Optimisme Membangun Bangsa, Seruan Indonesia Gelap Hanya Menghambat Kemajuan
JAKARTA – Di tengah menguatnya slogan “Indonesia Gelap” yang digaungkan sejumlah elemen masyarakat dalam berbagai aksi demonstrasi, sejumlah tokoh nasional menyuarakan seruan optimisme untuk terus membangun bangsa. Mereka menilai bahwa narasi tersebut bersifat subjektif dan kontraproduktif terhadap semangat kolektif menuju Indonesia Emas 2045.
Presiden Prabowo Subianto secara terbuka menanggapi narasi tersebut dengan menyebut bahwa pandangan Indonesia tengah berada dalam kondisi gelap tidak berdasar pada kenyataan lapangan.
“Jika mereka merasa gelap, itu hak mereka, tapi kalau saya bangun pagi, saya lihat Indonesia cerah,” kata Presiden Prabowo Subianto.
Presiden juga menyampaikan pengalamannya bertemu langsung dengan petani di berbagai daerah yang menyatakan kepuasan mereka terhadap situasi saat ini.
“Produksi naik drastis, hasil mereka meningkat. Proyeksi lembaga ekonomi dunia bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi besar, melampaui Jepang dan Inggris dalam beberapa dekade ke depan,” ungkapnya.
Nada optimisme juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. Ia menyatakan bahwa Indonesia tidak sedang dalam kegelapan seperti yang diklaim sebagian pihak.
“Indonesia hari ini dan esok akan terang seperti matahari di siang hari,” tegasnya.
Sikap senada datang dari Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, bahwa narasi Indonesia Gelap lebih mencerminkan persepsi pribadi ketimbang fakta objektif.
“Kalau ada yang bilang Indonesia gelap, yang gelap kau, bukan Indonesia,” katanya lantang.
Ketua Umum Prabo Center 08, Abed Nego Panjaitan, mengatakan isu Indonesia Gelap muncul seiring aksi demonstrasi mahasiswa dan aktivis yang mempersoalkan sejumlah kebijakan pemerintah, termasuk revisi undang-undang dan program unggulan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“MBG telah membuka 2,4 juta lapangan kerja dan mendorong ekonomi lokal. Ini program kolaboratif, bukan proyek kronisme. Isu Indonesia Gelap muncul sejak Februari 2025,” ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Mei 2025 menyebut perekonomian Indonesia tetap tangguh di tengah tekanan global. Dengan pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 4,87 persen, Indonesia tetap dalam jalur positif meski perlu mengejar target 5,3 persen pada akhir tahun.
“Fondasi kita jauh lebih kuat dibanding masa-masa krisis sebelumnya,” katanya.
Narasi pesimisme seperti Indonesia Gelap dinilai hanya akan mengaburkan pencapaian dan menghambat kolaborasi nasional. Para pemimpin bangsa mengajak masyarakat untuk tetap kritis, namun membangun, dengan semangat optimisme dan kerja nyata demi masa depan yang lebih baik.
(*/rls)