Percepatan Program MBG, Pemerintah Target Kan 82.9 Juta Penerima Manfaat

-

Percepatan Program MBG, Pemerintah Target Kan 82.9 Juta Penerima Manfaat

Oleh: Eleine Pramesti

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi prioritas nasional yang terus digenjot pelaksanaannya oleh pemerintah demi menciptakan generasi Indonesia yang sehat, kuat, dan cerdas. Dengan target ambisius mencapai 82,9 juta penerima manfaat, program ini tidak hanya menjadi simbol kepedulian negara terhadap kesejahteraan anak bangsa, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia (SDM) jangka panjang. Percepatan program ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi persoalan klasik seperti stunting, gizi buruk, dan kesenjangan akses pangan yang masih membayangi banyak daerah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MBG dirancang sebagai kebijakan lintas sektoral, dengan melibatkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan dunia usaha. Pendekatan kolaboratif ini memungkinkan pelaksanaan program menjadi lebih efektif dan menjangkau seluruh kalangan masyarakat, khususnya anak-anak usia sekolah dasar dan menengah. Mereka adalah kelompok yang berada dalam masa pertumbuhan krusial dan sangat membutuhkan asupan gizi seimbang setiap harinya. Dengan pola distribusi makanan yang terstruktur dan terstandarisasi, MBG diyakini mampu memberikan dampak signifikan dalam memperbaiki kondisi kesehatan generasi muda Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ditargetkan dapat mencakup hingga 82,9 juta penerima manfaat pada November 2025. Saat ini, program tersebut telah menjangkau sekitar 3 juta orang. Ia menegaskan bahwa pada bulan November mendatang, seluruh anak-anak dan ibu hamil memperoleh manfaat dari MBG setiap hari sebagai upaya pemenuhan kebutuhan gizi mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Implementasi MBG dilaksanakan melalui skema yang mengintegrasikan pendataan penerima manfaat, penyediaan bahan pangan lokal, pengolahan makanan sehat, serta pendistribusian langsung ke titik-titik sasaran seperti sekolah, pondok pesantren, dan komunitas masyarakat lainnya. Pemerintah memanfaatkan sistem digital untuk memastikan akurasi data penerima dan meminimalkan potensi penyelewengan. Selain itu, keterlibatan pelaku usaha kecil dan menengah, seperti warung makan lokal dan katering rumahan, dalam proses penyediaan makanan, membuka peluang peningkatan ekonomi lokal yang signifikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam pelaksanaannya, program MBG juga diarahkan untuk mendorong ketahanan pangan nasional. Pemerintah berupaya memprioritaskan penggunaan bahan baku lokal seperti sayur-mayur, ikan, telur, dan buah-buahan dari petani dan nelayan sekitar. Hal ini tidak hanya mendukung ketersediaan makanan bergizi, tetapi juga memperkuat rantai pasok domestik dan memberikan jaminan pasar bagi para produsen pangan lokal. Dengan demikian, MBG menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkelanjutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa hingga saat ini Program Makan Bergizi Gratis baru menjangkau sekitar 3,4 juta penerima manfaat, angka yang masih jauh dari target 82,9 juta orang. Ia menekankan pentingnya percepatan dalam pelaksanaan program tersebut demi mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam kesempatan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada 9 Mei 2025, ia menyoroti perlunya akselerasi lebih lanjut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Zulkifli juga menegaskan bahwa Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo. Presiden mendengarkan aspirasi masyarakat dari wilayah tertinggal, dan segera mendorong percepatan program agar manfaat MBG dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat Indonesia. Kondisi ini dirasakan sebagai beban moral bagi Presiden, sehingga mendorong pentingnya percepatan dalam penyaluran manfaat program tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selain itu, pemerintah mendorong inovasi dalam pengolahan dan penyajian makanan yang sesuai dengan selera lokal namun tetap memenuhi standar gizi. Ini menjadi kunci keberhasilan karena penerimaan program oleh masyarakat sangat bergantung pada faktor selera dan kebiasaan makan. Dengan menggandeng ahli gizi dan koki lokal, MBG dirancang tidak sekadar menyajikan makanan, tetapi juga menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan dan membudayakan pola makan sehat. Adapun Ketua Badan Gizin Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan banyak sekali usul yang masuk tentang mekanisme percepatan Makan Bergizi Gratis. Dengan banyaknya usulan yang diterima, Dadan Hindayana optimistis bahwa program MBG dapat dipercepat jauh melampaui target awal berkat sinergi dan antusiasme masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dalam jangka panjang, keberhasilan MBG ditargetkan tidak hanya menciptakan generasi bebas stunting, tetapi juga mampu meningkatkan performa pendidikan dan produktivitas nasional. Anak-anak yang tumbuh dengan asupan gizi yang baik cenderung memiliki konsentrasi belajar lebih tinggi, ketahanan fisik yang lebih kuat, serta potensi intelektual yang lebih optimal. Oleh karena itu, MBG menjadi investasi negara yang strategis, bukan sekadar program bantuan sementara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah pun mulai mengintegrasikan MBG dengan program-program kesejahteraan lainnya seperti bantuan sosial, kartu Indonesia sehat, dan program keluarga harapan. Integrasi ini memperkuat sinergi kebijakan dan mempercepat pencapaian target pembangunan manusia yang berkualitas. Pendekatan ini juga diharapkan memperkecil ketimpangan antarwilayah dalam hal akses terhadap gizi dan layanan dasar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keberhasilan program ini ke depan akan bergantung pada komitmen kolektif, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, organisasi masyarakat sipil, hingga partisipasi aktif masyarakat. Setiap pihak memiliki peran strategis untuk memastikan bahwa makanan yang bergizi benar-benar sampai ke tangan yang berhak, dikonsumsi dengan layak, dan memberi dampak nyata dalam kehidupan anak-anak Indonesia. Dengan mendorong percepatan Program Makan Bergizi Gratis secara massif dan sistematis, pemerintah menunjukkan langkah progresif dalam membangun fondasi kemajuan bangsa dari aspek yang paling mendasar: kesehatan dan nutrisi generasi penerus.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

)* Penulis adalah Jurnalis Energi di Greenpeace Resources Institute

Related Stories