Pemulihan Distrik Oksop Menguatkan Komitmen Pemerintah untuk Papua

-

Pemulihan Distrik Oksop Menguatkan Komitmen Pemerintah untuk Papua

Oleh: Marlina Tabuni

Di tengah tantangan keamanan dan keterisolasian yang melanda sejumlah wilayah di Papua, negara melalui kehadiran TNI menunjukkan peran aktif dan komitmen tinggi dalam melindungi serta melayani masyarakat. Salah satu bentuk konkret dari kehadiran negara tersebut terlihat jelas dalam aksi Satgas Yonif 751/VJS Koops Swasembada yang terjun langsung ke Kampung Oksop, Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang. Langkah ini merupakan respons cepat atas kondisi darurat yang dialami masyarakat akibat ancaman dari kelompok separatis dan rusaknya infrastruktur vital. Tidak sekadar menjaga stabilitas keamanan, TNI juga berperan dalam memulihkan kondisi sosial serta menjawab kebutuhan dasar masyarakat.

 

Komandan Satgas Yonif 751/VJS, Letnan Kolonel Inf Erwan Harliantoro, S.H., M.Han menjelaskan bahwa Kampung Oksop terletak sekitar 30 kilometer dari pusat pemerintahan Oksibil dan selama ini menghadapi keterisolasian yang kian parah setelah tiga jembatan penghubung utama di jalur Serambakon menuju Oksop dirusak oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Aksi brutal OPM tersebut membuat jalur darat lumpuh total, mengganggu aktivitas warga dan menunjukkan eskalasi ancaman terhadap ketenangan masyarakat sipil. Warga yang mengalami trauma dan ketakutan akibat ancaman bersenjata terpaksa mengungsi ke hutan atau kampung lain, meninggalkan kehidupan sehari-hari mereka. Dalam situasi seperti itu, pemerintah langsung mengambil tindakan tegas melalui TNI sebagai garda terdepan perlindungan rakyat. Kehadiran TNI melalui Satgas 751/VJS membawa secercah harapan yang sebelumnya sulit dirasakan masyarakat setempat.

 

Sebagai wujud nyata kebijakan humanis negara, Satgas Yonif 751/VJS mengintegrasikan pendekatan teritorial dengan misi kemanusiaan. Helikopter militer diterjunkan ke Pos TNI di Kampung Oksop, mengangkut kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan warga. Tidak hanya berhenti pada distribusi bantuan, TNI juga membuka layanan kesehatan yang telah lama dinantikan masyarakat. Pos TNI menjadi tempat berobat dan berkonsultasi kesehatan yang mudah dijangkau warga, sesuatu yang sebelumnya hampir mustahil diwujudkan akibat hambatan geografis dan keamanan.

 

Antusiasme masyarakat dalam menyambut TNI menjadi cerminan bahwa pendekatan humanis pemerintah diterima dengan tangan terbuka. Mereka bergotong royong membantu menurunkan logistik dari helikopter dan mulai kembali menempati kampung mereka secara bertahap. Tokoh Masyarakat Distrik Oksop, Forban Kalakmabin mengucap syukur dan berterima kasih dengan bantuan bahan makanan yang diberikan oleh pemerintah melalui aparat keamanan.

 

TNI bukan sekadar pasukan keamanan, melainkan perpanjangan tangan negara yang hadir menyeluruh, membuktikan bahwa strategi pemerintah melampaui pendekatan konvensional. Hal ini membuktikan bahwa strategi pemerintah dalam menangani Papua bukan hanya melalui pendekatan militeristik, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dan sosial masyarakat secara langsung.

 

Langkah TNI tersebut juga mengindikasikan bahwa negara tidak akan membiarkan wilayah-wilayah terpencil dan rawan konflik berjalan sendiri menghadapi kesulitan. Negara hadir di setiap jengkal tanahnya, tidak membedakan wilayah kota maupun pelosok, pusat maupun perbatasan. Dalam konteks Papua, kebijakan pemerintah melalui sinergi antara aparat keamanan dan pemerintah daerah menjadi strategi jangka panjang dalam membangun kepercayaan rakyat serta mengembalikan rasa aman dan nyaman di tengah kehidupan mereka. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo dalam membangun Papua dengan pendekatan inklusif

 

Pemerintah memahami bahwa pemulihan sosial-ekonomi di Papua memerlukan komitmen jangka panjang yang dimulai dari kehadiran nyata di lapangan. Namun, dengan fondasi kuat berupa kehadiran negara yang nyata di lapangan, proses pemulihan itu bisa dimulai. Dalam hal ini, komitmen TNI untuk bersinergi dengan Pemerintah Daerah Pegunungan Bintang dalam membangun kembali infrastruktur yang rusak menunjukkan arah kebijakan yang progresif. Pembangunan kembali jembatan-jembatan yang rusak tidak hanya berfungsi menghubungkan wilayah secara fisik, tetapi juga menjadi simbol kembalinya akses rakyat terhadap pelayanan dasar, pasar, pendidikan, dan kesehatan.

 

Intervensi TNI di Kampung Oksop juga harus dipandang sebagai bagian dari grand strategy pemerintah dalam mempercepat pembangunan Papua melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Pemerintah pusat selama ini telah menempatkan Papua sebagai wilayah prioritas dalam pembangunan nasional, dengan memperhatikan konteks kultural, geografis, dan historis yang unik. Oleh karena itu, setiap tindakan yang diambil, termasuk melalui kehadiran TNI, senantiasa diarahkan untuk mendukung upaya menciptakan Papua yang aman, damai, dan sejahtera.

 

Dalam konteks pembangunan nasional, kehadiran TNI di wilayah seperti Oksop menjadi bukti bahwa agenda pertahanan dan keamanan tidak dipisahkan dari aspek pelayanan publik. Justru, keduanya dapat berjalan selaras. Di satu sisi, TNI memastikan stabilitas wilayah dari gangguan separatisme, sementara di sisi lain, juga mengambil peran penting dalam membuka akses bantuan kemanusiaan dan pemulihan sosial. Sinergi inilah yang menjadi kekuatan utama pemerintah dalam mengelola tantangan di wilayah perbatasan dan konflik.

 

Tindakan cepat dan terukur dari Satgas 751/VJS merupakan manifestasi dari keberpihakan negara terhadap rakyatnya. Bahwa dalam kondisi sulit sekalipun, negara tetap hadir dan memberi perlindungan. Inisiatif-inisiatif seperti ini harus terus didukung, karena mencerminkan arah pembangunan Papua yang inklusif dan berkeadilan. Upaya TNI yang menyentuh langsung masyarakat memperlihatkan bahwa kekuatan negara tidak hanya terletak pada perangkat keras pertahanan, tetapi juga pada ketulusan dan komitmen untuk melayani.

 

Dengan semua pencapaian tersebut, langkah TNI bersama pemerintah daerah di Distrik Oksop adalah bagian dari wujud nyata kehadiran negara yang solutif. Bukan hanya menjaga kedaulatan, tapi juga memastikan setiap warga negara, merasakan arti kehadiran pemerintah secara konkret. Masyarakat Papua, khususnya di Oksop, kini tidak lagi merasa ditinggalkan. Bahkan mulai menata kembali kehidupan dengan rasa aman dan penuh harapan, karena negara benar-benar hadir bersama masyarakat Papua.

 

*) Peneliti Isu Sosial dan Pembangunan di Papua

Related Stories