Pengamat Politik: Ada Tekanan dan Rekayasa Politik yang Membuat Airlangga terpaksa Mundur dari Ketum Golkar

-

JAKARTA – Pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan ketua umum Partai Golkar, mengejutkan banyak pihak. Pasalnya Airlangga dianggap berhasil membawa Golkar meraih 102 kursi di parlemen pada pemilu 2024. Sekaligus berkontribusi memenangkan pasangan Prabowo-Gibran pada pilpres.

Pengamat Pemilu dari Rumah Demokrasi Ramdansyah mengatakan ia menduga ada tekanan dan rekayasa politik, hingga membuat Airlangga terpaksa mengundurkan diri.

Hal tersebut disampaikan Ramdansyah saat dialog interaktif Radio Elshinta bertajuk “Benarkah ada cawe cawe Presiden Jokowi dibalik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan ketua umum Golkar ?” pada Selasa (13/8/2024).

“Soal pengunduran diri Airlangga, ini bukan cawe cawe lagi menurut saya. Ini persoalan serius, sebuah rekayasa politik. Ini menarik, karena Partai Golkar di pemilihan legislatif raihan kursinya meningkat menjadi 102 kursi, lalu kenapa tetap dikudeta?,” ujar Ramdansyah.

“Kalau kemarin yang diutak-atik adalah Partai Demokrat. Hari ini perangkat yang sama melakukan rekayasa politik ke Partai Golkar. Rekayasa politik by design ini menurut saya bukan lagi cawe cawe. Terkait pemanggilan Kejagung
Itu alasan untuk menutupi kejadian sebenarnya. Airlangga Hartarto pernah dipanggil untuk tunda pemilu, dan kasusnya sebelumnya tidak diangkat ke permukaan,” imbuh Ramdansyah.

Mantan Ketua Panwaslu DKI Jakarta tersebut mengatakan bahwa harusnya tugas Airlangga memenangkan Prabowo-Gibran sudah selesai. Seharusnya mendapat promosi, bukan demosi, karena adanya tekanan politik.

“Menurut saya adanya tekanan yang tinggi membuat Ketum Airlangga Hartarto mengundurkan diri. Menurut saya perangkat-perangkat kekuasaan formal melakukan operasi untuk menjatuhkan Ketum Golkar. Setelah pak Jokowi selesai menjabat, harusnya Airlangga aman-aman saja, tetapi keberadaan 102 kursi di DPR RI merupakan sumber daya politik yang menjanjikan untuk parlemen,” jelas Ramdansyah.

“Saya lihat lebih kepada itu, dalam waktu 2 bulan ini, dengan 102 kursi cukup untuk mengamankan Jokowi setelah tidak lagi menjabat,” imbuhnya.

Lebih lanjut Ramdansyah mengatakan, Airlangga juga punya kepentingan menempatkan kader-kadernya di Pilkada. Namun keinginan Airlangga untuk menempatkan kadernya di Pilkada kan banyak yang ditolak.

“Koalisi partai politik untuk Pilpres padahal berbeda jauh dengan Pilkada. Buat Airlangga ini jadi demosi dengan “intimidasi” penegakan hukum tebang pilih, seharusnya promosi. Namun pengunduran Airlangga Hartarto tidak membuat partai Golkar melemah, malah semakin clean dan lincah,” ujarnya.

Ramdansyah menjelaskan, setahun dua tahun terakhir ini goyangan dari dalam untuk mendongkel Airlangga juga terjadi.

“Jadi sebelumnya sudah ada upaya mendongkel Airlangga, cuman gagal.
Lalu, kalau menunggu hingga masa jabatan dalam Munas bulan Desember 2024 akan terlambat, sehingga rekayasa ini dijalankan,” ujarnya.

Ramdansyah mengatakan, ini atmosfir jelang pendaftaran calon kepala daerah. Untuk mengintervensi partai tidak ada upaya lain harus mengganti Ketua umumnya.

“Pengunduran Airlangga harus dilihat berbaling tebalik dari kemampuan dirinya selaku ketua umum partai dalam menaikkan jumlah kursi di DPR. Kemudian, jadi Menko berjalan dengan baik. Seharusnya ada apresiasi kepada pak Airlangga agar dia tetap menjabat sampai Desember (Munas). Politik itu punya etik, jangan sampai ada rekayasa politik yang bertentangan dengan etika,” ujarnya.

Adapun untuk Partai Golkar, jelas Ramdansyah, akan semakin solid dan lincah. Sudah teruji menghadapi berbagai persoalan.

Sebelumnya dalam pernyataannya melalui video, Airlangga mengatakan Golkar berhasil melakukan transformasi menjadikan kebanggaan seluruh kader.

Selain itu dalam Pilpres yang lalu kita berhasil memberikan kontribusi besar dalam kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Mereka akan melanjutkan kepemimpinan negara sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.

Airlangga mengatakan proses pengunduran dirinya dilakukan secara damai dan menjunjung tinggi marwah Golkar. Airlangga mengatakan demokrasi terus dikawal dan dikembangkan.

“Partai politik adalah pilar demokrasi kita. Indonesia adalah negeri besar. Kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai Golkar sejauh ini sudah menjadi kebanggaan kita semua serta menjadi kekuatan terdepan demokrasi Indonesia,” ujarnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Related Stories