Oleh: Hafyz Marshal (Pakar Komunikasi Pesantren)
Pendidikan pesantren di Indonesia memiliki tradisi yang kaya dan mendalam, di mana penghormatan kepada kiai sebagai figur sentral dalam proses pembelajaran dan kehidupan sehari-hari menjadi nilai yang sangat dijunjung. Berikut adalah opini tentang kehidupan pendidikan pesantren yang selalu mencerminkan penghormatan kepada kiai:
Pendidikan Berbasis Tradisi dan Nilai
Di pesantren, santri diajarkan untuk menghormati kiai sebagai sumber ilmu dan teladan moral. Tradisi mencium tangan kiai tidak hanya menjadi simbol penghormatan tetapi juga mencerminkan nilai-nilai adab dan sopan santun yang diajarkan dalam Islam. Hal ini menanamkan rasa hormat dan kepatuhan yang positif terhadap pemimpin spiritual.
Pemahaman dalam Menghormati Ilmu
Menghormati kiai juga berarti menghargai ilmu yang mereka ajarkan. Dalam budaya pesantren, penghormatan ini mendorong santri untuk lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Mereka diajarkan bahwa ilmu merupakan harta yang berharga dan layak dihormati, dan ini membantu membangun karakter yang mencintai ilmu.
Membangun Hubungan yang Kuat
Interaksi antara santri dan kiai yang berbasis pada rasa hormat menciptakan hubungan yang akrab dan penuh kasih. Kiai tidak hanya berperan sebagai pengajar tetapi juga sebagai pembimbing dan pemimpin spiritual. Hubungan ini memperkuat ikatan komunitas di pesantren dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.
Model Keteladanan
Kiai sering kali menjadi model teladan bagi santri dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan menunjukkan sikap menghormati kiai, santri belajar untuk menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar pesantren. Hal ini penting dalam membangun generasi yang memiliki etika yang baik dan sikap hormat terhadap orang-orang yang lebih tua atau yang memiliki pengetahuan lebih.
Mengajarkan Kesederhanaan dan Rasa Syukur
Tradisi mencium tangan kiai juga mengajarkan santri tentang kesederhanaan dan rasa syukur. Mereka belajar bahwa keberhasilan dalam menggapai pengetahuan tidak lepas dari bimbingan yang diberikan oleh kiai, sehingga mereka diajarkan untuk selalu bersyukur dan rendah hati.
Penghayatan Spiritual
Dalam banyak tradisi, mencium tangan kiai tidak hanya sebagai bentuk penghormatan tetapi juga sebagai ungkapan spiritual. Ini menghubungkan santri dengan nilai-nilai keagamaan secara mendalam, menciptakan kesadaran akan pentingnya bimbingan spiritual dalam perjalanan hidup mereka.
Pendidikan pesantren yang selalu mencium tangan kiai dan menghormati mereka bukan hanya sekadar tradisi. Ini adalah bagian integral dari pembentukan karakter santri dan penguatan nilai-nilai moral yang sangat diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan menghormati kiai, santri tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga pelajaran berharga tentang adab, etika, dan spiritualitas yang akan membimbing mereka sepanjang hidup.
Horor bagi Indonesia adalah ketika bangsa ini lupa bersopan santun dan kehilangan adab.
Horor bagi Indonesia itu adalah, ketika bangsa kehilangan semangat untuk bergotong royong.
Pesantren justru merawat itu, mentradisikan penghormatan pada guru demi memberkahi ilmu yang diturunkannya. Berbakti bersama membangun dan merawat lingkungan itu membentuk mental bangsa dan mandiri.
Jadi gimana, lebih suka memelihara kekurangan ajaran atau membentuk peradaban yang saling menghormati dan mengayomi? Atau Indonesia lebih suka generasi muda yang mager di sosial media, daripada mereka yag turun tangan membangun dan memuliakan lingkunganya?