IKN Nusantara Gabungkan Konsep Alam dengan Teknologi dan Pemanfaatan EBT
Oleh : Tyas Permata Wiyana
Pembangunan IKN Nusantara benar-benar digagas dengan sangat baik supaya tidak ada negara manapun yang memiliki ibu kota seperti demikian. Bahkan di dalamnya menggabungkan beberapa konsep sekaligus, yakni konsep alam dengan adanya penggunaan teknonolgi pintar dan juga adanya pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Tentunya, Pemerintah Republik Indonesia (RI) memiliki sejumlah alasan tertentu mengapa pada akhirnya memutuskan untuk melakukan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan melakukan perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Mengenai hal itu, Presiden RI, Joko Widodo mengungkapkan sejumlah alasan.
Menurutnya, alasan utama dari adanya pembangunan IKN Nusantara di Kaltim tentunya adalah dalam rangka melakukan pemerataan dari berbagai sisi, seperti pada sisi ekonomi, penduduk hingga dari sisi pembangunan.
Bukan tanpa alasan, pasalnya Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa selama ini seluruh pembangunan berada di Pulau Jawa saja, yang menyebabkan hingga 58 persen produk domestik bruto (PDB ekonomi) di Indonesia berada di Jawa, kemudian sebanyak 56 persen penduduk Indonesia juga ada di Jawa.
Maka, menurutnya Pulau Jawa sudah menjadi sangat padat sehingga memang sangat diperlukan adanya pemerataan pembangunan yang tidak lagi bersifat Jawasentris saja, namun bersifat Indonesiasentris sehingga tidak seluruhnya hanya berpusat di Jawa.
Presiden juga menegaskan bahwa pemindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN di Provinsi Kalimantan Timur bukan merupakan gagasan dirinya. Menurutnya, Presiden ke-1 RI Soekarno telah menggagas pemindahan ibu kota sejak tahun 1960 yang lalu. Kala itu, memang Bung Karno sudah akan memindahkan ibu kota ke Kalimantan, yakni tepatnya di Palangkaraya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menekankan bahwa pemindahan ibu kota bukan sekedar pemindahan fisik terkait bangunan atau gedung-gedung pemerintahan. Melainkan, pemindahan budaya kerja dan pola pikir baru disertai dengan sistem dan sumber daya manusia yang dipersiapkan dengan baik.
Dirinya pun berharap supaya nantinya ibu kota baru bisa benar-benar menjadi sebuah ibu kota yang tidak dimiliki oleh negara lain. Presiden pun meyakini proyek IKN akan rampung dalam 15 hingga 20 tahun mendatang dan IKN menjadi kota pemerintahan. Sedangkan Jakarta, meski tidak lagi menjadi ibu kota negara, Presiden menyebut Jakarta akan tetap diperbaiki dan menjadi kota bisnis, pariwisata, hingga ekonomi.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto menyebutkan bahwa IKN akan diperkenalkan sebagai kota masa depan yang dapat menjadi wajah baru Indonesia dikancah dunia, melalui pengenalan konsep serta penerapan teknologi hijau di IKN, akan menunjang pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) demi tercapainya target Indonesia bebas emisi karbon.
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang listrik merupakan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, baik dalam penggunaan rumah tangga, bisnis, pemerintahan hingga industri. Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan listrik di Kaltim, maka rencananya juga akan dibangun beberapa pembangkit, transmisi, gardu induk dan jaringan distribusi, dengan mempertimbangkan ketersediaan potensi energi primer setempat.
IKN akan diperkenalkan sebagai kota masa depan yang dapat menjadi wajah baru Indonesia di kancah dunia, melalui pengenalan konsep serta penerapan teknologi hijau di IKN, akan menunjang pemanfaatan EBT demi tercapainya target Indonesia bebas emisi karbon.
Di sisi lain, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menambahkan pembangunan IKN harus memperhatikan prinsip konstruksi ramping (lean construction) serta menggunakan building information modelling (BIM) sehingga meningkatkan efektivitas pemanfaatan sumber daya dan mereduksi sampah konstruksi.
Menurutnya, kini pihaknya mendapatkan tugas yang besar dalam pembangunan infrastruktur IKN, yang mengusung konsep Smart Forest City dengan mengedepankan prinsip yang menyatu dengan alam, namun mengaplikasikan tekonologi pintar dan mampu mendorong pemanfaatan energi terbarukan.
IKN, lanjutnya, diharapkan tidak hanya dapat menjadi simbol kemajuan peradaban Indonesia tetapi juga menjadi Kota Paling Berkelanjutan di Dunia. Kementerian PUPR telah berencana menerapkan konsep infrastruktur hijau atau green infrastructure dalam pembangunan IKN Nusantara. Hal ini dilakukan di IKN dengan desain untuk mengangkat konsep pengembangan kota yang cerdas, inovatif, dan inklusif dengan mengedepankan prinsip global dengan kearifan lokal.
Untuk mewujudkan smart metropolis, IKN juga dikembangkan sebagai kota modern untuk memenuhi standar infrastruktur berkelas dunia. Ini juga mengaplikasikan teknologi pintar untuk mewujudkan kota layak huni.
Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan belakangan ini, terlebih tatkala memang terjadinya isu krisis energi. Tentunya, mengetahui seluruh hal tersebut, Pemerintah RI juga terus berupaya dalam pembangunan IKN Nusantara terus memanfaatkan EBT, kemudian juga menggabungkan konsep yang alami dengan penggunaan teknologi pintar.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute