Tokoh Agama Papua Albet Yoku Inginkan Drama Penyanderaan Pilot oleh KKB Diakhiri
Tokoh agama terkemuka di Papua menyatakan keprihatinan mendalam atas drama penyanderaan Pilot Susi Air yang masih berlangsung oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua. Mereka mendesak KKB untuk mengakhiri drama ini secepat mungkin, dan aparat memastikan keselamatan masyarakat sekitar serta menindak tegas siapapun yang terlibat.
Saat hadir dalam sebuah program televisi hari ini, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama dari Kabupaten Jayapura, Pdt Albert Yoku, mengatakan bahwa pengorbanan para pilot tidaklah kecil untuk bisa membawa peradaban dan pembangunan di Papua pegunungan, karena mereka mempertaruhkan nyawa dengan jalur yang pendek dan cuaca yang kadang buruk.
“Penerbangan-penerbangan bertujuan untuk membuka isolasi dan membawa perubahan di wilayah pegunungan. Kegiatan pembangunan manusia di Papua Pegunungan, dengan penerbangan-penerbangan perintis ini mempermudah para petugas gereja, kesehatan dan barang. Maka memang para pilot itu pahlawan pembuka keterisolasian dan pahlawan peradaban baru bagi orang Papua,” ungkap Pdt Albert.
Pdt Albert juga menuntut KKB Kelompok Egianus Kogoya agar segera membebaskan pilot yang saat ini sedang disandera, karena aksi ini telah merugikan seluruh rakyat Papua yang saat ini sedang merasakan progres pembangunan.
“Karena ini konteksnya sudah tinggi sekali dan berafiliasi pada politik dan militansi, peran yang saya pikir dari tokoh agama, tokoh adat tetap harus mengimbau dan mengingatkan anak Egianus ini, karena ini merupakan tindakan fatalisme terhadap perubahan yang selama ini sudah dibangun,” ujar Pdt Albert.
Pernyataan ini mendapat dukungan dari Pengamat Politik, Ikrar Nusa Bhakti dalam kesempatan yang sama. Ikrar menilai perdamaian di tanah Papua sangat penting.
“Bukan hanya untuk rakyat setempat dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, karena juga untuk internasional karena banyaknya investasi di tanah Papua,” pungkasnya.
Jika memang tidak ada pilihan lain, menurut Ikrar pendekatan keamanan yang digunakan harus dihitung secara matang terhadap apa yang akan terjadi. Pihaknya juga yakin bahwa tokoh agama Papua bisa menyatukan rakyat Indonesia.
“Saya yakin bahwa tokoh agama bisa menyatu dan memiliki visi serta keinginan yang sama dalam menyelesaikan masalah ini, mereka bisa menyelesaikan konflik di adat setempat,” tutur Ikrar.
Sebelumnya, penyanderaan bermula dari disabotasenya pesawat Susi Air pada 7 Februari 2023. Pesawat PK-BVY rute penerbangan perintis Timika – Paro dirusak oleh kelompok separatis TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya. Perusakan dilakukan setelah landing di Lapangan Terbang Apro, Selasa 7 Februari 2023 pukul 06.17 WIT. Saat itu, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom, dalam pernyataan tertulisnya mengaku bertanggung jawab atas sabotase pesawat Susi Air. Pihaknya juga mengaku telah menyandera pilot Philips Mark Methrtens (37) berkebangsaan Selandia Baru itu. Sebby mengatakan mengatakan tidak akan melepaskan sang pilot sampai Selandia Baru dan negara-negara lain bertanggung jawab.