Kunjungan Presiden Prabowo ke Luar Negeri Guna Perkuat Diplomasi dan Pemerataan Ekonomi Indonesia
Oleh : Andi Mahesa
Presiden Prabowo Subianto melakukan rangkaian kunjungan resmi ke sejumlah negara sahabat. Kunjungan ini bukan hanya simbolis, tetapi juga merupakan langkah strategis yang bertujuan memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dengan dunia internasional.
Diplomasi ekonomi telah menjadi instrumen penting dalam pembangunan negara, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia kini semakin fokus pada diplomasi ekonomi yang lebih terarah, dengan harapan dapat membuka peluang investasi lebih besar bagi perekonomian nasional.
Sejak menjabat sebagai Presiden, Prabowo Subianto memulai akselerasi diplomasi ekonomi Indonesia, yang tidak hanya berfokus pada perdagangan dan kerjasama bilateral, tetapi juga pada upaya menarik investasi triliunan yang dapat mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih maju. Kunjungan-kunjungan luar negeri yang dilakukan Presiden Prabowo ke negara-negara besar maupun mitra strategis Indonesia, menunjukkan keseriusannya dalam memanfaatkan posisi Indonesia di kancah global untuk kemajuan ekonomi nasional.
Diplomasi ekonomi merupakan salah satu prioritas utama yang ditekankan oleh Presiden Prabowo. Ini bukan tanpa alasan, mengingat bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan dalam memperkuat fondasi perekonomian domestik. Beberapa tantangan utama seperti inflasi, ketimpangan ekonomi, serta ketergantungan pada komoditas, memerlukan perhatian khusus. Salah satu cara untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara lain dan menarik investasi asing yang bisa mendorong pertumbuhan sektor-sektor strategis.
Salah satu pencapaian signifikan dari diplomasi ekonomi yang dijalankan oleh Presiden Prabowo adalah hasil dari kunjungan-kunjungannya ke sejumlah negara besar. Melalui serangkaian pertemuan dengan pemimpin dunia dan pengusaha internasional, Indonesia berhasil menggandeng sejumlah investor besar yang siap menanamkan modal di sektor-sektor yang dapat mendorong ekonomi Indonesia. Ini adalah sebuah terobosan penting, mengingat selama ini Indonesia masih berjuang untuk meningkatkan aliran investasi asing secara signifikan.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa angkaian kunjungan ke luar negeri tersebut memiliki nilai strategis yang berhubungan dengan keadaan ekonomi Indonesia. Saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Tiongkok Li Qiang, kedua pemerintah sepakat memperkuat kerja sama di bidang ekonomi. Prabowo juga menyampaikan minat pemerintah Indonesia untuk belajar dari pengalaman Tiongkok dalam memberantas kemiskinan.
Dalam pertemuan ini, terdapat sejumlah kontrak bisnis yang akan disepekati antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Tiongkok. Nilai investasi kerja sama ini pun mencapai lebih dari USD10 miliar. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Tiongkok menghasilkan kontrak investasi senilai US$10 miliar atau sekitar Rp156 triliun (kurs jisdor Rp15.671 per dolar AS) yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor industri di Indonesia.
Bahlil menambahkan bahwa Indonesia berencana belajar dari keberhasilan Tiongkok dalam pengentasan kemiskinan, serta melakukan kerja sama strategis dengan menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) di bidang mineral hijau dalam upaya mendukung rantai pasok mineral yang berkelanjutan dalam pengembangan energi bersih, serta mendorong Indonesia dan Tiongkok untuk bersama-sama mengembangkan industri mineral hijau yang berdaya saing dan berwawasan lingkungan.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Iwan Suprijanto mengatakan bahwa kunjungan luar negeri Presiden Prabowo akan turut berpotensi melahirkan kerja sama dengan investor asing untuk program 3 juta rumah. Menurutnya, sudah ada tiga negara yang tertarik ikut serta mendanai program 3 juta rumah. Selaras dengan ucapan adik dari Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang mengaku telah bernegosiasi dengan Tiongkok dan dua negara Arab.
Kemudian, pimpinan perusahaan Amerika Serikat (AS) percaya dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi di Indonesia. Presiden Prabowo telah melakukan pertemuan dengan The United States Indonesia Society (USINDO) di Washington DC, Amerika Serikat (AS). Dalam pertemuan itu, hadir pula beberapa pimpinan perusahaan besar AS seperti Freeport Mcmoran, S&P Global, Boeing, BP America, Exxonmobil, Citi dan Caterpillar. Presiden Prabowo pun mendorong perusahaan-perusahaan besar di AS tersebut agar terus berinvestasi dan turut serta dalam pembangunan Indonesia.
Kunjungan-kunjungan Presiden Prabowo ke luar negeri dan hasil investasi yang diraih membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Investasi triliunan yang berhasil dihimpun dalam berbagai sektor memberikan angin segar bagi perekonomian nasional. Selain itu, keberhasilan diplomasi ekonomi ini juga tentunya akan berkontribusi poenuh pada penciptaan lapangan kerja baru sehingga masyarakat akan merasakan manfaat langsung dari kunjungan Presiden Prabowo.
Dengan diplomasi ekonomi yang kuat dan strategi yang tepat, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memiliki potensi besar untuk meningkatkan investasi triliunan yang dapat mendorong perekonomian Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
)* Penulis merupakan Mahasiswa yang tinggal di Jakarta.