Waspada Provokasi Lanjutan Pasca Demo KNPB, Bersama Wujudkan Stabilitas Kamtibmas
Oleh: Abisai Wamang
Masyarakat diimbau untuk tetap mewaspadai adanya provokasi lanjutan pasca aksi unjuk rasa atau demo Komite Nasional Papua Barat (KNPB), karena hanya dengan bersama-sama secara solid, maka keterwujudan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) akan terealisasi sepenuhnya.
Persatuan dan kesatuan seluruh elemen bangsa merupakan sebuah kunci yang sangat penting untuk bisa mewujudkan stabilitas kamtibmas. Oleh karena itu, hendaknya segenap masyarakat patut terus mewaspadai akan adanya kemungkinan potensi dan risiko provokasi lanjutan, terlebih pasca terjadinya demo KNPB.
Pasalnya, pelaksanaan aksi unjuk rasa atau demo oleh KNPB ternyata berujung ricuh bahkan hingga menyebabkan adanya korban, baik itu dari warga sipil ataupun aparat keamanan. Kerusuhan dalam demo tersebut tidak lain dan tidak bukan karena adanya upaya provokasi dari segelintir pihak tidak bertanggung jawab yang ingin ada gangguan pada stabilitas kamtibmas.
Sebagai informasi, bahwa mereka memang biasanya setiap tanggal 15 Agustus seringkali memperingati sebuah momentum bersejarah, yakni New York Agreement yang berlangsung pada tahun 1962 silam.
Perjanjian New York itu sendiri merupakan sebuah perjanjian oleh Amerika Serikat (AS) untuk pemindahan kekuasaan atas Papua Barat dari Belanda menuju ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA).
Maka dari itu, setiap tanggal 15 Agustus, KNPB mengajak semua pihaknya untuk berpartisipasi dan melakukan aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Mereka terus menyebarkan berbagai propaganda dan provokasi dengan menyebut bahwa bulan Agustus sebagai bulan rasisme.
Selain itu, provokasi yang mereka gaungkan yakni seolah-olah bahwa sampai saat ini masyarakat Papua merupakan rakyat yang terjajah oleh sistem negara kapitalis, sehingga mereka terus menggaungkan demo.
Menyusul adanya provokasi, propaganda dan juga aksi demo yang justru berujung ricuh hingga memakan korban itu, salah satu Tokoh Adat Papua, Herman Yoku meminta dengan tegas kepada KNPB atau siapapun kelompok tidak bertanggung jawab yang menunggangi mereka untuk menghentikan upaya pecah belah tersebut dan menjadikan pemahaman masyarakat terhadap New York Agreement menjadi kabur.
Justru selama ini jika masih saja ada ajakan, provokasi dan propaganda kepada masyarakat yang menolak Perjanjian New York, merupakan upaya untuk menipu masyarakat Papua karena sebagai langkah memutarbalikkan fakta yang ada.
Berkaitan dengan adanya unjuk rasa atau demo yang kemudian berujung pada anarkisme, jelas hal tersebut merupakan sesuatu yang melanggar hukum dan mengganggu ketertiban umum. Alih-alih melakukan hal demikian, justru hendaknya masyarakat bisa secara bersama-sama mengupayakan terwujudnya stabilitas kamtibmas.
Pada bulan Agustus, yang mana masih satu rangkaian dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-79, hendaknya masyarakat memaknai momentum itu dengan baik dan justru tidak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hukum.
Untuk New York Agreement sendiri, sejatinya sudah merupakan sebuah solusi yang sangat nyata bahkan sejak dulu, yakni dengan adanya Otonomi Irian Barat. Bahkan, itu merupakan sebuah pengakuan otonomi pertama yang rakyat Papua dapatkan sekaligus menjadi solusi yang bersifat final dan sah.
Sehingga, bagi masyarakat, khususnya para generasi muda hendaknya bisa lebih berfokus pada masa depan wilayah berjuluk Bumi Cenderawasih itu pada berbagai bidang seperti pendidikan, pembangunan serta memajukan kampung halaman mereka.
Bersama-sama hendaknya seluruh elemen masyarakat mampu menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-79 dengan terus menjaga kedamaian dan ketertiban (kamtibmas) yang kondusif.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Papua Tengah, Dr. Ribka Haluk mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat untuk bisa secara bersama-sama dalam menjaga keamanan dan kenyamanan wilayah.
Semua pihak, baik itu dari pemerintah maupun masyarakat serta aparat keamanan memang perlu bekerja sama untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di daerah masing-masing. Terlebih, pemerintah sendiri juga sudah membentuk adanya daerah otonomi baru (DOB) untuk meningkatkan kesejahteraan warga setempat.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi semua pihak untuk tetap bersatu menjaga persatuan dan kesatuan. Seluruhnya memiliki tanggung jawab yang sama untuk memastikan kehidupan wilayah berjalan dengan baik.
Di sisi lain, Tokoh Pemuda Tabi, Paul Ohee menolak dengan sangat keras bagaimana provokasi dan propaganda dari KNPB karena selama ini justru hasutan demikian dan ajakan untuk berdemo sangat tidak sejalan dengan semangat pembangunan di Tanah Papua.
Tindak tegas dari aparat keamanan kemudian mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh berbagai pihak agar kelompok manapun yang berusaha untuk terus membuat Bumi Cenderawasih tidak kondusif bisa terkendali.
Namun, bukan hanya pemerintah dan aparat keamanan saja, melainkan seluruh elemen masyarakat harus terus bersama-sama dalam mewaspadai adanya upaya sekelompok golongan tertentu yang jelas menunggangi demi kepentingan mereka sendiri sembari terus menyebarkan provokasi dan propaganda pasca demo KNPB. Dengan kebersamaan semua aspek itu, maka bukan tidak mungkin stabilitas kamtibmas akan terwujud dengan maksimal.
*) Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Cenderawasih (Uncen)