Setahun Pemerintahan Prabowo–Gibran: MBG dan CKG Wujudkan SDM Sehat, Ekonomi Kuat
Oleh: Ardiansyah Gunawan
Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menandai babak baru dalam sejarah pelayanan publik Indonesia. Dari sekian banyak program unggulan yang dijalankan, dua inisiatif monumental—Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG)—menjadi bukti nyata bahwa negara benar-benar hadir di tengah masyarakat. Kedua program ini tidak sekadar simbol kebijakan populis, tetapi wujud konkret kehadiran pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat: pangan bergizi dan kesehatan yang merata.
Diluncurkan pada awal tahun 2025, Program MBG menjadi terobosan besar yang menyatukan misi sosial, ekonomi, dan kesehatan. Melalui Badan Gizi Nasional (BGN), pemerintah berhasil mengubah konsep bantuan pangan menjadi gerakan nasional untuk memperkuat fondasi kesehatan generasi bangsa. Hingga akhir September 2025, tercatat lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi telah tersaji bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri. Angka yang luar biasa ini mencerminkan betapa seriusnya negara menjadikan kesehatan gizi sebagai investasi masa depan. Presiden Prabowo Subianto berulang kali menegaskan bahwa MBG bukan sekadar program bantuan, melainkan langkah strategis untuk memastikan generasi penerus bangsa tumbuh sehat dan tangguh.
Dampak program ini juga dirasakan secara luas oleh masyarakat. Hingga kini, lebih dari 30 juta jiwa telah menjadi penerima manfaat MBG, mencakup anak-anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Mereka kini mendapatkan akses makanan sehat yang disiapkan dengan standar gizi seimbang setiap hari. Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah membangun generasi muda yang cerdas dan produktif.
Lebih dari sekadar meningkatkan gizi masyarakat, MBG juga menjadi motor penggerak ekonomi rakyat. Data BGN menunjukkan adanya 9.406 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang tersebar di berbagai daerah, menciptakan lebih dari 337 ribu lapangan kerja baru. Petani, peternak, nelayan, hingga tenaga penyaji makanan kini ikut berperan aktif dalam rantai pasok program ini. Presiden Prabowo bahkan memperkirakan jumlah lapangan kerja baru dari MBG bisa mencapai 1,5 juta pada awal 2026. Ini menunjukkan bahwa MBG bukan sekadar kebijakan sosial, tetapi strategi ekonomi yang mampu menggerakkan sektor riil hingga ke desa-desa.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, menjelaskan bahwa dari total anggaran MBG, sekitar 85 persen dialokasikan untuk pembelian bahan baku lokal. Hingga kini, lebih dari 6.400 UMKM telah bergabung dalam rantai pasok MBG, mulai dari petani sayur, nelayan, hingga pengusaha katering daerah. Pemerintah menargetkan setiap dapur MBG dapat menggunakan minimal 60 persen bahan baku dari produk UMKM lokal. Langkah ini bukan hanya memperkuat ekonomi desa, tetapi juga menjamin keberlanjutan rantai pasok dan pemerataan ekonomi nasional.
Dampak positif MBG kini terlihat jelas di lapangan. Petani di Jawa Tengah, peternak ayam di Sulawesi, dan nelayan di Aceh merasakan manfaat langsung karena hasil produksi mereka terserap untuk kebutuhan program ini. Pemerintah membeli langsung bahan baku dari masyarakat, memastikan harga tetap stabil dan pendapatan petani meningkat. Di sisi lain, masyarakat miskin kini memiliki akses terhadap makanan bergizi tanpa harus mengorbankan pengeluaran sehari-hari.
Pemerintah juga memberi perhatian serius pada aspek keamanan pangan. Beberapa insiden kecil yang terjadi di sejumlah daerah dijadikan pelajaran berharga untuk memperkuat sistem pengawasan. Presiden Prabowo secara tegas memerintahkan peningkatan standar operasional di seluruh dapur penyedia makanan, termasuk penggunaan teknologi modern untuk menjamin higienitas. Badan Gizi Nasional kini sedang menerapkan sistem deteksi dini untuk memastikan setiap bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat aman dan layak. Langkah ini menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai prinsip zero insiden dalam seluruh pelaksanaan MBG.
Sementara itu, di bidang kesehatan, program Cek Kesehatan Gratis (CKG) menjadi salah satu inovasi besar dalam pelayanan kesehatan publik. Diluncurkan pada Februari 2025, program ini kini telah menjangkau lebih dari 36 juta warga Indonesia. Melalui CKG, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara gratis di fasilitas kesehatan terdekat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa CKG bertujuan menjaga agar masyarakat tetap sehat dan mencegah penyakit berat sejak dini. Pemeriksaan meliputi tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga kesehatan gigi dan mata, yang menjadi indikator penting kesehatan masyarakat.
Dari hasil pemeriksaan jutaan warga, penyakit gigi, hipertensi, dan kadar gula darah tinggi menjadi masalah yang paling banyak ditemukan. Pemerintah menilai data ini sebagai dasar untuk memperkuat program promotif dan preventif di seluruh fasilitas kesehatan. Kini, program CKG juga menyasar kalangan pelajar lewat kegiatan “CKG Goes to School” agar kesadaran kesehatan tumbuh sejak dini. Tak hanya itu, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memastikan bahwa seluruh awak media mendapatkan layanan pengobatan gratis di RSPPN Pangsar Soedirman sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para pekerja informasi publik.
Dalam satu tahun, duet kepemimpinan Prabowo–Gibran telah membuktikan bahwa pembangunan tidak hanya diukur dari angka pertumbuhan ekonomi, tetapi dari seberapa besar negara mampu menghadirkan keadilan sosial di tengah rakyatnya. MBG dan CKG menjadi dua wajah baru pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik, menempatkan rakyat sebagai pusat kebijakan.
*) Pengamat Kebijakan Sosial