Pemerintah Pastikan Masyarakat Antusias Sambut Program Rumah Subsidi
Jakarta – Pemerintah terus memperkuat komitmennya dalam menyediakan hunian yang layak, terjangkau, dan berkualitas bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui program rumah subsidi. Program ini menjadi salah satu instrumen strategis dalam mendukung pemerataan akses terhadap kepemilikan rumah.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mengatakan komitmen pemerintah untuk mempercepat penyediaan hunian layak melalui program rumah subsidi sebagai solusi utama menghadapi backlog perumahan nasional yang mencapai 9,9 juta unit.
Ia juga menyampaikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah menetapkan kuota rumah subsidi tahun ini sebanyak 350.000 unit dengan dukungan anggaran yang telah disiapkan. “Kuota tahun ini naik sekitar 75 persen dari tahun sebelumnya. Ini bukan kenaikan biasa, ini lompatan besar,” ujarnya
Di berbagai daerah, antusiasme masyarakat terlihat jelas dalam proses pendaftaran dan pengajuan kepemilikan rumah subsidi. Banyak warga menganggap program ini sebagai peluang emas yang jarang datang, terutama bagi mereka yang selama ini menghadapi keterbatasan finansial untuk membeli rumah di pasar komersial.
Upaya ini juga menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Proyek pembangunan rumah subsidi mendorong keterlibatan kontraktor lokal, pemasok bahan bangunan, hingga penyedia jasa tenaga kerja, yang pada akhirnya memacu aktivitas ekonomi di sekitar lokasi pembangunan.
Disamping itu, Direktur Utama BRI, Hery Gunardi menyampaikan bahwa BRI saat ini merupakan bank dengan jumlah penyaluran KPR Subsidi (KPRS) terbanyak di Indonesia. Hingga Juni 2025, BRI telah menyalurkan lebih dari 101.000 unit KPRS kepada penerima manfaat dengan total outstanding hampir Rp14 triliun, dan sekitar 97 persen di antaranya berasal dari skema FLPP.
“Rasio kinerja kredit bermasalah (NPL) kami tetap terjaga rendah di angka 1,1 persen. Ini membuktikan bahwa penyaluran dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik,” ujar Hery.
Pemerintah optimistis bahwa keberlanjutan program rumah subsidi akan semakin mempersempit kesenjangan akses hunian antara kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Seiring dengan penguatan infrastruktur, perluasan wilayah pembangunan, dan peningkatan kualitas bangunan, program ini akan terus menjadi solusi nyata untuk mengatasi persoalan perumahan nasional. Antusiasme yang terlihat di berbagai daerah menjadi bukti bahwa program ini tidak hanya dibutuhkan, tetapi juga dipercaya oleh masyarakat sebagai langkah konkret menuju masa depan yang lebih sejahtera.
***