Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Bukti Ketangguhan Fundamental Nasional

-

Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Bukti Ketangguhan Fundamental Nasional

Oleh: Tiara Nurul Izzawati

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 mencatat hasil yang sangat menggembirakan, yaitu sebesar 5,12 persen secara tahunan. Angka ini melampaui prediksi para ekonom dan analis yang sebelumnya memperkirakan pertumbuhan sekitar 4,8 persen. Pencapaian ini menunjukkan bahwa perekonomian nasional mampu mempertahankan ketangguhan fundamentalnya meskipun menghadapi berbagai tantangan global yang kompleks. Kinerja positif ini menjadi tanda kuat bahwa struktur ekonomi Indonesia terus menguat dan memiliki daya tahan yang sangat baik.

 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud, menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah konsumsi rumah tangga yang tetap kuat. Menurutnya, belanja masyarakat meningkat secara signifikan, terutama didukung oleh kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus fiskal melalui penyaluran bantuan sosial serta insentif ekonomi lainnya. Libur panjang pada kuartal II juga berperan dalam meningkatkan mobilitas masyarakat dan mempercepat konsumsi barang dan jasa. Selain konsumsi, investasi juga menunjukkan pertumbuhan positif dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang naik.

 

Selain itu, ekspor barang dan jasa Indonesia juga mengalami peningkatan signifikan pada periode yang sama. Kinerja ekspor ini sejalan dengan membaiknya permintaan global, terutama dari mitra dagang utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini menunjukkan kemampuan sektor manufaktur dan perdagangan Indonesia dalam memanfaatkan peluang pasar internasional, sehingga memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

 

Dari sisi lapangan usaha, sektor industri pengolahan menjadi pendorong dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. Peningkatan produksi pada subsektor makanan, minuman, tekstil, serta industri kimia dan farmasi menjadi faktor pendorong utama. Permintaan yang semakin meningkat baik dari dalam negeri maupun pasar ekspor berhasil mendorong aktivitas produksi yang lebih intensif. Selain itu, sektor perdagangan besar dan eceran juga menunjukkan perkembangan yang positif, menandakan bahwa daya beli masyarakat tetap kuat. Sektor transportasi dan pergudangan turut mengalami pertumbuhan yang signifikan, seiring dengan meningkatnya aktivitas logistik dan distribusi barang di dalam negeri.

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyambut baik capaian pertumbuhan ekonomi tersebut. Angka pertumbuhan sebesar 5,12 persen ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN maupun G20 pada kuartal II tahun ini. Keberhasilan tersebut menunjukkan ketangguhan fundamental ekonomi Indonesia yang didukung oleh kebijakan ekonomi yang berhati-hati serta reformasi struktural yang terus berjalan. Meskipun menghadapi ketidakpastian global, kondisi ekonomi Indonesia tetap kuat dan optimis mampu mencapai target pertumbuhan sekitar 5,2 persen hingga akhir tahun.

 

Pemerintah akan memprioritaskan peningkatan produktivitas dan daya saing melalui investasi di sektor teknologi, infrastruktur, dan sumber daya manusia. Program vaksinasi yang berjalan secara berkelanjutan turut berperan penting dalam memperkuat pemulihan ekonomi dengan menjaga kesehatan tenaga kerja serta meningkatkan kepercayaan pelaku usaha dan konsumen. Selain itu, pemerintah juga terus berkomitmen untuk memperluas akses pembiayaan dan mempermudah proses berusaha guna menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

 

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, juga menyampaikan pandangan mengenai tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia. Ia menyoroti perlunya penguatan fundamental perekonomian melalui stabilitas harga dan pengelolaan inflasi yang efektif. Meskipun inflasi masih terjaga dalam rentang target, dinamika harga energi dan pangan global harus diantisipasi dengan serius. Bank Indonesia akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga kestabilan moneter sekaligus mendukung kebijakan fiskal yang mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Penguatan sektor perbankan dan keuangan digital menjadi faktor kunci dalam mempercepat pemulihan serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Transformasi digital yang masif akan membuka akses lebih luas bagi masyarakat dan pelaku usaha kecil menengah untuk terhubung dengan sumber pembiayaan dan pasar. Hal ini sejalan dengan strategi nasional dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, yang tidak hanya bergantung pada konsumsi dan investasi besar, tetapi juga mengoptimalkan potensi ekonomi lokal.

 

 

Dalam menghadapi dinamika ekonomi global dan domestik, masyarakat dan pelaku usaha diimbau untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta kemampuan beradaptasi agar dapat memanfaatkan peluang dengan optimal. Sementara itu, pemerintah sebagai pemangku kepentingan utama tentunya akan semakin memperkuat koordinasi dan sinergi antar lembaga untuk memastikan keberlanjutan momentum pertumbuhan ekonomi. Reformasi struktural, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, pengembangan teknologi, serta perbaikan infrastruktur, harus tetap menjadi fokus utama agar perekonomian Indonesia semakin kokoh dan siap menghadapi berbagai tantangan ke depan.

 

 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen pada kuartal II tahun 2025 merupakan bukti nyata bahwa fundamental ekonomi nasional tetap kuat dan mampu bertahan di tengah ketidakpastian global. Dukungan kebijakan pemerintah yang tepat dan responsif, bersama dengan peran aktif berbagai pihak, menjadi kunci utama dalam menjaga dan memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Dengan demikian, optimisme untuk mencapai target pertumbuhan tahunan sebesar 5,2 persen pada tahun ini sangatlah beralasan dan memberikan harapan besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

 

)* Penulis merupakan Pengamat Ekonomi

Related Stories