Jaga Kerukunan Jelang Pemilu 2024
Oleh : Barra Dwi Rajendra )*
Pemilu serentak akan dilaksanakan pada 2024 dan masyarakat Indonesia akan memiliki presiden baru. Seluruh rakyat pun diminta untuk menjaga perdamaian dan kerukunan antar umat jelang Pemilu.
Pemilu adalah gelaran akbar yang diselenggarakan tiap 5 tahun sekali dan masyarakat menantinya dengan antusias, karena ingin mendapatkan calon pemimpin baru. Sejak era reformasi para WNI dibebaskan untuk memilih calon presidennya sendiri, bukan seperti dulu yang memilih partai dan calonnya terbatas. Pemilu menjadi ajang yang mendebarkan karena hasilnya bisa saja di luar prediksi.
Salah satu yang rawan dalam Pemilu adalah isu SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Isu ini menjadi sangat sensitif karena bisa dinaikkan kembali oleh provokator gar merusak perdamaian di Indonesia. Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Nuryakin menyatakan MUI diharap untuk dapat membina umat dan menjaga toleransi, terutama jelang Pemilu 2024.
Nuryakin menambahkan, Kalimantan Tengah selama ini sudah rukun dan damai serta memiliki falsafah Huma Betang yang artinya mengedepankan kejujuran dan musyawarah mufakat. Oleh karena itu ia meminta MUI dan segenap pihak lain untuk turut menjaga perdamaian menjelang Pemilu, agar tidak ada kerusuhan yang menyakitkan warga Borneo.
Dalam pelaksanaan Pemilu 2024 dengan adanya berbagai perbedaan pilihan maupun pandangan politik diharapkan tidak akan mengganggu jalinan silaturahmi maupun kerukunan di tengah masyarakat. Perbedaan tersebut sangatlah wajar sebagai implementasi dari demokrasi.
MUI diminta untuk menjembatani perbedaan di tengah masyarakat. Meski ada kelompok yang mendukung calon legislatif atau calon presiden berbeda tetapi jangan sampai ada pertikaian. Oleh karena itu para ulama MUI bertugas untuk menghimbau umatnya agar tetap tenang dan tidak terpancing oleh provokator yang bisa saja mengacaukan Pemilu dengan sengaja.
Para ulama dari MUI sangat memiliki pengaruh besar di masyarakat dan mereka dihormati banyak orang. Para ulama berdakwah dengan penuh kelembutan dan mengajak umat untuk mendukung segala jenis program pemerintah, termasuk Pemilu 2024. Jika ulama yang menyeru maka rakyat akan menurut karena bagi mereka ucapan para alim ulama wajib untuk diikuti.
Ketika ulama MUI mengajak umat untuk menjaga perdamaian sebelum Pemilu maka tidak akan ada perselisihan gara-gara isu SARA, karena isu ini sangat sensitif, apalagi saat ada statement ngawur bahwa seorang calon presiden harus dari keyakinan dan suku tertentu. Ulama MUI diharap untuk menjaga perdamaian dan meredakan isu-isu liar seperti itu.
Sebaliknya, para ulama MUI jangan mengobarkan isu SARA demi kepentingan kelompok atau partainya sendiri. Apalagi pernah ada peristiwa berdarah di Kalimantan yang disebabkan oleh isu SARA. Jangan sampai peristiwa kelam ini terulang dan Pemilu yang diadakan 5 tahun sekali menjadi momen yang mengerikan untuk diingat oleh masyarakat.
Jangan sampai ada kerusuhan sebelum dan sesudah Pemilu hanya gara-gara ada yang mengobarkan permusuhan dan tidak dicegah oleh ulama MUI. Mereka memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga perdamaian di masyarakat. Termasuk jelang Pemilu 2024.
Sementara itu, Ketua MUI Kalteng Khairil Anwar mengatakan, menghadapi 2023-2024 yang merupakan tahun politik dengan adanya Pemilu serentak, pihaknya siap berpartisipasi dalam menjaga serta memelihara kerukunan maupun toleransi yang telah terjalin dengan baik selama ini.
Kerukunan dan toleransi adalah kunci untuk mensukseskan Pemilu tahun 2024. Jika tidak ada toleransi antar umat dengan keyakinan yang berbeda maka Pemilu bisa berubah jadi ajang perang, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Oleh karena itu ulama MUI diharap untuk berdakwah dan materinya tentang toleransi, sehingga Pemilu bisa berlangsung dengan damai.
Begitu pula dengan kerukunan yang juga jadi kunci kesuksesan Pemilu tahun depan. Para ulama MUI diharap untuk menjaga kerukunan, baik dengan umat dengan keyakinan yang sama maupun yang berbeda. Jagalah perdamaian dan kerukunan agar Pemilu tidak menjadi ajang balas dendam karena saat tahun 2014 dan 2019 lalu calon presidennya kalah pada Pemilu.
Jika semua ulama sadar, bukan hanya yang tergabung dalam MUI, untuk menjaga perdamaian sebelum sampai sesudah Pemilu 2024, maka masyarakat akan rukun dan damai. Penyebabnya karena mereka menuruti nasehat para ulama untuk bertoleransi, rukun, damai, dan tidak terpancing oleh isu SARA. Indonesia akan tetap ber-Bhinneka Tunggal Ika dan bertoleransi.
Ulama MUI diharap untuk mendukung pemerintah menjelang Pemilu 2024 agar gelaran akbar ini berlangsung dengan damai. Ulama adalah orang yang dihormati oleh umat dan ucapannya akan dituruti. Oleh karena itu mereka mengajarkan untuk menjaga kerukunan, perdamaian, dan toleransi, serta tidak memicu isu SARA yang bisa memantik berbagai kerusuhan di Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor Angkasa Media Satu