Makan Bergizi Gratis Bangkitkan Perekonomian Daerah
*JAKARTA* – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025, mendapat apresiasi luas dari berbagai pihak. Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Herman Khaeron, menilai program ini tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.
“Selain memberikan asupan gizi dan nutrisi, program MBG juga menjadi pembangkit ekonomi baru di daerah,” ujar Herman.
Khaeron menjelaskan bahwa MBG, yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, mampu memberikan dampak signifikan baik di sektor kesehatan maupun ekonomi. Dengan memastikan asupan gizi cukup bagi anak-anak di tingkat SD, SMP, dan SMA, program ini diharapkan mencetak generasi unggul yang siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Generasi emas adalah generasi yang ekonominya maju, adil, dan sejahtera. Dengan program MBG, kita berinvestasi pada masa depan bangsa,” kata Herman.
Menurutnya, program MBG turut melibatkan potensi lokal dengan memberdayakan petani, pedagang, dan UMKM di daerah. Dari sisi ekonomi, bahan baku lokal menjadi elemen utama dalam penyediaan makanan bergizi melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Ekonomi daerah meningkat melalui keterlibatan petani dan pengusaha lokal yang menyediakan komoditas seperti sayur-mayur, ikan, daging, dan telur. Ini menciptakan efek domino yang positif bagi perekonomian lokal,” tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kota Bogor, Rudy Mashudi. Menurutnya, anggaran pemerintah sebesar Rp 71 triliun untuk program MBG harus dimanfaatkan optimal untuk mendukung ekonomi daerah.
“Program ini melibatkan jejaring petani dan UMKM lokal sehingga dapat menjadi pengungkit ekonomi di daerah. Multiplier effect-nya besar,” kata Rudy.
Sementara itu, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa MBG tak hanya bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), tetapi juga memberdayakan ratusan UMKM. Hingga saat ini, ratusan UMKM telah terlibat sebagai rantai pasok program MBG.
“Program ini tidak hanya menurunkan tingkat malnutrisi dan stunting, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan UMKM, petani, dan nelayan. Ini adalah wujud nyata pembangunan yang inklusif,” terang Hasan.