Oleh : Alexander Yosua Galen.
Relokasi Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur menjadi magnet bagi para investor. Salah satu sektor yang menjadi daya tarik investasi adalah transportasi.
Pembangunan IK) Nusantara terus menunjukkan progres, beberapa investor tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di mana telah ada beberapa investor yang tertarik untuk berinvestasi dalam infrastruktur transportasi di IKN. Menurutnya, mayoritas Investor berasal dari Asing.
Para Investor yang berminat menanamkan modal di IKN berasal dari India, Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Budi telah bertemu dengan investor dari Korea Selatan secara langsung. Bahkan investor asal Negeri Ginseng tersebut juga telah mengunjungi IKN. Salah satu peluang investasi yang dimaksud Budi adalah pembangunan dan pengoperasian Bandara VVIP IKN, Kalimantan Timur.
Budi mencatat lokasi bandara tersebut berjarak sekitar 10 Km dari Nusantara. Kendati demikian, investasi di Bandara VVIP IKN memerlukan waktu, mengingat para investor harus memeriksa efektivitas bandara VVIP tersebut.
Pihaknya bersama dengan Kementerian PU sudah melakukan pembahasan, nantinya akan dicari kontraktor terbaik dan pada Mei atau Juni 2023 sudah bisa efektif bertemu kontraktornya.
Budi menilai investasi di Bandara VVIP IKN dapat dilakukan dengan dua cara, yakni langsung bergabung saat proses pembangunan atau melalui kemitraan strategis.
Akan tetapi, Budi menilai potensi investasi transportasi yang tidak kalah menarik pada kendaraan elektrik atau EV. Hal tersebut disebabkan oleh mobilitas darat di Nusantara akan fokus pada EV.
Budi mengatakan, penggunaan bus kalau bisa adalah bus listrik, kendaraan sehari-hari EV, dan sebagainya. Kalau bisa dipasok dari dalam negeri. Menurut Budi, EV yang digunakan di IKN minimal memiliki kandungan lokal 50%. Di mana angka tersebut sudah menjadi role of the game yang sudah digariskan oleh Presiden.
Budi juga mengatakan, bahwa pemerintah akan membangun kereta api yang menghubungkan IKN Nusantara, Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepingan dan Kota Balikpapan. Menurutnya, jenis kereta yang digunakan serupa dengan kereta layang yang menghubungkan terminal di Bandara Soekarno-Hatta.
Artinya, kereta tersebut tidak menggunakan rel karena roda yang digunakan bukan besi, tapi karet. Oleh karena itu, Budi menyampaikan kereta tersebut tidak memerlukan rel untuk bergerak.
Kapasitas maksimal penumpang per gerbong kereta tersebut ditaksir hanya 50 orang. Budi mengatakan kereta tersebut dipilih agar total penumpang per perjalanan tinggi dengan waktu antara yang rapat.
Budi menilai investasi dalam konstruksi kereta api tersebut dapat dilakukan di berbagai aspek, seperti jalur kereta hingga pengadaan kereta itu sendiri. Dengan demikian pembangunan kereta tersebut memerlukan dana yang banyak dan teknologi tinggi.
Pihaknya sudah merencanakan pembangunan kereta api tersebut tidak harus selesai pada 2024, tetapi jalur trasenya sudah dikirim melalui surat ke Menteri PUPR. Trase kereta api tersebut berada disamping jalan tol yang menghubungkan Balikpapan, Bandara Sepingan dan Nusantara. Lokasi tersebut dipilih untuk menghindari pembebasan tanah.
Dirinya menyebutan sisa tanah yang diperlukan untuk pembangunan kereta api tersebut tinggal 10-25 Km yang berada di Kota Balikpapan. Adapun, total jalur kereta api tersebut mencapai 40 Km. Untuk menghindari penumpukan prasarana transportasi, kereta api itu tidak langsung dari airport ke IKN tetapi masuk ke Balikpapan dulu setelah itu keluar menuju IKN.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Agraria, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea (Korsel) Won Hee-Ryong mengatakan, setidaknya terdapat 50-an pengusaha dari Korea Selatan yang diboyong ke IKN untuk melihat suasana pembanguan IKN di Kalimantan Timur. Korea Selatan bersedia untuk berkolaborasi dan bekerjasama dengan Otorita IKN dalam mewujudkan Nusantara sebagai kota yang cerdas dan memiliki teknologi yang canggih.
Menteri Won menambahkan bahwa pihaknya akan menyusun langkah-langkah konkret agar kolaborasi dengan otorita IKN dapat segera terwujud. Salah satu contoh langkah konkret yang akan dilakukan adalah capacity building.
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono sangat mengapresiasi niat dari Pemerintah Korea Selatan yang telah berniat untuk berkolaborasi dengan Indonesia dalam membangun Nusantara.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan minimal ada Rp200 triliun investasi yang akan masuk dalam proyek pembangunan IKN pada tahap pertama.
Berkaitan dengan Sektor Transportasi, Menteri Budi Karya juga meningkatkan koordinasi bersama (pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Hal tersebut dilakukan karena koordinasi antara Kemenhub dengan Pemprov DKI Jakarta cukup penting karena trasnportasi Jakarta merupakan rol model bagi kota-kota lain dan menjadi top of mind di masyarakat dengan segala kemudahan dan kesulitannya seperti kemacetan dan lain sebagainya.
Pembangunan IKN terus berprogres menuju smart city, di mana salah satu faktornya adalah kecanggihan transportasi, sehingga dibutuhkan investor asing untuk mewujudkan target tersebut.
)* Penulis merupakan Kontributor Suara Khatulistiwa