Penutupan PUIC ke-19 Hasilkan Deklarasi Jakarta sebagai Arah Baru Diplomasi Parlemen Islam

-

Penutupan PUIC ke-19 Hasilkan Deklarasi Jakarta sebagai Arah Baru Diplomasi Parlemen Islam

Konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) resmi ditutup pada Kamis (15/5) di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta. Ketua DPR RI sekaligus Presiden PUIC yang baru, Puan Maharani, secara resmi menutup perhelatan yang dihadiri oleh delegasi dari beberapa negara anggota.

Dalam pidato penutupannya, Puan menegaskan bahwa Deklarasi Jakarta yang dihasilkan dari konferensi ini mencerminkan tekad kolektif negara-negara Islam untuk memperjuangkan keadilan global, memperkuat tata kelola pemerintahan, dan mengokohkan peran perempuan dalam pembangunan dunia Islam.

 

“Deklarasi Jakarta yang telah kita hasilkan adalah bukti nyata suara kolektif parlemen dunia Islam. Kita telah sepakat memperjuangkan keadilan bagi Palestina, memperkuat tata kelola pemerintahan, mengokohkan peran perempuan, dan mendorong tatanan dunia yang lebih adil,” ujar Puan.

 

Sebagai tuan rumah, Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus mengawal implementasi dari setiap resolusi yang disepakati. Puan juga mengajak seluruh delegasi untuk membawa semangat Deklarasi Jakarta ke parlemen masing-masing sebagai wujud solidaritas negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

 

“Saya mengajak seluruh delegasi untuk membawa semangat dan isi deklarasi ini ke ruang sidang parlemen masing-masing, sebagai komitmen bersama untuk memperkuat solidaritas negara-negara OKI,” kata Puan.

 

Puan, yang tercatat sebagai Presiden perempuan pertama dalam sejarah PUIC, menyerukan agar kekuatan kolektif dunia Islam menjadi kontributor positif bagi perdamaian dan kesejahteraan global. Ia juga menyampaikan harapan bahwa para delegasi membawa kesan baik selama berada di Indonesia.

 

“Warisan kita bukan terletak pada besarnya gedung yang kita bangun, tetapi pada martabat yang kita pulihkan bagi setiap anak, perempuan, keluarga, dan mereka yang terluka oleh perang, kemiskinan, dan ketidakadilan,” tegas Puan.

 

Deklarasi Jakarta yang dibacakan oleh Ketua BKSAP DPR RI, Mardani Ali Sera, memperkuat arah baru diplomasi antarparlemen negara-negara Islam. Dokumen ini menekankan pentingnya kerja sama dalam menghadapi tantangan global serta memperkuat ketahanan sosial-ekonomi dan parlemen yang inklusif.

 

“Kami memutuskan untuk memperkuat kerja sama antar parlemen, berbagi pengetahuan, serta membangun inisiatif bersama guna menghadapi tantangan ekonomi global dan membangun lembaga perwakilan yang lebih baik dan inklusif,” ungkap Mardani.

 

Salah satu poin penting dalam deklarasi adalah dorongan untuk membentuk dialog tetap antar parlemen, termasuk dengan lembaga legislatif dari kawasan lain seperti Parlemen Eropa dan Kongres Amerika Serikat.

 

“PUIC mendorong pembentukan saluran dialog antar parlemen secara berkala, terutama dengan Parlemen Eropa dan Kongres Amerika Serikat, untuk bersama-sama mengatasi tantangan global yang semakin kompleks,” kata Mardani.

 

Deklarasi tersebut juga menekankan kerja sama konkret di berbagai bidang strategis seperti pendidikan, riset ilmiah, pemberdayaan perempuan dan pemuda, perdagangan intra-OKI, serta teknologi dan digitalisasi.

 

“Kita tidak hanya bicara solidaritas, tapi aksi nyata. Investasi di bidang pendidikan, perdagangan intra-OKI, serta digitalisasi adalah langkah konkret membangun ketahanan dan kemandirian umat,” tegas Mardani.

 

Dengan penutupan ini, Konferensi PUIC ke-19 menjadi tonggak penting bagi diplomasi parlemen Islam dan menandai babak baru bagi dunia Islam yang lebih terhubung, kuat, dan bermartabat melalui kerja sama yang berkelanjutan.

 

(*)

Related Stories