Pemerintah Tingkatkan Sinergitas Pastikan Kesuksesan Pelaksanaan MBG di Papua
Papua — Pemerintah terus memperkuat koordinasi lintas sektor guna memastikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) berjalan sukses di Papua. Langkah ini dilakukan untuk menjamin pemenuhan gizi seimbang bagi kelompok prioritas, sekaligus mendukung upaya menurunkan angka stunting di wilayah timur Indonesia.
Penjabat Sekretaris Daerah Papua Selatan, Maddaremmeng, menegaskan pihaknya tengah melakukan sinkronisasi penerapan program MBG dengan Badan Gizi Nasional (BGN). Menurutnya, arahan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjadi pedoman penting bagi pemerintah daerah dalam menjalankan program strategis tersebut.
“Terkait MBG, memang kita diperintahkan dari Kemendagri untuk mencari lokasi dapurnya. Jangan sampai kami tidak menyiapkan anggarannya, karena memang kita harus merencanakan, jangan sampai BGN sudah membiayai, kita juga membiayai,” ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah daerah memerlukan panduan yang jelas mengenai bentuk hubungan dan koordinasi yang perlu dibangun antara pemerintah provinsi, kabupaten, dan BGN.
“Untuk itu perlu arahan kepada kita, agar supaya hubungan apa yang perlu dibangun dalam program MBG ini oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten,” tegasnya.
Di tingkat kabupaten, langkah percepatan juga terus dilakukan. Pelayanan Gizi Kabupaten Fakfak, Sitanna Rida Pamila, mengungkapkan bahwa pemerintah daerah bersama instansi terkait tengah memprioritaskan pembangunan dapur sehat tambahan di sejumlah titik. Hal ini diharapkan dapat memperluas cakupan distribusi MBG hingga menjangkau seluruh sasaran.
“Kami berharap pembangunan dapur sehat segera dilakukan di beberapa titik wilayah Fakfak. Dengan begitu, cakupan distribusi MBG bisa diperluas, dan semua siswa dapat merasakan manfaatnya,” ujar Sitanna.
Ia optimistis, dengan pemerataan pelaksanaan MBG, Fakfak dapat menjadi daerah bebas stunting di masa mendatang.
Dukungan terhadap program ini juga datang dari parlemen. Anggota Komisi IX DPR RI, Cellica Nurrachadiana, menilai MBG memiliki peran vital dalam membentuk generasi emas Indonesia 2045. Menurutnya, sasaran program yang mencakup anak-anak usia dini, siswa SD hingga SMA/SMK, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan bangsa.
“Harapannya nanti di 2045 mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang sehat badannya, lahir-batinnya, mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang kuat, anak-anak yang cerdas, anak-anak yang bebas dari stunting, yang memiliki intelektual,” ucapnya.
Cellica menekankan pentingnya keterpaduan antara program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang berada di bawah Kementerian Kesehatan dan MBG yang dikelola BGN.
“Harapannya ini linear, ini secara kesehatannya Cek Kesehatan Gratis di bawah Kementerian Kesehatan, tapi secara pemenuhan gizi seimbang ya itu adalah di bawah Badan Gizi Nasional (melalui Makan Bergizi Gratis),” paparnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa keberhasilan MBG dan CKG bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat. Keterlibatan pemerintah daerah, pihak swasta, dunia pendidikan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan program di lapangan.
Upaya pemerintah dalam meningkatkan sinergitas pelaksanaan MBG di Papua ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya generasi sehat, cerdas, dan bebas stunting. Dengan komitmen bersama, Papua diharapkan tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga contoh keberhasilan implementasi program gizi nasional di daerah.–
[edRW]