Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Jadi Bukti Efektivitas Program Nasional

-

Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Jadi Bukti Efektivitas Program Nasional

Oleh : Andika Pramasatya Damadewa

Pada kuartal II tahun 2025, perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 5,12 persen secara tahunan (yearonyear/yoy), angka yang melampaui ekspektasi sebagian besar pengamat dan menunjukkan sinyal pemulihan ekonomi yang semakin kokoh. Capaian ini bukan sekadar data statistik, melainkan buah dari sinergi kebijakan pemerintah dan dinamika perekonomian domestik, indikator bahwa ekosistem usaha telah bergerak menuju arah yang benar.

 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Moh. Edy Mahmud, menyampaikan bahwa dua komponen utama penopang pertumbuhan adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,97 persen yoy dengan kontribusi sebesar 54,25 persen terhadap PDB, serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang tumbuh 6,99 persen. Kombinasi kedua komponen ini menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap kuat, sementara kepercayaan terhadap investasi masih kokoh cerminan lingkungan usaha yang terus dipertahankan pemerintah agar kondusif dan produktif.

 

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang konsisten ini merupakan sinyal positif bahwa daya beli masyarakat tetap terjaga, bahkan di tengah tekanan harga pangan global dan ketidakpastian geopolitik. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa kebijakan pemerintah dalam menjaga inflasi, mendorong distribusi bansos secara tepat sasaran, serta menjaga pasokan pangan nasional telah berhasil memelihara optimisme konsumsi masyarakat.

 

Di sisi lain, lonjakan investasi melalui PMTB menunjukkan bahwa pelaku usaha, baik domestik maupun asing, masih melihat prospek cerah dalam perekonomian Indonesia. Investasi ini tidak hanya menyasar sektor infrastruktur, tetapi juga meluas ke sektor manufaktur, energi terbarukan, serta ekonomi digital. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menciptakan ekosistem usaha yang lebih terbuka, mudah diakses, dan minim hambatan regulasi.

 

Kombinasi antara kuatnya konsumsi domestik dan derasnya aliran investasi ini menunjukkan bahwa pondasi ekonomi Indonesia saat ini sangat kuat dan inklusif. Permintaan domestik yang kokoh menciptakan pasar yang luas, sedangkan investasi yang meningkat mendorong ekspansi kapasitas produksi dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi bukan hanya sekadar angka, tetapi juga berdampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.

 

Menanggapi capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen, Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menilai bahwa angka tersebut mencerminkan sinergi yang kuat antara berbagai komponen utama perekonomian, seperti belanja rumah tangga, belanja pemerintah, dan investasi. Menurutnya, capaian ini merupakan hasil dari berbagai program dan stimulus yang telah dijalankan oleh pemerintah secara konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tercatat bukan sekadar angka statistik, melainkan bukti konkret dari keberhasilan kebijakan fiskal dan upaya menciptakan iklim usaha yang kondusif serta produktif.

 

Lebih lanjut, pihaknya menekankan pentingnya peran pemerintah sebagai pencipta ekosistem pertumbuhan. Pemerintah memiliki tugas untuk memastikan seluruh komponen dapat bertumbuh. Dalam konteks ini, pemerintah tampil proaktif melalui stimulus ekonomi, kebijakan investasi, hingga perlindungan sektor produktif untuk menciptakan harmoni antara permintaan dan penawaran nasional.

 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga sempat menyatakan bahwa perekonomian Indonesia memperlihatkan tren positif dengan capaian 5,12 persen pada kuartal II tahun 2025. Pernyataan beliau memperkuat narasi bahwa arah kebijakan pemerintah baik dari sisi fiskal, investasi, maupun perlindungan sosial tumbuh responsif dan adaptif. Ini merupakan bukti nyata bahwa landasan kebijakan pemerintah dari stimulus fiskal hingga iklim investasi telah membuahkan hasil. Data dari BPS dan konfirmasi dari pejabat negara menegaskan bahwa komponen utama seperti konsumsi rumah tangga dan investasi tumbuh kuat, sementara faktor eksternal tetap dikelola dengan sigap.

 

Capaian ini juga mencerminkan efektivitas berbagai program nasional yang telah dijalankan pemerintah secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Program-program tersebut terbukti mampu menggerakkan ekonomi dari tingkat akar rumput hingga nasional. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah tidak hanya dirancang di atas meja, tetapi benar-benar menjangkau masyarakat luas dan menjadi motor penggerak ekonomi riil.

 

Selain itu, implementasi program-program nasional yang berbasis kebutuhan sektoral dan daerah, seperti hilirisasi industri di luar Pulau Jawa dan pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK), turut menciptakan nilai tambah dan memperluas basis pertumbuhan. Efektivitas kebijakan ini semakin memperkuat daya tahan ekonomi nasional terhadap tekanan global, sekaligus membuka ruang bagi pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan kata lain, pertumbuhan 5,12 persen bukan hanya angka teknis, tetapi cermin dari keberhasilan program nasional yang dijalankan dengan pendekatan terukur dan berdampak nyata.

 

Namun, keberhasilan ini juga merupakan panggilan bagi seluruh elemen bangsa. Sektor swasta perlu terus mendukung ekspansi dan penciptaan lapangan kerja, pemerintah daerah harus memperkuat inklusivitas pemerataan, serta masyarakat secara aktif menjaga semangat konsumsi yang bijaksana serta mendorong produk lokal. Momentum baik ini sebaiknya tidak disia-siakan, justru harus dikembangkan dengan kolaborasi semua pihak.

 

)* Penulis merupakan Pengamat Ekonomi

Related Stories