Pengacara internasional Melli Darsa, SH, LLM, ikut meramaikan persaingan bakal calon walikota dan wakil walikota Bogor. Ia disebut-sebut akan maju dalam Pilkada Kota Bogor 2024-2029.
Namun dengan siapa Melli Darsa, berpasangan dalam pilkada Kota Bogor masih menunggu pengumuman resminya. Dan juga dari parpol yang akan mengusungnya. Pendiri Yayasan Saraswati Nuraeni Murdisah, menegaskan siap untuk mengikuti Pilkada Kota Bogor.
“Saya kelahiran kota Bogor. Sudah 30 tahun lebih jadi pengacara internasional ingin juga mengabdi buat masyarakat.
Saya dari partai Golkar, kader perempuan yang tertarik untuk membenahi kota Bogor,” ujarnya di acara disseminasi hasil penelitian Rumah Demokrasi tentang perilaku pemilih dari Kota Bogor terhadap
kandidat perempuan sebagai Kepala Daerah dan Pengetahuan Pemberian Makanan Gratis (PMG) Bergizi, pada hari Kamis (22/8/2024) di Jakarta.
Melli yang juga menjadi salah satu narasumber di acara tersebut mengatakan, saat ini banyak tokoh yang memasang baliho sebagai calon walikota Bogor.
“Orang-orang berani pasang baliho. Kenapa saya tidak. Saya berharap keterwakilan perempuan tidak hanya di legislatif. Tapi juga di eksekutif dan lembaga lainnya,” jelas Melli.
Saat ditanya kebijakan apa yang akan dilakukan di Kota Bogor? Wanita kelahiran Bogor itu menjelaskan ada beberapa hal yang ingin dibenahinya.
“Diantaranya kalau kita bisa lihat sendiri sebenarnya ada juga masalah transportasi. Tapi kita juga mengetahui selain itu ada masalah sosial ekonomi, masalah kesempatan ekonomi dimana sebenarnya warga kota Bogor sendiri harus berkompetisi dengan pendatang dari luar daripada kota Bogor. Jadi maksudnya bahkan banyak sekali yang mencari peluang dari luar kota Bogor,” jelas Melli.
Jadi memang sosial ekonomi kata dia menjadi penting. Namun Melli menegaskan ada tiga topik utama yang menjadi perhatiannya.
“Yaitu adalah masalah pinjol, dan juga masalah keterwakilan perempuan. Serta masalah makanan bergizi adalah karena kita ini memang harus pada fokus pembangunan sumber daya manusia,” ujar Melli.
“Kita harus memastikan keterwakilan daripada perempuan Jadi intinya adalah masalah ini tentunya kompleks sebagai kota. Tetapi yang pertama dan utama adalah pembangunan sumber daya manusianya dan juga supaya tidak terjerat dengan masalah-masalah ekonomi sosial
dengan akibat pinjol segala macam dan judi online,” imbuhnya.
Lebih lanjut Melli mengatakan, pada pilkada serentak 2024 di kota Bogor khususnya, ia punya feeling perempuan akan lebih berperan.
“Saya punya feeling kayaknya perempuan akan lebih berperan gitu ya. Karena kita udah bisa lihat dalam koalisi pun sudah memperhatikan pentingnya perempuan dan saya angkat itu hal yang sangat positif dan sebenarnya itu perkembangan yang mungkin terjadi,” ujarnya.
Adapun terkait program makanan bergizi, menurut Melli program ini sangat pro kepada perempuan dan ibu hamil. Juga kepada anak-anak.
“Kalau kita bicara tentang perbaikan gizi itu sudah pasti baik sekali untuk manusia pada umumnya dan khususnya bagi perempuan,” ujarnya.
“Menurut saya adalah Pak Prabowo sudah melakukan studi yang cukup lengkap (terkait program makanan bergizi gratis) dan juga banyak masukan-masukan. Sehingga menurut saya adalah sebenarnya yang paling penting adalah bagaimana kita memang benar-benar bisa melaksanakannya dengan baik. Serta memastikan tidak ada masalah-masalah juga. Misalnya penyiapan, jangan sampai menimbulkan penyakit misalnya atau bagaimana daripada higienisnya dan segala macam dan juga bagaimana program ini memang memberdayakan ekonomi lokal gitu. Jadi kalau menurut saya sejauh itu diperhatikan menurut saya ini win win yah bagi semua orang,” imbuh Melli.
Terkait program makanan bergizi gratis, saat ditanya apakah harus melibatkan produsen dari wilayah setempat?
“Menurut saya akan lebih bijak seperti itu. Tapi mungkin di awal-awalnya nanti bisa bertahap ya dalam arti tentunya adalah diawali yang penting jalan dulu. Tapi berikutnya itu harus menjadi suatu program yang merasa dimiliki untuk oleh dan bagi kepentingan warga lokal seperti itu. Tetapi merupakan program pemerintah pusat dan memang menurut saya pemerintah daerah harus menjadi mitra daripada pemerintah pusat agar program ini berhasil,” beber Melli.
