Pemerintah Pastikan Stabilitas Pangan Selama Ramadan
Jakarta – Selama Ramadan, pemerintah terus menguatkan langkah strategis untuk memastikan stabilitas pangan nasional. Melalui berbagai kebijakan yang terintegrasi, pasokan bahan pokok dijaga agar tetap mencukupi, harga terkendali, dan distribusi berjalan lancar. Komitmen ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, memastikan bahwa stok pangan nasional dalam kondisi aman dan siap memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan. “Pemerintah telah mengamankan stok beras di Perum Bulog sebanyak dua juta ton serta menyiapkan langkah-langkah antisipatif untuk menjaga harga tetap stabil,” ujarnya.
Selain beras, ketersediaan bahan pokok lain seperti daging, minyak goreng, dan gula juga dalam kondisi mencukupi. Pemerintah telah melakukan berbagai intervensi untuk menghindari lonjakan harga yang dapat membebani masyarakat. Salah satu langkah utama adalah memperkuat produksi dalam negeri melalui peningkatan luas tanam dan pemanfaatan teknologi pertanian modern. Selain itu, penguatan cadangan beras pemerintah dan optimalisasi distribusi pangan juga menjadi prioritas.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa stabilitas harga menjadi perhatian utama agar daya beli masyarakat tetap terjaga. “Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pasokan pangan tersedia dan harga tetap terkendali,” jelasnya.
Koordinasi ini mencakup kerja sama dengan produsen, distributor, hingga pelaku usaha pangan guna menjamin kelancaran rantai pasok. Langkah ini sangat penting, terutama saat permintaan meningkat tajam selama Ramadan. Tidak hanya itu, pemerintah juga berupaya mengantisipasi dampak cuaca dan faktor eksternal lain yang berpotensi mengganggu pasokan
Direktur Jenderal Pengawasan dan Ketertiban Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan, menekankan pentingnya pengawasan agar masyarakat mendapatkan produk pangan yang aman. “Pengujian kualitas pangan dilakukan secara berkala guna memastikan produk yang beredar bebas dari bahan berbahaya,” pungkasnya.
Selain memastikan ketersediaan dan harga pangan, pemerintah juga memperketat pengawasan terhadap keamanan pangan di pasar. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencegah peredaran bahan pangan yang mengandung zat berbahaya, seperti pestisida berlebih atau formalin pada produk peternakan. Upaya ini bertujuan agar masyarakat dapat menjalani ibadah puasa dengan tenang tanpa khawatir akan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Di sisi lain, berbagai program edukasi dan sosialisasi juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai konsumsi pangan yang sehat dan berkualitas. Dengan langkah-langkah yang terkoordinasi, pemerintah optimis bahwa Ramadan tahun ini dapat dilewati dengan kondisi pangan yang stabil dan terkendali.
Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk petani, pelaku usaha, dan masyarakat. Dengan sinergi yang kuat, harapan untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri dalam sektor pangan semakin nyata.