Pemerintah Optimalkan Peran BUMN Dukung Kelancaran Program Makan Bergizi Gratis

-

Pemerintah Optimalkan Peran BUMN Dukung Kelancaran Program Makan Bergizi Gratis

Oleh: Gina Sari Dew

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu inisiatif unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upaya meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah di Indonesia. Program ini tidak hanya mencerminkan komitmen pemerintah untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan produktif, tetapi juga menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Apresiasi atas kolaborasi ini patut diberikan mengingat pelaksanaan program MBG telah menunjukkan hasil yang menggembirakan sejak diluncurkan pada Januari 2025.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menyukseskan program ini. Ia memerintahkan seluruh jajaran kabinet Merah-Putih untuk memperkuat kolaborasi dengan pemerintah daerah agar distribusi dan pelaksanaan MBG dapat menjangkau seluruh pelosok Indonesia. Target jelas telah ditetapkan, yaitu memastikan semua anak sekolah di Indonesia mendapatkan makanan bergizi pada akhir tahun 2025. Hingga saat ini, program MBG telah menyentuh 650.000 anak, dengan proyeksi penerima manfaat yang terus meningkat hingga mencapai 15 juta anak pada bulan September 2025.

Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf menyampaikan apresiasinya terhadap keterlibatan PT Pertamina (Persero) dalam menyediakan energi seperti BBM, LPG, dan jaringan gas untuk mendukung operasional dapur makan gratis. Sesuai arahan Menteri BUMN, setiap BUMN memiliki tugas yang spesifik dalam mendukung program ini. Pertamina, melalui subholding gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), telah memastikan ketersediaan infrastruktur jaringan gas untuk memfasilitasi proses memasak makanan bergizi. Langkah ini tidak hanya mendukung kelancaran program, tetapi juga mencerminkan tanggung jawab sosial BUMN dalam mendukung pembangunan nasional.

Pertamina Group juga telah menunjukkan komitmen tinggi dalam mendukung MBG. Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa sinergi yang dilakukan melibatkan penyediaan energi di seluruh Indonesia.

Dengan memastikan ketersediaan energi, Pertamina mendukung terciptanya pola makan sehat di masyarakat sekaligus membantu membentuk generasi muda yang lebih sehat dan produktif. Kolaborasi ini merupakan contoh nyata bagaimana sektor publik dan korporasi dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih luas.

Di sisi lain, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan hasil efisiensi anggaran tahun 2025 guna mendukung perluasan program MBG. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja negara telah mendorong penghematan pada berbagai sektor, termasuk belanja operasional dan non-operasional. Efisiensi ini diharapkan dapat dialokasikan untuk mendukung program-program yang bersifat produktif, seperti MBG, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat secara langsung.

Sinergi antar pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN dalam program MBG tidak hanya sekadar simbol kerjasama, tetapi juga menjadi fondasi untuk memastikan keberlanjutan program ini. Keterlibatan aktif semua pihak memungkinkan pelaksanaan program berjalan efektif, mulai dari penyediaan bahan pangan hingga distribusi ke dapur makan gratis di berbagai wilayah. Pemerintah daerah, yang memiliki peran penting dalam eksekusi program di lapangan, turut berkontribusi melalui pengelolaan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di wilayah masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan program MBG adalah hasil dari kerja kolektif yang melibatkan berbagai elemen bangsa.

Selain itu, program MBG memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Anak-anak sekolah yang menjadi sasaran utama program ini mendapatkan akses makanan bergizi secara gratis, yang diharapkan dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan kesehatan mereka. Dalam jangka panjang, program ini berpotensi mengurangi angka stunting dan malnutrisi di Indonesia, sekaligus membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat. Dampak positif ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menciptakan generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Keberhasilan program ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat dan berbagai pihak terkait. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam memastikan distribusi yang merata dan keberlanjutan program di daerah terpencil. Oleh karena itu, sinergi yang telah terbentuk harus terus diperkuat, baik dalam aspek koordinasi, pendanaan, maupun pemantauan pelaksanaan program. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa standar kualitas makanan yang disediakan tetap terjaga, mengingat pentingnya kesehatan anak-anak sebagai penerima manfaat utama.

Dalam konteks ini, program MBG dapat menjadi model bagi inisiatif serupa di masa depan, di mana pendekatan kolaboratif menjadi kunci utama. Komitmen pemerintah untuk memperluas cakupan program ini hingga mencakup semua anak sekolah di Indonesia menunjukkan tekad yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dengan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, dan BUMN, program MBG diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju bangsa yang lebih sehat dan sejahtera.

Secara keseluruhan, apresiasi patut diberikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyukseskan program MBG. Kolaborasi yang harmonis antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN menunjukkan bahwa kerja bersama adalah kunci untuk mencapai tujuan besar. Dengan semangat gotong royong dan sinergi yang kokoh, program MBG tidak hanya menjadi solusi untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga menjadi simbol keberhasilan bangsa dalam menghadapi tantangan bersama. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa ketika semua elemen bangsa bersatu, tidak ada tujuan yang terlalu besar untuk dicapai.

*Penulis merupakan mahasiswa Ilmu Gizi


 

Related Stories