambah produk pertanian dapat meningkat hingga puluhan kali lipat. Dengan memperkuat industri di dalam negeri, Indonesia tidak hanya menjadi produsen bahan mentah, tetapi juga pemain utama dalam rantai pasok global produk pertanian olahan. Langkah ini sekaligus akan memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

 

 

 

Di sisi lain, Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani mengatakan bahwa hilirisasi pertanian memiliki dampak sosial yang jauh lebih besar dibandingkan hilirisasi mineral. Alasannya, sektor pertanian bersifat padat karya dan langsung melibatkan masyarakat di lapangan. Jika hilirisasi mineral cenderung membutuhkan modal besar dengan serapan tenaga kerja terbatas, maka hilirisasi pertanian justru mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar serta memperkuat ekonomi lokal. Hal ini menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk mempercepat implementasi program hilirisasi pertanian sebagai pendorong utama pemerataan ekonomi.

 

 

 

Rosan Roeslani menambahkan bahwa pihaknya bersama Kementerian Pertanian dan lembaga investasi nasional Danantara telah mengidentifikasi berbagai proyek prioritas yang siap dieksekusi. Sejumlah BUMN juga akan dilibatkan untuk mempercepat pelaksanaan program di lapangan. Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya ekosistem hilirisasi pertanian yang solid dan berkelanjutan.

 

 

 

Menurut Rosan, produk-produk unggulan seperti kelapa dan kakao memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi di pasar global. Dengan strategi hilirisasi yang tepat, komoditas tersebut berpotensi menjadi sumber devisa baru sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok internasional. Hilirisasi tidak hanya menumbuhkan industri pengolahan, tetapi juga menciptakan efek berganda (multiplier effect) terhadap sektor lain seperti logistik, kemasan, dan perdagangan.

 

 

 

Sementara itu terdapat dukungan dari CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani menekankan bahwa lembaganya akan memberikan dukungan penuh terhadap implementasi program hilirisasi di sektor pertanian. Danantara akan bertugas mengawal dan mengevaluasi setiap tahapan pelaksanaan proyek agar tetap berjalan sesuai target. Dengan keterlibatan lembaga investasi nasional, pemerintah memastikan bahwa proyek-proyek hilirisasi tidak hanya berhenti pada perencanaan, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

 

 

 

Sinergi antara Kementerian Pertanian, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, serta Danantara menjadi contoh konkret kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekonomi rakyat. Hilirisasi pertanian diharapkan menjadi penggerak utama dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, di mana manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat di seluruh daerah.

 

 

 

Selain meningkatkan kesejahteraan petani, hilirisasi juga mendorong tumbuhnya wirausaha baru di sektor pengolahan hasil pertanian. Dengan meningkatnya nilai jual produk, para pelaku usaha kecil dan menengah di daerah berpeluang mengembangkan industri rumah tangga berbasis komoditas lokal. Hal ini akan memperkuat kemandirian ekonomi desa dan mengurangi kesenjangan antarwilayah.

 

 

 

Program hilirisasi pertanian juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan transformasi ekonomi. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan, Indonesia dapat keluar dari ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah. Sektor pertanian yang selama ini identik dengan produktivitas primer kini bertransformasi menjadi sektor industri modern yang berdaya saing tinggi.

 

 

 

Upaya hilirisasi ini bukan sekadar kebijakan ekonomi, tetapi juga strategi jangka panjang untuk membangun kemandirian bangsa. Dengan dukungan regulasi, investasi, dan teknologi yang tepat, pemerintah menargetkan agar pertanian Indonesia menjadi sektor unggulan yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

 

 

 

Melalui kerja sama antara Kementerian dan lembaga investasi nasional Danantara, pemerintah menunjukkan kesungguhan dalam mengubah wajah pertanian Indonesia menuju arah yang lebih modern, produktif, dan berdaya saing. Dengan semangat hilirisasi, sektor pertanian bukan lagi hanya tentang menanam dan memanen, tetapi juga tentang membangun industri, membuka lapangan kerja, serta mewujudkan kesejahteraan rakyat dari hulu hingga hilir.

 

 

 

)* Penulis adalah mahasiswa Jakarta tinggal di Bandung

Related Stories