Adapun menu makanan bergizi gratis, tentunya kata dia, selera harus diperhatikan.
“Dengan memperhatikan juga adalah muatan gizinya dan juga cara pengolahan yang sehat dan higienis,” ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D mengatakan setiap kebijakan itu benar benar valid sesuai dengan aspirasi masyarakat, itu sangat penting.
“Program makanan sehat bergizi untuk anak sekolah dan program makanan bergizi untuk ibu hamil, Itu perlu,” ujar Amich.
Lebih lanjut dia mengatakan, menuju Indonesia yang berkualitas, perbaikan gizi diperlukan buat anak-anak yang masih tumbuh dan berkembang, sangat penting. Begitu juga program makan bergizi gratis untuk perempuan/ibu hamil.
“Program makanan bergizi gratis, kalau anggaran kan sudah disediakan oleh pemerintah untuk tahun pertama ini Rp
71 triliun,” ujarnya.
Sementara itu, Pimpinan Rumah Demokrasi, Ramdansyah mengatakan pemberian makanan gratis (PMG) bergizi sangat diperlukan lebih dari separtuh responden (69%) di kota bogor yang diwawancarai oleh lembaga penelitian rumah demokrasi.
“Hanya 17,9% responden yang menganggap tidak perlu program ini. Mereka yang ragu/netral terdapat 11,1% responden dari 604 responden di Kota Bogor,” ujar Ramdansyah saat memaparkan disseminasi hasil penelitian Rumah Demokrasi tentang perilaku pemilih dari Kota Bogor terhadap
kandidat perempuan sebagai Kepala Daerah dan Pengetahuan Pemberian Makanan Gratis (PMG) Bergizi.
Adapun sampel penelitian diambil secara acak bertingkat dari 20 kelurahan yang ada di 6 Kecamatan di Kota Bogor. Unit terkecil dari penelitian ini adalah tingkat Rw. Adapun tingkat kepercayaan dalam penelitian ini adalah 96%
Penelitian yang dilakukan dari tanggal 1 sd 21 Agustus 2024 menghasilkan sejumlah perilaku pemilih dari Kota Bogor terhadap kandidat perempuan sebagai Kepala Daerah.
Rerata responden kurang dari separuh yang mengetahui adanya calon perempuan di masing-masing kecamatan di Kota Bogor. Hanya responden di Kecamatan Bogor Selatan yang mengetahui adanya calon perempuan yang tinggi (41,3%).
“Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada dua besar kandidat perempuan yang diketahui responden sebagai calon walikota Bogor. Keduanya yakni; Annida Allivia dan Melli Darsa,” ujarnya.
Sedangkan informasi terkait kandidat perempuan sebagai wakil walikota lebih rendah lagi dengan rerata dibawah 10%. Hanya responden di Kecamatan Bogor Selatan yang paling tinggi. Itupun prosentasinya hanya 8,8%, bahkan di Kecamatan Bogor Tengah tidak ada yang mengetahui kandidat perempuan sebagai calon wakil walikota Bogor.
“Meskipun rerata responden kurang mengetahui calon-calon wakil walikota Bogor dari kalangan perempuan, tetapi mereka dapat sejumlah nama kandidat perempuan. Dari jawaban yang diperoleh ternyata terdapat tiga besar perempuan yang diketahui sebagai kandidat wakil walikota, Annida Allivia, Rena Da Frina dan Melli Darsa,” ujarnya
Lebih lanjut Ramdansyah mengatakan, kampanye afirmasi perempuan di eksekutif tampaknya masih belum berjalan dengan baik di Kota Bogor.
Pertanyaan tentang pilihan calon perempuan jika Pemilihan Walikota Bogor dilakukan pada hari ini juga, maka hanya 27% yang akan memilih perempuan dan 34,1% tidak akan memilih perempuan. Adapun 37,9% ragu-ragu untuk memilih perempuan.
Tiga besar perempuan yang akan dipilih jika pemilih dilakukan pada hari ini adalah; Annida Allivia, Rena Da Frina dan Melli Darsa.
Penelitian Rumah Demokrasi di Kota Bogor ini juga mendapatkan temuan terkait kampanye pemberian makanan gratis (PMG) Bergizi, tetapi mengandung muatan lokal yang dilakukan oleh salah seorang calon kandidat walikota/wakil walikota Bogor Melli Darsa diketahui di 5 dari 6 kecamatan di Kota Bogor.
“Hanya responden dari Kecamatan Bogor Tengah yang tidak terpapar informasi adanya pemberian makanan gratis (PMG) gratis yang dilakukan oleh Melli Darsa,” ujar Ramdansyah.