Masyarakat Berperan Wujudkan Situasi Kondusif Idul Fitri 1444H

-

Masyarakat Berperan Wujudkan Situasi Kondusif Idul Fitri 1444H

Oleh : Ridwan Putra Khalan

Secara bersama-sama seluruh Umat Muslim harus turut serta dalam menjaga situasi yang kondusif, aman, tertib tatkala merayakan Hari Raya Idul Fitri pada tahun 2023 atau 1444 Hijriyah ini.

Meski terjadi perbedaan penentuan Hari Raya di beberapa kalangan, namun sikap toleransi dan saling menghargai harus tetap digaungkan.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta kepada seluruh umat Muslim untuk bisa mengedepankan toleransi terkait adanya perbedaan hari dalam hal perayaan Hari Raya Idul Fitri pada tahun 2023 ini.

Dirinya juga mengingatkan seluruh warga Muhammadiyah untuk tidak berlebihan ketika merayakan Hari Raya, jika memang di hari tersebut ternyata masih terdapat sebagian umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa karena berhari raya pada keesokan harinya.

Menurut Haedar, sangat penting bagi seluruh Umat Muslim di Indonesia untuk bisa secara bersama-sama menjaga suasana dan tetap menghargai satu sama lain, serta tidak demonstratif. Menjalin rasa persaudaraan atau ukhuwah serta kebersamaan memang menjadi hal yang harus terus digaungkan.
Haedar juga mengimbau kepada pemerintah pusat hingga pemerintah daerah (Pemda) untuk bisa semakin arif dan bijaksana dalam mengayomi seluruh rakyat dan golongan ketika terjadi perbedaan dalam perayaan Idul Fitri.
Muhammadiyah sendiri menetapkan Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 21 April sedangkan Pemerintah RI menetapkan pada 22 April 2023, namun Kementerian Agama (Kemenag RI) berharap kepada seluruh masyarakat untuk bisa saling menghargai.
Terkait hal tersebut, Menteri Agama (Menag RI), Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa meski ada perbedaan penetapan Hari Raya Idul Fitri pada sebagian Umat Muslim di Indonesia, namun hendaknya tidak ada yang menonjolkan perbedaan. Justru dirinya sangat berharap supaya seluruh masyarakat bisa mencari titik temu dari persamaan-persamaan yang selama ini telah dimiliki.
Menteri Yaqut juga berpesan agar masyarakat bisa memiliki rasa toleransi dan bisa saling menghargai satu sama lain. Dirinya berharap supaya seluruh Umat Muslim di Tanah Air bisa menaati peraturan yang sudah diputuskan oleh Pemerintah. Rasa toleransi dan saling menghargai bertujuan untuk masyarakat bisa terus saling menjaga kerukunan., keamanan, ketertiban dalam berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, K.H. Asrorun Niam Sholeh menegaskan bahwa terjadinya perbedaan pendapat dalam ranah penentuan Hari Raya Idul Fitri 2023 memang harus dengan terus mengedepankan sikap toleransi, pasalnya memang ranah tersebut diperbolehkan untuk berbeda.
MUI mengimbau kepada seluruh Umat Muslim di Indonesia, meski merayakan Hari Idul Fitri dengan berbeda, namun tetap menyikapi perbedaan itu dengan tidak mengurangi sikap toleransi dan saling menghargai.
Perbedaan yang didasarkan pada pertimbangan ilmu akan melahirkan kesepahaman (tafahum) bukan pertentangan (tanazu‘), dan permusuhan (‘adawah). Karenanya, beragama perlu dengan ilmu sehingga muncul spirit harmoni dan kebersamaan.
Dengan usainya bulan Ramadhan pada tahun 2023 ini, maka seluruh Umat Islam bersuka cita dalam merayakan Idul Fitri, tidak terkecuali di Indonesia, yang mana kebanyakan masyarakat masih terus memegang tradisi saat Lebaran yakni mudik dan juga berwisata.
Namun dalam kondisi seperti ini, yang mana pandemi COVID-19 meski sudah menurun dan melandai namun masih belum dikatakan benar-benar hilang status pandeminya di dunia, maka hendaknya seluruh masyarakat tetap menaati protokol kesehatan dengan memakai masker dan senantiasa menjaga kebersihan diri ketika melaksanakan sholat Idul Fitri termasuk ketika pergi mudik dan berwisata bersama dengan keluarga.
Tentunya penjagaan untuk senantiasa taat mengenakan protokol kesehatan (prokes) kepada seluruh masyarakat menjadi sangat penting, lantaran data menunjukkan bahwa dalam beberapa pekan ini ternyata kasus COVID-19 di Tanah Air kembali mengalami peningkatan.
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak perlu menyikapi kabar tersebut dengan terlalu berlebihan. Menurutnya masyarakat sendiri juga tidak lantas bisa terlena begitu saja dan dirinya mengingatkan sangat pentingnya melakukan vaksinasi dan booster vaksin COVID-19.
Pada kesempatan lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy langsung melakukan pemantauan kepada rumah sakit (RS) terkait naiknya angka COVID-19. Meski memang mengalami kenaikan, namun ternyata angkanya tidak terlalu signifikan.
Pada perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah atau tahun 2023 ini memang terjadi perbedaan diantara beberapa kalangan, yakni mereka yang menetapkan Hari Raya pada 21 April dan ada pula yang merayakannya pada 22 April. Maka dari itu, seluruh Umat Muslim harus bisa secara bersama-sama terus menjaga situasi yang kondusif dengan saling menghargai dan meningkatkan toleransi satu sama lain.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related Stories