Tembaki Pesawat Trigana Air, KST Papua Patut Diberantas
Oleh : Moses Waker
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua kembali berulah dengan menembaki pesawat Trigana Air di Yahukimo. Meski tidak ada korban jiwa tetapi mereka tetap bersalah karena melakukan penyerangan dan membahayakan orang lain. KST wajib dimusnahkan demi keselamatan warga, baik yang bermukim di Yahukimo maupun di daerah lain di Papua.
Tanggal 11 Maret 2023 terjadi penembakan pesawat Trigana air di Bandara Dekai, Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Pelakunya adalah KST. Peristiwa ini mengejutkan, setelah sebelumnya mereka membakar pesawat Susi Air dan menculik pilotnya yang berkebangsaan asing.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Benny Ady Prabowo menyatakan bahwa pesawat tipe Boeing IL 222 Seri 300 dengan nomor penerbangan PK-YSC ditembak sesaat setelah terbang dari Bandara Dekai sekitar pukul 14.06 WIT.
Pihaknya menerima laporan terkait penembakan pesawat oleh KKB, yang tergolong dalam kelompok teroris itu. Meski demikian, pesawat yang membawa 66 penumpang tersebut tetap mendarat dengan selamat di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo melanjutkan, pesawat ditembaki sebanyak 4 kali saat landing dan 5 kali saat take off. Sekitar pukul 13.35 Wit, melalui HT dari personel Opsnal Polres Yahukimo bahwa telah terdengar bunyi tembakan sebanyak 4 (empat) kali pada saat pesawat jenis Trigana Air (Boing) landing di Bandar udara Nop Goliath Dekai yang berasal dari arah seputaran Kali Brasa Dekai.
Masyarakat mengecam penembakan pesawat Trigana Air karena itu adalah pesawat yang membawa penumpang, bukan pesawat kargo/barang. Bisa saja ada korban luka, bahkan korban jiwa, karena tembakan dari KST. Mereka sangat ngawur karena menembak pesawat dan membahayakan nyawa orang lain.
Oleh karena itu warga Papua sendiri setuju akan pemberantasan KST. Pasalnya, mereka sudah sangat keterlaluan. Para penumpang yang ada di dalam pesawat Trigana Air adalah orang Papua juga. Namun KST seenaknya sendiri menembak pesawat dan menunjukkan bahwa mereka memiliki senjata api.
Sebelum pesawat Trigana Air ditembak, KST telah membakar pesawat Susi Air dan menculik pilotnya. Perusahaan penerbangan ini akhirnya menghentikan bisnisnya untuk sementara di kawasan Papua. Takutnya nanti Trigana Air juga melakukan hal yang sama.
Jika dua maskapai memutuskan untuk berhenti terbang di Papua maka yang rugi adalah warga di Bumi Cendrawasih. Mereka sangat butuh pesawat terbang agar bisa bepergian, karena kondisi geografis di sana yang berbukit dan pegunungan dan tak semua daerah bisa ditempuh dengan jalan darat. Jika tidak ada pilihan maskapai bagaimana bisa mereka beraktivitas?
Saat penerbangan terganggu maka distribusi barang-barang juga terganggu karena pilotnya takut ditembak KST, atau bahkan diculik seperti pilot Susi Air. Masyarakat Papua yang menderita karena kesulitan untuk mendapatkan sembako dan berbagai kebutuhan lain.
Masyarakat mendukung pemberantasan KST dan mendukung TNI serta Polri dalam memburu kelompok separatis tersebut hingga ke akarnya. Warga Papua sadar bahwa kedatangan aparat untuk mengamankan mereka, agar tidak terjadi lagi penembakan pesawat maupun penyerangan terhadap rakyat.
Komunitas Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) memberi dukungan kepada TNI dan Polri demi penegakan hukum yang adil terhadap KST. Tujuannya adalah Papua yang damai dan sejahtera, dan ketika ada KST maka mustahil kedamaian itu ada. Deklarasi ini dihadiri oleh warganet, khususnya milenial, baik yang ada di Papua maupun daerah lain.
Ketua FPMSI Rusdil Fikri menyatakan bahwa tujuan dari deklarasi virtual adalah mengajak masyarakat dan tokoh politik Papua untuk mendukung penegakan hukum terhadap KST. Selain itu, partisipasi dan peran aktif warganet juga bisa dilakukan, dengan mengunggah postingan bernada positif di media sosial.
Tujuan dari unggahan ini agar makin banyak masyarakat yang sadar bahwa pemerintah selama ini sudah memberikan banyak sekali untuk pembangunan Papua. Penyebabnya karena KST selama ini menyebar provokasi dan hoaks, sehingga takutnya masyarakat akan terpengaruh, lantas berbalik memusuhi pemerintah. Padahal kenyataannya pemerintah telah membuat begitu banyak fasilitas untuk Papua.
Dengan partisipasi dan dukungan dari netizen di seluruh Indonesia maka warga Papua optimis penyerangan KST akan berkurang. Penyebabnya karena KST tidak mendapatkan tempat di hati masyarakat dan warga Papua sendiri sudah tahu bahwa kelompok tersebut berbahaya. Mereka tidak bisa menyerang rakyat, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
KST melakukan penembakan pesawat di wilayah Dekai, Yahukimo, Papua. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun masyarakat mengecam mereka karena selalu melakukan penyerangan dan membahayakan orang asli Papua. KST harus diberantas agar tidak mengacau lagi dan warga di Bumi Cendrawasih mendukung penuh pasukan TNI dan Polri yang sedang memburu kelompok separatis tersebut.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Makassar