Presiden Prabowo Pimpin Langkah Tegas Hancurkan Sindikat Narkoba

-

Presiden Prabowo Pimpin Langkah Tegas Hancurkan Sindikat Narkoba

Oleh : Ricky Rinaldi

Presiden Prabowo Subianto menegaskan perang terhadap narkoba adalah perjuangan moral dan nasional yang tidak dapat ditawar. Dalam tahun pertama kepemimpinannya, ia memimpin langkah tegas menghancurkan sindikat narkoba nasional yang selama ini menjadi ancaman bagi masa depan generasi bangsa. Langkah tersebut bukan sekadar simbolik, melainkan strategi komprehensif yang melibatkan penegakan hukum, sinergi antar-lembaga, dan pendidikan publik. Pemerintah di bawah kepemimpinannya memperlakukan peredaran narkoba sebagai ancaman terhadap ketahanan nasional yang harus diberantas secara tegas, sama seperti menghadapi musuh negara.

 

 

 

Dalam acara pemusnahan barang bukti narkoba seberat 214,84 ton, Presiden Prabowo Subianto menegaskan tidak ada kompromi terhadap pelaku jaringan narkotika. Ia menilai penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bukan sekadar tindak kriminal, tetapi serangan terhadap masa depan bangsa yang harus dihadapi dengan kekuatan penuh negara. Pernyataan tersebut menegaskan arah kebijakan pemerintah yang tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga menyentuh akar sosial persoalan narkotika. Ia meminta aparat hukum dan lembaga negara bekerja dengan semangat kolaboratif dan berani menembus batas birokrasi untuk menumpas kejahatan lintas batas.

 

 

 

Koordinasi antar-lembaga semakin diperkuat. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menekankan pentingnya sinergi Polri, BNN, Bea Cukai, dan TNI dalam operasi bersama berbasis data intelijen terpadu. Menurutnya, sindikat narkoba kini menjadi jaringan transnasional dengan kemampuan adaptasi tinggi, sehingga dibutuhkan pendekatan lintas lembaga dan sektor. Strategi “hingga ke akar” diterapkan agar bandar, kurir, dan pendukung logistik dilumpuhkan dari semua sisi hukum, ekonomi, dan sosial.

 

 

 

Pencegahan juga menjadi fokus. Presiden Prabowo Subianto menilai pencegahan sejak dini harus dimulai dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ia mendorong kampung bebas narkoba serta peningkatan program rehabilitasi bagi pengguna yang menjadi korban. Pendekatan ini seimbang antara keras terhadap pelaku kejahatan dan kemanusiaan bagi korban penyalahgunaan, agar masyarakat tidak hanya merasa takut, tetapi juga memahami tanggung jawab bersama.

 

 

 

Kepala BNN Marthinus Hukom menyampaikan bahwa sekitar 3,3 juta orang usia produktif masih terjerat penyalahgunaan narkoba pada 2024. Presiden Prabowo Subianto menilai angka ini sebagai peringatan bahwa bangsa harus segera memperkuat barikade moral dan sosial. Ia menyampaikan bahwa jika narkoba tidak diberantas total, masa depan Indonesia akan terancam, karena generasi muda sebagai penggerak pembangunan dirusak zat terlarang. Hal ini sejalan dengan visinya tentang Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan generasi sehat, tangguh, dan berkarakter.

 

 

 

Peran masyarakat juga ditekankan. Presiden Prabowo Subianto menilai negara tidak bisa memerangi narkoba sendiri tanpa dukungan rakyat. Pemerintah mendorong partisipasi aktif organisasi kemasyarakatan, lembaga pendidikan, tokoh agama, dan media dalam menyebarkan nilai anti-narkoba. Kesadaran kolektif diharapkan menjadi budaya yang memperkuat langkah pencegahan, sementara platform digital dimanfaatkan agar pesan literasi bahaya narkoba menjangkau generasi muda secara luas.

 

 

 

Pendekatan teknologi terus ditingkatkan. Sistem intelijen berbasis data dan pelacakan digital memantau alur distribusi barang haram dari perbatasan hingga pusat kota. Presiden Prabowo Subianto menekankan modernisasi aparat penegak hukum agar tidak kalah dengan modus sindikat yang semakin canggih. Pemerintah menyiapkan investasi dalam peralatan pemindai, pelatihan personel, dan integrasi informasi antar-lembaga untuk memastikan kecepatan dan akurasi setiap operasi.

 

 

 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga menekankan keseimbangan antara penegakan hukum dan rehabilitasi. Ia mengingatkan agar aparat tidak hanya menghukum pengguna, tetapi membuka jalan bagi pemulihan sosial. Pemerintah mendorong pusat rehabilitasi terpadu di berbagai daerah yang memberikan perawatan medis, pelatihan kerja, dan reintegrasi sosial. Pendekatan ini mencerminkan paradigma baru bahwa perang terhadap narkoba bukan hanya menghukum, tetapi juga menyelamatkan warga negara dari lingkaran kejahatan.

 

 

 

Langkah tegas mendapat dukungan luas masyarakat. Banyak kalangan menilai Presiden Prabowo Subianto sebagai presiden pertama yang menempatkan isu narkoba sebagai agenda strategis setara isu pertahanan dan ekonomi. Dengan kepemimpinannya yang disiplin dan berorientasi hasil, publik melihat optimisme baru dalam penegakan hukum. Keberanian pemerintah memusnahkan barang bukti dalam jumlah besar serta mengungkap sindikat lintas negara menunjukkan bahwa negara tidak tunduk pada tekanan ekonomi gelap di balik perdagangan narkoba.

 

 

 

Namun tantangan tetap besar. Sindikat narkoba terus beradaptasi, memanfaatkan jalur laut, udara, dan jaringan digital. Pemerintah terus memperkuat kerja sama internasional dalam intelijen dan pertukaran data. Presiden Prabowo Subianto menegaskan Indonesia tidak boleh menjadi tempat transit atau pasar bagi jaringan narkotika dunia. Setiap pertemuan bilateral dan multilateral dimanfaatkan untuk memperkuat kerja sama pemberantasan narkoba lintas negara.

 

 

 

Arah kebijakan ini menunjukkan bahwa Presiden Prabowo Subianto memandang narkoba bukan hanya kejahatan hukum, tetapi ancaman ideologis yang bisa menghancurkan karakter bangsa. Dengan pendekatan komprehensif antara hukum, intelijen, pendidikan, dan rehabilitasi, pemerintah berupaya menciptakan lingkungan nasional aman dan sehat. Di tengah kompleksitas global dan tantangan sosial, langkah tegas Presiden Prabowo Subianto memberi sinyal kuat bahwa negara hadir melindungi rakyat dari bahaya narkoba. Komitmen ini, bila dijalankan konsisten, menjadi fondasi terwujudnya generasi emas Indonesia yang bersih, kuat, dan berdaulat.

 

 

 

*)Pengamat Isu Strategis

Related Stories