Isu Demo Besar Susulan di Jakarta Dipastikan Hoax, Polri Minta Publik Tenang
Jakarta – Pasca demonstrasi ricuh beberapa waktu lalu, situasi di Jakarta telah kondusif. Publik pun diminta tidak mempercayai hoax di media sosial tentang ribuan orang dari berbagai daerah akan masuk ibu kota untuk memancing demo yang lebih besar.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, meminta masyarakat tetap tenang serta tidak terprovokasi isu yang beredar di ruang digital maupun pesan berantai WhatsApp.
Menurutnya, informasi menyesatkan kerap dimanfaatkan untuk mengajak masyarakat turun ke jalan dan membuat kerusuhan.
“Saya mengimbau masyarakat agar menyikapi setiap informasi dengan jernih. Saluran utama yang bisa dijadikan rujukan adalah media massa, wartawan, dan jurnalis yang menyampaikan informasi secara faktual,” ujarnya
Trunoyudo menekankan pentingnya publik memverifikasi setiap informasi sebelum mempercayai atau menyebarkannya. Ia menilai media memiliki peran strategis dalam menjernihkan isu-isu yang berkembang.
“Setiap informasi perlu disaring dengan baik dan diperiksa sumbernya. Mari jadikan media massa sebagai saluran utama penyampai informasi yang benar dan kredibel,” tegasnya.
Polri sendiri telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka kasus provokasi dan penghasutan melalui media sosial yang memicu kericuhan di sejumlah daerah. Penetapan ini merupakan tindak lanjut dari laporan polisi yang diterima.
Di sisi lain, Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) mengungkap hoaks terkait kerusuhan semakin masif beredar. Salah satunya video kerusuhan di Baghdad yang diklaim terjadi di Jakarta, hingga kabar bohong mengenai penjarahan di Gedung DPR dan Mal Atrium Senen.
“Menjarah adalah tindakan yang harus dijauhi karena tergolong tindak pidana pencurian,” tulis Mafindo.
Ketua Mafindo, yang juga akrab disapa Zek, juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap banjir informasi yang sarat misinformasi, disinformasi, hingga ujaran kebencian.
“Masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh konten tidak jelas, hoaks, maupun hasutan kebencian,” ujarnya.
Ia menambahkan, masyarakat diimbau untuk menjaga persatuan.
“Mari kita kembali bergandeng tangan untuk menata Indonesia ke depan, merajut kebersamaan,” kata Zek.****