Lima Prinsip Keamanan Pangan BGN Jadi Panduan Utama Program MBG

-

Lima Prinsip Keamanan Pangan BGN Jadi Panduan Utama Program MBG

*Jakarta,* Pemerintah menegaskan bahwa keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya diukur dari luasnya jangkauan distribusi, tetapi juga dari jaminan mutu dan keamanan pangan yang disajikan kepada peserta didik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Badan Gizi Nasional (BGN) menetapkan Lima Prinsip Keamanan Pangan sebagai panduan utama pelaksanaan MBG di seluruh daerah. Prinsip tersebut mencakup kebersihan, pemisahan bahan mentah dan matang, pemasakan yang sempurna, penyimpanan pada suhu aman, serta penggunaan air dan bahan baku yang bersih.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penerapan lima prinsip tersebut menjadi dasar pengawasan di setiap rantai penyediaan pangan MBG, mulai dari dapur sekolah hingga mitra penyedia bahan makanan. Melalui pendekatan ini, BGN berupaya memastikan bahwa makanan yang diterima anak-anak sekolah bukan hanya bergizi, tetapi juga aman dari potensi kontaminasi bakteri dan bahan kimia berbahaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang mengatakan BGN terus memperkuat tata kelola dan peningkatan kualitas gizi anak bangsa melalui program MBG. Dalam rangka menjaga kualitas, higienitas, dan SOP, BGN telah menutup sementara 112 SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) atau dapur MBG.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Kalau sudah memenuhi syarat, bisa beroperasi kembali. Tapi prinsip kami jelas, lebih baik dapur berhenti sementara dari pada membahayakan kesehatan anak-anak,” kata Nanik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setiap sekolah dan penyelenggara dapur umum diwajibkan mengikuti pelatihan _Good Hygiene Practice (GHP)_ dan _Good Handling Practice (GHaP)_ agar memahami standar operasional penyajian makanan. Pemerintah daerah bersama Dinas Kesehatan juga diminta melakukan inspeksi rutin serta pengambilan sampel acak untuk memastikan standar keamanan dipatuhi secara konsisten.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Di beberapa daerah percontohan, pengawasan melibatkan laboratorium pangan untuk menguji kadar logam berat dan residu pestisida pada bahan segar,” imbuh Nanik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sementara itu, Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN, Dr. Nurjeani mengatakan lima prinsip keamanan pangan sebagai panduan utama bagi seluruh penerima MBG menjadi fondasi penting dalam menjaga mutu dan keamanan pangan siap saji sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

“Melalui bimbingan teknis ini, kami ingin memastikan para penjamah pangan memahami pentingnya pengolahan pangan yang aman, higienis, dan bergizi,” ungkap Nindy.

 

 

 

Selain menjamin keamanan, penerapan prinsip BGN juga menjadi langkah preventif terhadap potensi gangguan kesehatan massal seperti keracunan makanan di sekolah. Dengan sistem pelaporan cepat dan koordinasi lintas sektor, pemerintah berharap dapat menciptakan ekosistem pangan yang aman, sehat, dan berkelanjutan.

Related Stories