Stimulus Pemerataan Ekonomi Kuartal I 2025, Pemerintah Percepat THR dan Bansos

-

 

Pemerintah mengambil langkah strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mempercepat pencairan tunjangan hari raya (THR) dan berbagai program bantuan sosial. Kebijakan tersebut menjadi bagian dari delapan langkah utama yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto guna menstimulasi pemerataan ekonomi pada kuartal pertama 2025.

 

Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah terus mengupayakan berbagai kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mempercepat distribusi bantuan sosial, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, serta Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD). Dengan kebijakan tersebut, masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah dapat memperoleh manfaat lebih cepat guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.

 

Selain itu, pencairan THR bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pekerja swasta dijadwalkan lebih awal pada Maret 2025. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan perputaran uang di masyarakat menjelang Ramadhan dan Idulfitri, sehingga roda ekonomi di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan jasa, dapat bergerak lebih cepat.

 

Program stimulus Ramadhan-Lebaran yang mencakup diskon tiket pesawat, potongan tarif tol, hingga promo belanja nasional juga akan dioptimalkan untuk memperkuat dampak kebijakan tersebut.

 

Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) yang telah ditetapkan untuk 2024 menjadi salah satu faktor yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan upah yang lebih tinggi, konsumsi rumah tangga yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional diharapkan mengalami peningkatan signifikan.

 

Pemerintah juga menyiapkan paket stimulus ekonomi berupa insentif pajak pembelian properti dan kendaraan listrik, subsidi pajak kendaraan hybrid, serta keringanan pajak penghasilan bagi sektor padat karya. Semua langkah tersebut diarahkan untuk mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi di berbagai lini.

 

Di sektor pertanian, produksi beras nasional mengalami peningkatan yang signifikan. Presiden Prabowo menegaskan bahwa laporan terbaru menunjukkan hasil panen yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya.

 

Dengan ketersediaan pangan yang mencukupi, stabilitas harga bahan pokok diharapkan tetap terjaga, sehingga tekanan inflasi yang dapat menggerus daya beli masyarakat dapat diminimalisir.

 

Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri, turut mengambil peran dalam mendukung agenda pemerataan ekonomi dengan menyusun regulasi terkait Standar Pelayanan Perkotaan (SPP).

 

Standarisasi layanan perkotaan dilakukan guna memastikan akses masyarakat terhadap fasilitas publik yang berkualitas dan berkelanjutan. Dalam prosesnya, metode pengukuran berbasis data dan persepsi masyarakat digunakan agar hasil yang dicapai benar-benar sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan.

 

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengintegrasikan standar tersebut ke dalam Rencana Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan (RP2P) yang menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

 

Di tingkat desa, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto menegaskan pentingnya percepatan pembangunan desa sebagai bagian dari visi pemerataan ekonomi.

 

Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Tentara Nasional Indonesia (TNI), dioptimalkan untuk memperkuat ketahanan pangan desa melalui program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD).

 

Dengan pengalokasian minimal 20 persen Dana Desa untuk sektor ketahanan pangan, desa-desa di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi pangan lokal dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) juga menjadi prioritas dalam strategi pemerataan ekonomi. Pemerintah menggandeng Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menyediakan bahan baku makanan guna mendukung program tersebut.

 

Dengan pendekatan ini, manfaat ekonomi tidak hanya dirasakan oleh penerima bantuan, tetapi juga oleh para petani dan pelaku usaha di desa yang menjadi penyedia kebutuhan pangan. Pemerintah juga mendorong pengembangan desa tematik yang berfokus pada produksi komoditas tertentu, seperti telur, daging ayam, ikan, dan sayuran, sehingga rantai pasokan pangan dalam negeri semakin kuat.

 

Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, Kementerian Desa menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga untuk memastikan Dana Desa dikelola dengan transparan dan akuntabel.

 

Pengawasan yang ketat dilakukan melalui kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Kejaksaan Agung, dan Kepolisian RI. Selain itu, pemerintah turut mendorong terbentuknya pusat pengaduan di kantor desa guna menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi keluarga.

 

Keberlanjutan pembangunan desa juga diperkuat melalui program “No Residu” yang bertujuan menciptakan desa bebas sampah. Kemitraan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dioptimalkan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah di desa berjalan dengan lebih baik, sehingga dampak negatif terhadap lingkungan dapat diminimalisir.

 

Berbagai kebijakan yang diterapkan dalam kuartal pertama 2025 menunjukkan komitmen pemerintah dalam menciptakan pemerataan ekonomi yang lebih merata. Dengan percepatan THR, bantuan sosial, dan berbagai stimulus ekonomi lainnya, daya beli masyarakat diharapkan meningkat, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terjaga pada level yang optimal. Langkah strategis yang diambil tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga dirancang untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan berkelanjutan di masa mendatang. (*)

 

)* Penulis adalah pengamat Sosial Ekonomi

Related Stories