Ciptakan Situasi Kondusif di Papua, Apresiasi Penegakan Hukum bagi KST Papua
Oleh : Rebecca Marian
Terus berupaya untuk menciptakan situasi yang kondusif di Bumi Cenderawasih, apresiasi sangat tinggi patut diberikan oleh seluruh masyarakat Indonesia terhadap kinerja para aparat penegak hukum untuk menindak tegas Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.
KST Papua kembali melakukan rangkaian tindakan brutal dan keji. Salah satu aksi terbarunya adalah pembakaran sebuah rumah di samping Tower Telkom di Kampung Kago pada Sabtu (18/2). Tidak hanya itu, KST juga menembaki aparat gabungan TNI Polri yang sedang menjaga masyarakat di Kampung Nipuralome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak.
Kekejaman KST tersebut terjadi saat ingatan publik masih tertuju pada tindakan brutal gerombolan separatis yang membakar pesawat Susi Air pada 7 Februari 2023. Tidak hanya membakar, KST juga menyandera pilot hingga penumpang pesawat naas tersebut.
Sebelumnya, KST juga menembak warga sipil yang berprofesi sebagai pekerja bengkel di kawasan Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah pada Senin, tanggal 30 Januari 2023 lalu.
Bukan hanya itu, namun terdapat pula penyerangan terhadap warga yang dilakukan oleh anggota KST Papua yang dipimpin oleh Numbuk Telenggen pada hari Senin tanggal 23 Januari 2023 lalu. Penyerangan kelompok separatis dan teroris itu akhirnya menewaskan seorang warga dari Sulawesi Selatan.
Sementara itu, rentetan aksi teror juga terus dilakukan oleh KST Papua yang menamakan diri mereka sebagai Kodap XXXV/Bintang Timur, yang mana dipimpin oleh Ananias Ati Mimin di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Tengah sejak awal tahun 2023 ini.
Akibat serangkaian aksi teror yang keji dan terus dilakukan oleh KST Papua tersebut secara brutal, maka membuat masyarakat di wilayah setempat pun menjadi sangat resah. Diketahui bahwa aksi teror yang dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris di Bumi Cenderawasih itu bahkan terjadi sejak 7 Januari 2023, yang mana mereka melakukan penembakan kepada seorang tukang ojek, yang kemudian pada akhirnya langsung memicu terjadinya kontak tembak dengan para aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).
Dengan banyaknya rangkaian peristiwa teror yang terus dilakukan oleh KST Papua, Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menyampaikan permintaan kepada seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih supaya dapat bersinergi dengan menjaga situasi tetap kondusif di Tanah Papua.
Irjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan bahwa supaya masyarakat jangan sampai terhasut dengan adanya isu-isu kemerdekaan yang berasal dari kelompok-kelompok yang memang menginginkan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini, khususnya di Tanah Papua.
Dirinya mengatakan bahwa Polri melalui Kepolisian Daerah Papua tetap menjaga keamanan di Bumi Cenderawasih. Meski dengan seluruh upaya yang dilakukan oleh Polri, namun menurutnya situasi keamanan dan ketertiban di Papua akan bisa stabil jika masyarakat juga terus bersinergi menghalau dan memilah kejadian, serta berita-berita yang beredar, utamanya ketika berita tersebut masih belum jelas kebenarannya.
Menurutnya, menjadi sangat penting adanya pelibatan para tokoh Papua untuk bisa terus memberikan edukasi dan pemahaman kepada seluruh masyarakat, agar tidak mudah mengikuti kelompok-kelompok separatis dan teroris dengan isu-isu kemerdekaan yang digagas oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Kepala Divisi Humas Polri tersebut kemudian mengimbau supaya seluruh masyarakat secara bersama-sama mampu terus memberikan dukungan moril terhadap segala proses penegakan hukum yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menindak tegas KST Papua, serta supaya tidak terjadi penyebaran hoaks. Semua pihak menurutnya harus mampu untuk membangun kerja sama dan komunikasi untuk membuat Papua menjadi lebih baik.
Sementara itu, Danrem 172/PWY, Brigjen TNI Jo Sembiring mengaku bahwa dirinya sangat geram atas seluruh aksi yang telah dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua, khususnya di Pegunungan Bintang Provinsi Papua Pegunungan belakangan ini. Dengan tegas, dirinya memberikan dua alternatif bagi kelompok pimpinan Ananias Ati tersebut yakni untuk segera berhenti membuat teror dan menyerahkan diri atau langsung bersiap-siap untuk ditangkap.
Brigjen Jo Sembiring mengungkapkan bahwa perintah dari pimpinan TNI sudah sangat jelas kepada jajarannya, yakni untuk melakukan pengejaran dan penangkapan. Hal tersebut tentunya dilakukan dalam rangka terus menciptakan situasi yang kondusif di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Danrem 172/PWY tersebut juga menjelaskan bahwa saat ini memang sudah ada langkah-langkah penegakan hukum kepada kelompok separatis dan teroris itu. Menurutnya, para aparat keamanan memang sama sekali tidak bisa membiarkan kelompok tersebut terus melakukan aksi teror mereka, lantaran apa yang telah dilakukan oleh KST Papua sudah sangat tidak manusiawi.
Dengan segala ketegasan yang diungkapkan oleh para aparat keamanan dalam menanggapi KST Papua, memang sudah sangat wajar bila seluruh masyarakat Indonesia memberikan apresiasi setinggi mungkin dalam rangka terus menciptakan kondisi yang kondusif di Bumi Cenderawasih dari segala ancaman akan perpecahan yang sangat mengganggu stabilitas NKRI.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta