Langkah Inovatif Melalui Kemajuan Teknologi Bantu Wujudkan Swasembada Pangan

-

Langkah Inovatif Melalui Kemajuan Teknologi Bantu Wujudkan Swasembada Pangan

Oleh: Dhita Karuniawati

Upaya mewujudkan swasembada pangan di Indonesia bukanlah perjalanan yang mudah. Dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta jiwa dan kebutuhan pangan yang terus meningkat setiap tahun, pemerintah dan para pelaku pertanian menghadapi tantangan besar untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, aman, dan berkelanjutan. Namun, kemajuan teknologi kini menjadi kunci yang membuka peluang baru bagi Indonesia untuk mempercepat tercapainya kemandirian pangan. Beragam inovasi mulai dari digitalisasi pertanian, penggunaan kecerdasan buatan (AI), hingga teknologi bioteknologi modern telah mengubah wajah sektor pertanian nasional menjadi lebih efisien, produktif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

 

 

 

Salah satu langkah paling nyata dalam mewujudkan swasembada pangan adalah transformasi pertanian menuju era digital. Pemerintah melalui berbagai lembaga, seperti Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional, mendorong digitalisasi sektor pangan melalui pengembangan smart farming. Sistem ini memungkinkan petani untuk memanfaatkan teknologi sensor, drone, dan aplikasi berbasis data untuk mengatur pola tanam, memantau kondisi cuaca, hingga mengoptimalkan penggunaan pupuk dan air.

 

 

 

Kemajuan teknologi menghadirkan kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics yang mampu meningkatkan efisiensi sistem pangan nasional. Melalui analisis data cuaca, pola panen, dan kebutuhan pasar, pemerintah dapat menyusun kebijakan pangan yang lebih tepat sasaran. AI digunakan untuk memprediksi potensi gagal panen, menentukan varietas unggul yang cocok dengan kondisi tanah, hingga mendeteksi serangan hama lebih awal.

 

 

 

Teknologi seperti Internet of Things (IoT) memainkan peran penting dalam pengumpulan data secara real-time di lahan pertanian. Misalnya, sensor tanah dapat memberikan informasi tentang kadar kelembapan dan pH tanah, sehingga petani dapat menyesuaikan irigasi secara otomatis untuk menghindari pemborosan air. Drone pertanian juga digunakan untuk memantau kesehatan tanaman, mendeteksi hama, serta membantu proses pemupukan dan penyemprotan pestisida secara presisi.

 

 

 

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mendorong transformasi pertanian menuju era teknologi. Program Tani Digital hadir untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan petani melalui Internet of Things (IoT).

 

 

 

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengatakan teknologi harus memberi dampak nyata bagi masyarakat. IoT dan kecerdasan artifisial harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas.

 

 

 

Salah satu alat yang digunakan dalam program Tani Digital adalah IoT Smart Precision Agriculture System, inovasi lokal buatan anak bangsa, yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, menekan biaya, dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

 

 

 

Program ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam KTT APEC 2025 di Korea Selatan. Presiden menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi modern untuk mencapai swasembada pangan.

 

 

 

Menurut Meutya, Presiden Prabowo saat itu mengungkapkan, untuk mencapai swasembada pangan, diperlukan pemanfaatan teknologi-teknologi pertanian modern, seperti IoT dan kecerdasan artifisial.

 

 

 

Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa kecerdasan buatan (AI) dan teknologi tinggi menjadi kunci bagi Indonesia dalam mempercepat pengentasan kemiskinan sekaligus mencapai swasembada pangan.

 

 

 

Prabowo menekankan, pemerintah berkomitmen menuntaskan kemiskinan dan kelaparan secara cepat dan terukur. Dua hal itu disebutnya sebagai tugas paling mendesak dalam pembangunan nasional.

 

 

 

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan bahwa Indonesia mulai merasakan hasil nyata penerapan AI di sektor pertanian. Teknologi modern dinilai mampu meningkatkan produktivitas pangan hingga mencapai swasembada beras dan jagung.

 

 

 

Prabowo menjelaskan target awal pemerintahannya adalah mencapai swasembada dalam empat tahun. Namun, dengan penggunaan teknologi tinggi, pertanian presisi, dan kecerdasan buatan, pihaknya telah berhasil meningkatkan produksi hingga mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah Indonesia semenjak kemerdekaannya.

 

 

 

Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, Indonesia dapat menjadi negara superpower secara ekonomi melalui penguatan sektor pertanian. Indonesia memiliki potensi pasar yang besar. Oleh karena itu, kita harus bergerak. Kalau kita diam, sama saja kita membiarkan rakyat kita sengsara.

 

 

 

Amran mengajak para penyuluh pertanian di seluruh Indonesia menjadi garda terdepan dalam mengawal terwujudnya swasembada pangan nasional. Dia menekankan pentingnya peran penyuluh dalam memastikan distribusi pupuk, alat dan mesin pertanian (Alsintan), serta sarana produksi pertanian lainnya agar tepat waktu dan tepat sasaran. Amran juga menegaskan komitmennya untuk memberantas praktik mafia pupuk serta memastikan kebijakan pertanian berjalan bersih dan adil di lapangan.

 

 

 

Pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan komunitas petani perlu bekerja sama dalam menyediakan pelatihan, pendampingan, serta fasilitas pembiayaan yang terjangkau. Program seperti smart village, digital farmer training, dan startup agritech incubator perlu diperluas agar teknologi dapat menjangkau hingga ke pelosok desa.

 

 

 

Dengan kombinasi inovasi digital, bioteknologi, dan kebijakan inklusif, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju swasembada pangan berkelanjutan. Teknologi telah membuktikan diri sebagai katalis utama dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing sektor pertanian. Namun, kunci keberhasilannya tetap terletak pada sinergi antara manusia dan teknologi, bagaimana petani, pemerintah, dan masyarakat memanfaatkan kemajuan tersebut untuk menjaga kedaulatan pangan bangsa.

 

 

 

Melalui langkah inovatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman, cita-cita Indonesia untuk berdiri di atas kaki sendiri dalam urusan pangan bukan lagi sekadar impian. Dengan teknologi sebagai fondasi, swasembada pangan dapat terwujud tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hari ini, tetapi juga menjamin keberlanjutan pangan bagi generasi masa depan.

 

 

 

*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

Related Stories