Mengapresiasi Aparat Keamanan Lindungi Masyarakat dari Teror KST Papua

-

Mengapresiasi Aparat Keamanan Lindungi Masyarakat dari Teror KST Papua

Oleh Timotius Gobay

Apresiasi sangat tinggi patut diberikan kepada seluruh jajaran aparat keamanan termasuk kepada TNI ,Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) lantaran terus melakukan peningkatan keamanan kepada para masyarakat serta warga sipil untuk memerangi tindak kejam dan penyerangan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.

KST Papua kembali melakukan aksi brutal dengan menyerang aparat keamanan maupun rakyat sipil. Terbaru, Seorang anggota TNI AD dilaporkan gugur usai terlibat kontak tembak dengan gerombolan KST di wilayah Nduga, Papua Pegunungan, Senin (3/4). Sebelumnya 2 (dua) anggota aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dilaporkan meninggal dunia setelah ditembak oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua di Puncak Jaya, Papua Pegunungan pada hari Sabtu, tanggal 25 Maret 2023 lalu.

Terkait hal tersebut, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, membenarkan penembakan yang menewaskan Serda Riswar dan Bripda Mesak Indey. Satu personel, yaitu Brigpol Muhammad Arif Hidayat, menderita luka tembak.

Menurut Benny, penembakan itu berawal saat 18 personel gabungan TNI-Polri dari Koramil 1714-02/Ilu dan Polsek Ilu melaksanakan pengamanan salat tarawih di depan Masjid Al Amaliah, Distrik Ilu. Saat itu, dua orang yang diduga kuat merupakan anggota KKB melepaskan tembakan ke arah depan masjid.

Dirinya menjelaskan bahwa penembakan dilakukan oleh sebanyak 2 (dua) orang tidak dikenal dan mereka menggunakan satu pucuk senjata api laras pendek dan juga senjata api laras panjang.

Berdasarkan keterangan saksi, kata Benny, pelaku penembakan saat itu berdiri di depan salah satu kios di sekitar masjid. Kemudian, kedua orang itu melakukan penembakan ke arah personel gabungan TNI-Polri yang sedang melaksanakan pengamanan di depan masjid.

Kemudian, setelah terjadinya kasus penembakan tersebut, sontak pihak Polri langsung menetapkan status siaga satu di Kabupaten Puncak Jaya. Bahkan, seluruh aparat keamanan mulai dari TNI dan Polri juga terus diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kapolda Papua berpesan supaya jajarannya meningkatkan kewaspadaan dan mampu mengantisipasi adanya gangguan keamanan. Bukan hanya itu, namun pihak Polri kini juga terus melakukan penyelidikan terhadap kedua pelaku untuk bisa mengungkapkan apa motif penyerangan.
Bukan hanya itu, masyarakat juga diminta untuk melaporkan kepada aparat keamanan jika melihat dan mengetahui orang yang mencurigakan. Pihak Kapolda juga mengimbau kepada seluruh stakeholder masyarakat di Puncak Jaya untuk turut aktif dalam menciptakan lingkungan dan situasi yang penuh akan keamanan serta ketertiban yang kondusif. Sementara itu, pada Rabu (5/4) Tim gabungan TNI-Polri menangkap 1 anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Pilatus Walker berinisial YM di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Polisi mencatat YM terlibat penembakan tukang ojek hingga pembakaran tower BTS.
Dukungan terhadap pemberantasan KST Papua datang dari banyak pihak. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI), Bambang Soesatyo (Bamsoet) terus meminta pemerintah pusat untuk bisa melakukan penambahan kekuatan personel aparat gabungan TNI dan Polri di Papua. menurutnya hal tersebut menjadi sangat penting untuk dilakukan demi bisa memperkuat dan meningkatkan pengamanan di wilayah Papua, khususnya mampu memutus mata rantai kebutuhan pokok bagi kelompok separatis dan teroris (KST).
Penambahan personel itu, kata Bamsoet, untuk menjamin keamanan masyarakat Papua, baik di wilayah yang baru saja terjadi aksi teror maupun di seluruh wilayah Papua yang berpotensi terjadi aksi teror KST.
Dia juga meminta aparat gabungan TNI, Polri, dan pemerintah daerah, fokus dalam upaya penanganan kekerasan ataupun penyerangan oleh KST yang terus berulang di wilayah Papua, dan terus mengejar serta menindak tegas pelaku KST yang melakukan aksi teror tersebut.
Bambang Soesatyo menegaskan bahwa pemerintah sangat perlu melakukan identifikasi dan juga memetakan pola penyerangan KST Papua. dengan adanya pemetaan serta identifikasi yang tepat, maka ke depannya strategis untuk bisa menangani KST Papua dari pihak TNI dan Polri juga akan bisa jauh lebih tepat dan mampu memberikan perlindungan kepada warga sipil dalam menangani serta memerangi aksi kekerasan KST Papua.
Bamsoet juga mendesak pemerintah dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama TNI-Polri melakukan langkah preventif dan secara tegas membuka ruang dialog yang persuasif, bersama kepala adat, tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.
Ruang dialog itu untuk menghentikan aksi teror KST, mengingat selama ini aksi-aksi yang dilakukan KST di Papua telah mengancam keamanan masyarakat dan menciptakan rasa takut bagi warga sipil dengan tindakan teror yang dilakukan hingga mengakibatkan adanya korban jiwa.
Pada kesempatan lain, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua terus berupaya untuk meningkatkan koordinasi dengan TNI dan Polri, tokoh agama, hingga masyarakat dan komunitas adat untuk bisa terus memperkuat penanganan keamanan di Bumi Cenderawasih.
Adanya upaya untuk terus bisa melakukan peningkatan keamanan tersebut merupakan sebuah hal yang memang patut untuk diapresiasi dengan sangat tinggi karena juga menjadi bukti konkret dari bagaimana komitmen nyata yang dimiliki oleh segenap pihak untuk bisa mengupayakan membawa kedamaian di Tanah Papua dan juga benar-benar mampu memberantas KST.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related Stories