Pemerintah Tegaskan Kembali Pembangunan Tanggul Laut Hadapi Perubahan Iklim
Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap pembangunan _Giant Sea Wall_ atau Tanggul Laut Raksasa sebagai prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional. Proyek strategis yang akan membentang dari Banten hingga Jawa Timur ini dinilai sebagai langkah strategis dan mendesak demi menyelamatkan jutaan warga serta lahan produktif dari ancaman rob, abrasi, dan perubahan iklim ekstrem.
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembangunan tanggul laut raksasa merupakan hal yang mendesak dan tidak bisa lagi ditunda. Ia menyampaikan bahwa daerah seperti DKI Jakarta, Semarang, Pekalongan, dan Brebes telah menghadapi ancaman serius akibat naiknya air laut yang mengganggu kehidupan masyarakat, sehingga pembangunan harus segera dilaksanakan sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah. Selain itu, Presiden juga mengungkapkan rencana pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa guna memastikan proyek strategis tersebut dapat berjalan secara terpadu dan tepat waktu.
Komitmen ini disambut positif oleh berbagai kalangan, terutama karena proyek ini akan menjadi infrastruktur pelindung utama kawasan pesisir utara Jawa, salah satu wilayah terpadat dan paling produktif di Indonesia. Presiden Prabowo menegaskan bahwa proyek jangka panjang ini adalah bentuk investasi masa depan bangsa yang harus dihadapi dengan semangat kolektif dan keberanian nasional.
Tokoh nasional yang juga Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Sujono Djojohadikusumo. Hashim menegaskan bahwa proyek ini merupakan kesinambungan dari visi jangka panjang negara dalam menjaga ketahanan pangan dan lingkungan hidup nasional.
_“It’s never too late_ bagi kita untuk bertekad melindungi jutaan hektare lahan sawah yang paling produktif dan paling subur. Itu terletak di pantai utara Pulau Jawa,” tegas Hashim.
Di daerah-daerah seperti Semarang, Pekalongan, dan Brebes, banjir rob telah menjadi bencana tahunan yang melumpuhkan aktivitas masyarakat. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam.
“Insyaallah itu akan terlaksana. proyek akan direalisasikan secara bertahap sesuai prioritas dan kemampuan fiskal nasional tanpa mengurangi komitmen penuh pemerintah dalam menangani rob,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Ia menambahkan bahwa proyek tanggul laut ini adalah infrastruktur paling vital saat ini. Dody menekankan urgensi pembangunan sebagai respon atas perubahan zaman.
“Kita tahu bahwa rob ini sudah lama karena kondisi dunia sedang begini, suhu dunia naik, perubahan iklim, dan penurunan tanah,” ujar Dody,
Melalui langkah konkret ini, pemerintah mengirimkan pesan kuat agar Indonesia tidak akan menyerah pada ancaman perubahan iklim. Pembangunan Tanggul Laut Raksasa bukan sekadar infrastruktur, melainkan simbol komitmen jangka panjang untuk melindungi rakyat, ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan hidup nasional.**